Zahra [ Bab 13 ]

83 9 0
                                    

Selamat Membaca...

Zahra bergegas menuju kekelasnya, karena bel akan berbunyi. Sudah banyak siswa yang datang, tidak seperti tadi pagi yang hanya ada dirinya, pak Arya dan tukang kebun sekolah. Sekarang suasananya ramai sekali. Zahra berpikir pasti dikelas sudah ramai dengan teman temannya.

Namun belum sempat ia sampai dikelasnya ia mendengar suara seorang perempuan disebuah ruangan yang baru saja dilihatnya. Entahlah mungkin Zahra kurang memperhatikannya hingga ia tidak menyadari ada sebuah ruangan didekat kamar mandi putra itu. Suara itu adalah suara seorang perempuan yang berteriak dengan suara yang seperti ditahan.

"Sudah..."pekik suara itu,seketika langkahnya terhenti, karena penasaran Zahra memberanikan diri untuk mendekat kearah pintu itu. Pintu yang bercat warna hijau tua itu sangat besar sekali dibanding pintu pintu yang lain. Pintunya tertutup rapat maka dari itu Zahra harus berusaha untuk membukanya, karena rasa penasarannya yang tinggi Zahra berhasil membuka pintu itu dengan sangat hati-hati.

saat ia berhasil membuka pintu itu,ia langsung disuguhkan dengan peristiwa yang tidak mengenakan, langkahnya seketika terhenti, jantungnya berdegup kencang, keringat dingin mengucur dari dahinya, matanya terbelalak melihat kejadian yang sedang terjadi didepan matanya. Tanpa meninggalkan suara sedikit pun Zahra menutup pintu itu lagi dengan sangat perlahan dan langsung berlari sekencang kencangnya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya, air matanya hampir terjatuh. Ia menuju ke arah toilet wanita yang berada jauh dari tempat itu.

Ketika ia sampai ditempat tujuannya ia langsung masuk kedalam toilet itu, nafasnya tersengal , air matanya tak mampu dibendung lagi, ia menangis sejadi jadinya dikamar mandi, ia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Apa yang dilakukannya..." ucap Zahra pada dirinya sendiri sambil menangis.

"Dia melakukan hal itu? tapi mengapa? apa yang sedang ia pikirkan? apa dia sudah gila? apa dia tidak memikirkan apa yang akan terjadi? mengapa harus aku yang melihat kejadian ini?

#Anastasia POV

"Duuuuh, Zahra kemana sih?" ucapnya kesal.

"Ada apa sih?" tanya Septa kepada kekasihnya itu.

"Zahra, ini udah jam berapa coba dan dia belum dateng. Maunya apa sih tu anak?" ucap Anastasia masih terlihat geram.

"Yaudalah sih, mungkin dia masih diberi materi oleh pak Arya. Dia kan ikut lomba matematika." jelas Septa kepada Anastasia.

"Gila tu guru, ngasi tugas ga tanggung tanggung, untung aja bukan gue yang dipilih." ucap Anastasia terlihat sangat senang.

Memang setiap ada lomba matematika Anastasia lah yang menjadi perwakilan sekolah itu, namun untuk tahun ini mungkin pak Arya punya pilihan lain selain dirinya.

Kringggg... kringggg...

Bel telah berbunyi semua siswa memasuki kelasnya masing masing. Anastasia dan Septa mulai mengambil posisi dibangku mereka masing masing.

Hari ini pelajaran bahasa inggris lintas minat yang akan diajari oleh seorang guru cantik. Guru itu merupakan guru paling muda diantara guru yang lain. Namanya adalah bu Risma. Bu Risma sangat baik dan sangat disenangi oleh seluruh siswa karena cara mengajarnya yang sangat unik. Ia akan membuat sebuah permainan dalam setiap materinya agar tidak terlalu tegang dan semua materi bisa masuk kedalam otak.

Guru itu masuk kekelas sebelas Mipa satu, dengan busananya yang rapi dan wajahnya yang selalu ceria.

"Good morning students?" ucap bu Risma ketika hendak masuk kekelas itu. Dengan wajahnya yang masih tersenyum ia berjalan dengan santainya menuju ke kursi yang berada dibagian paling depan yang merupakan kursi khusus guru.

Grief for Zahra's life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang