Caiden

1.4K 155 23
                                    

Akyra Eunbi Gyan melompat turun dari tunggangan kudanya, kemudian memerhatikan sekitarnya dengan helaan nafas berat.
Ia menolehkan kepalanya, mengusap lembut rahang kuda putih jenis Criolo dengan tatapan sendu.

"maafkan aku bela, karnaku kau harus berlarian sampai sejauh ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"maafkan aku bela, karnaku kau harus berlarian sampai sejauh ini." ujarnya penuh sesal.

Bela mengikik kencang diiringi dengan kedua kaki depannya yang sedikit terangkat, membalas ucapan Eunbi seolah berkata 'aku tak apa, kakiku masih sanggup berlari bersamamu'.

"Bela apa kita mampu bertahan dihutan ini?
Jujur saja aku cukup takut.." ujarnya seraya mengusap kembali rahang bela, sikuda putih kesayangannya.

Ia meraih tali kuda dan membawa bela melangkah beriringan memasuki lebih dalam hutan Ophela, hutan yang disinyalir berbahaya.

"Bela.. Apa kau lapar?" tanya Eunbi seraya menolehkan kepalanya kekanan dan kiri.

Sebuah usalan diceruk lehernya membuat Eunbi terkekeh pelan, ia kembali mengusap rahang Bela lembut lalu kembali menatap jalanan didepannya dengan langkah yang begitu mantap.

"Bertahanlah Bela, kita akan masuk lebih dalam lagi.
Siapa tau didalam banyak buah-buahan yang bisa kita makan, walau sebenarnya aku tidak yakin."

Manik hazelnya terlihat waspada, bahkan pegangan pada tali kuda Bela mengerat seiring dengan langkah kakinya yang memasuki lebih dalam Hutan Ophela.
Langkahnya terhenti kala telinganya mendengar suara aliran air, walau samar tapi ia yakin kalau ada sungai atau mungkin danau jika ia melangkah lebih dalam lagi.
Ia mempercepat langkahnya, kemudian menyingkirkan sulur-sulur daun rambat dari pohon yang menutupi perjalanannya.

"Bela.. Lihat itu, ada aliran air." ujarnya menunjuk aliran air disisi kaki kanannya.

Ia mempercepat langkahnya lagi dan matanya membelalak begitu mendapati sebuah bangunan ditengah aliran sungai yang cukup besar berdiri kokoh.
Walaupun bangunan tersebut tampak tua dan dan tak terurus, tapi Eunbi yakin kalau bangunan tersebut bisa ia tinggali untuk beberapa malam.
Ya setidaknya sampai para pemberontak yang menghancurkan kerajaan dan membunuh seluruh keluarganya berhenti mencarinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinb-LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang