Selamat Membaca....
"Iya gue otw!"ucap seorang laki-laki yang tengah duduk disebuah ruangan kecil yang biasa disebut kamar kos. Dialah Angga si cowok keren yang paling diminati oleh banyak gadis cantik di sekolahnya itu, kecuali Zahra, dirinya masih tetap saja menginginkan Zahra untuk menjadi pacarnya, namun selalu ditolak oleh Zahra karena memang dirinya belum bisa membuka hati untuk Angga.
"Arggghh, ngapain sih pagi-pagi gini gue rindu sama tu cewe! sialan!"
ucapnya dengan emosi yang sedikit meningkat, "Ra, kalau gue bisa dapetin elu, gue ga bakal mainin cewek lagi, sumpah ra!"ucapnya berdialog dengan dirinya sendiri mengutarakan isi hatinya sendiri.Tak selang berapa lama dirinya berargumen dengan diri sendiri, ia melirik ke arah jarum jam, dilihatnya jam menujukan pukul 06:45, dan bel sekolah akan berbunyi 15 menit lagi, karena terkejut dirinya langsung menghentikan dialognya itu dan bergegas keluar dari kamar kosnya lalu menguncinya rapat.
"Sialan!"umpatnya karena merasa ditipu oleh waktu, baru sebentar dirinya disibukkan dengan pikiran tentang Zahra, waktu sudah menunjukkan pukul 06:46, itu benar-benar membuatnya kesal bukan main, ia bergegas menuju ke halte bus karena hari ini Rizal telat untuk menjemputnya.
"Bener-bener apes gue hari ini! Rizal ga jemput, nunggu bus ga dateng-dateng, mana perut keroncongan lagi, eh gue yakin pasti gue bakal telat ni!" ucapnya sembari membuka layar ponselnya sambil mengomel tidak jelas.
"Telolet....telolet!"
Suara klakson dari bus yang sedari tadi di tunggunya berhasil mengejutkan dirinya."Bego lu, tolol!" umpat Angga memarahi supir bus yang sengaja membuatnya terkejut. Supir bus itu memang sudah mengenal Angga karena dia adalah salah satu penumpang langganannya dulu sebelum Rizal mulai mau menjemput Angga."Lah masih idup lu?"ucap supir itu sambil tertawa dari saking senangnya melihat ekspresi Angga.
"Lu kalo ada dendam sama gue langsung ngomong, jangan buat gue kejang-kejang disini!"ucap Angga sambil membuka pintu bus itu dan langsung masuk sembari duduk ditempat duduk berdampingan dengan supir itu."Lumayanlah hiburan waktu pagi, jarang-jarang gue liat lu kaget, haha!"ucap supir bus itu masih dengan tawanya yang meledak melihat Angga yang kesal.
"Gila lu!"ucap Angga masih dengan wajah kesalnya, "Oh jadi gini ya, kalo orang cakep kaget, haha!"ledek supir itu sembari menyalahkan mesin bus nya, "Kenapa?"tanya Angga masih mempertahankan wajah juteknya, "Gapapa sih, lucu aja kaya ikan pari, haha!"ucap supir tadi dengan tawanya yang masih meledak-ledak. "Gak lucu!"ucap Angga sinis membuat supir itu kembali pada pekerjaannya dan berhenti tertawa.Supir itu masih muda dengan gayanya yang mudah bergaul dengan para penumpangnya membuat busnya tidak pernah sepi, Angga adalah salah satu penumpang yang paling dikenal dan akrab olehnya, sehingga sudah ia anggap adik sendiri.Maka wajar jika Angga dan supir itu sering bercanda.
Tak selang beberapa lama kemudian bus itu berhenti disebuah halte bus didekat sekolah Angga, Angga langsung turun tanpa membayar dirinya masih kesal terhadap tingkah supir itu, "Woy, bayar dulu!"ucap supir itu namun hal itu tidak digubris oleh Angga yang sudah berlalu meninggalkan bus itu."Gila! bisa tekor gue!"ucapnya lalu mulai menancapkan gas dan beranjak pergi.
Angga tidak begitu peduli dengan supir itu, ia juga tidak begitu peduli dengan sekolah yang sudah mulai sepi karena bel telah berbunyi sedari tadi.Angga mulai berjalan menelusuri lorong-lorong sekolah itu hingga dirinya berhenti disebuah ruang kelas yang terdengar sedikit gaduh.Ia langsung memasukinya tanpa basa-basi lagi.
Dan benar saja, kondisi kelas sangat berantakan akibat ulah teman-temannya, didalam kelas tidak terlihat adanya seorang guru yang mengajar, dia masuk dan ingin segera duduk dibangkunya, namun niatnya diurungkan karen ia melihat kejanggalan, Dimana Zahra?
Tanpa berpikir panjang ia menuju ke arah bangku Zahra, dilihatnya Anastasia yang sedang duduk dengan tatapan kosong, ia langsung mendekati Anastasia.
"Nas!"ucap Angga, namun ucapan itu tak digubris oleh Anastasia, Anastasia masih diam tidak bergeming dari posisinya, ini kali pertamanya Angga menyapa kepada Anastasia setelah sekian lamanya."Nas, hallo!"ucap Angga sambil melambai-lambaikan tangannya di depan mata Anastasia membuat Anastasia tersadar dari lamunannya.
"Eh..anu.. apa?"ucap Anastasia yang gugup, karena memang Angga baru kali ini berani untuk berbicara dengan Anastasia."Hmm, Zahra kemana?"ucap Angga sambil menatap Anastasia penuh harap akan mendapatkan jawaban."Kan dia lagi ikut lomba matematika, pak Arya ga ngajar karena lagi nemenin Zahra ikut lomba!"ucap Anastasia namun masih dengan tatapan mata kosong.
"Oh gitu ya, yaudah kalo gitu, makasih ya, maaf ganggu!"ucap Angga sambil berlalu meninggalkan Anastasia sendiri lagi, Septa berhasil melihat kejadian itu yang membuatnya emosi namun ditahan dan lebih memilih untuk menemui Anastasia.
"Nas!"ucap Septa yang muncul dari arah belakang Anastasia, Anastasia tidak memperdulikan itu dirinya tengah asik dalam pikirannya sendiri. "Nas!"ucap Septa lagi, dan kali ini berhasil membuat Anastasia tersadar. "Lu kenapa? ngelamun aja?"ucap Septa sembari duduk disebelah Anastasia, "Gapapa!"ucap Anastasia singkat.
"Angga ngapain kesini?"tanya Septa, dirinya takut jika Angga akan menyakiti Anastasia lagi, "Gaada, dia cuma nanya Zahra!"ucap Anastasia sambil melirik kearah kekasihnya itu. "Oh iya, lu kenapa sih?"ucap Septa sambil menatap Anastasia simpati, karena ia melihat Anastasia ada beban yang tengah ditanggung oleh kekasihnya itu, Dari sorot matanya saja itu sangat menggambarkan kesedihan Anastasia.
"Gue cuma ada masalah sedikit kok sama mama!"ucap Anastasia, air matanya mulai mengalir karena tak kuasa mengingat kejadian saat itu, sungguh itu adalah mimpi buruk yang tidak pernah ingin diimpikan oleh siapapun."Cerita ke gue, siapa tau gue bisa bantu elu!"ucap Septa sembari meraih wajah Anastasia dan berusaha memalingkan wajah gadisnya itu agar dia menatapnya.
"Gue cuma mau ngomong sama Zahra, sep!"ucap Anastasia semakin tersedu-sedu, Septa yang sangat tidak tega melihat kondisi Anastasia langsung merangkulnya dan disambut hangat oleh balasan Anastasia yang memang sudah tidak tahan lagi menyembunyikan segalanya, Anastasia menangis dalam dekapan Septa, ia meluapkan semuanya dalam dekapan hangat itu.
"Sabar Nas, gue yakin elu kuat, jangan lemah, gue selalu ada disaat lu butuh gue, please ayo cerita!"ucap Septa sembari mengelus-elus kepala Anastasia dengan sangat lembut, air mata gadis itu semakin menjadi, namun dirinya tidak mau terus terusan berada dalam kesedihan, ia mendorong Septa perlahan dan memalingkan wajahnya.
"Gue mau sendiri, Sep!"ucapnya lirih, melihat itu Septa sangat mengerti jika Anastasia tidak mau diganggu sekarang, dirinya pergi meninggalkan gadis itu sendiri dibangkunya, dan kembali ke tempatnya, Keadaan kelas sangat kacau, suara gaduh terdengar sangat memekakkan telinga, namun tetap saja dalam hati Anastasia terasa kosong, sepi dan senyap, tidak ada kebahagiaan hari ini, lalu kapan badai ini akan cepat berlalu dari hidupnya?
___________~°-°~____________
Halo...gimana ceritanya?
jangan sampe ketinggalan kisah selanjutnya ya....
Jika ada saran dan kritikkan bisa kalian tulis dikolom komentar....
Jangan lupa vote dan komennya....
TERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Teen FictionSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...