Zahra [ Bab 16 ]

90 7 0
                                    

Selamat Membaca...

"Ini rumah lu, ra?" ucap Anastasia yang terlihat sangat kagum atas keindahan rumah Zahra. Rumahnya memang sangat sederhana. Namun suasana didalam rumah itu sangatlah sanggup untuk mendamaikan suasana hati yang sedang kalut.

"Iya, kamu suka?" ucap Zahra sambil tersenyum kepada Anastasia. Zahra tau jika rumah Anastasia tidak akan seindah dan setentram itu. Walau rumah Anastasia sangat besar, namun itu semua serasa sempit bagi Anastasia, karena pertengkaran dari orang tuanya dan tak ada keharmonisan sama sekali dalam rumahnya.

Zahra beruntung sekali memiliki orang tua seperti Abi dan Ummi nya meskipun mereka tidak sekaya orang tua Anastasia. Setidaknya mereka selalu memberikan apa yang Zahra inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang. Berbeda jauh dengan Anastasia yang jarang sekali bahkan tidak pernah mendapatkan sedikit kasih sayang dari orang tuanya.

"Iya. Gue ngerasa adem banget nii ati!" ucap Anastasia sambil menelusuri setiap ruangan demi ruangan didalam rumah itu.

"Iya. Karena dirumah ini selalu diisi dengan pengajian. Aku, abi dan ummi selalu mengaji setiap selesai maghrib." ucap Zahra mencoba untuk menjelaskan.

"Rumah gue besar kok, tapi gue ga betah disana!" ucap Anastasia sambil duduk disebuah sofa diruang tengah sambil memakan makanan yang tersedia diatas meja.

"Iya, abi selalu bilang membaca al-quran selalu melapangkan hati yang sempit. Sebenernya sih, bukan rumahnya yang kurang besar, tapi hatinya yang terlalu sempit. Maka dari itu aku selalu membaca al-quran supaya rumah ini selalu terlihat sangat leluasa!" ucap Zahra yang ingin berbagi ilmu dengan sahabatnya itu.

"Papa ga pernah ngomongin tentang agama, dia selalu nyalain mama dan ga pernah peduli sama gue. Maka dari itu sekarang gue udah lupa caranya ngaji apalagi sholat!" ucap Anastasia dengan mimik muka sedih.

"Yaudah. Sebentar lagi kamu sholat berjamaah yuk sama aku!" ucap Zahra mencoba untuk menenangkan Anastasia.

"Lain kali aja deh. Gue ga bisa sekarang, lagi dapet!" ucap Anastasia yang memang benar benar tidak bisa sholat waktu itu. Sayang sekali kesempatannya untuk sholat setelah beberapa tahun tidak sholat harus terlewatkan begitu saja.

"Yah gapapa deh. Nanti kalo selesai, aku janji akan mengajari kamu untuk sholat. Oke!" ucap Zahra kepada Anastasia mencoba menghibur sahabatnya itu.

Mereka berdua pun duduk diruang tengah sambil menonton televisi. Zahra hanya sedang menunggu adzan maghrib berkumandang saja. Sedangkan Anastasia tidak menunggu apapun. Ia hanya termenung karena memang tidak ada yang mereka bahas.

Allahuakbar... Allahuakbar...
Allahuakbar... Allahuakbar...

Tak selang berapa lama,adzan ditelevisi yang sedang menyala itu pun berkumandang dilanjutkan dengan adzan dari masjid masjid terdekat disekitar rumah Zahra.

"Aku mau sholat dulu ya, kamu mau ikut aku ke kamar ga?" ucap Zahra kepada Anastasia yang sedang memakan kue dan matanya masih fokus pada acara televisi kesukaannya.

"Iya. Gue disini aja!" ucap Anastasia tanpa melihat kearah Zahra. Zahra hanya tersenyum dan langsung bergegas meninggalkan Anastasia menuju ke arah kamar mandi yang dekat dengan dapur.

Mungkin kalian berfikir jika Anastasia sangat tidak peduli dengan dirinya,sebenarnya hatinya menangis ketika Zahra menyuruhnya untuk sholat. Jujur saja orang tuanya tidak pernah menyuruhnya untuk sholat, tapi orang tua Zahra sangat sempurna dimata Anastasia.

Orang tua Zahra mau memberikan sedikit perhatiannya kepada putrinya hanya untuk sekedar sholat saja, pasti abi dan ummi sangat menyayangi Zahra

Memikirkan hal itu benar benar membuat dada Anastasia serasa sesak. Ingin rasanya ia membalikkan waktu dan jika ia bisa meminta kepada tuhan. Ia ingin dilahirkan didalam keluarga seperti Zahra, walau sangat sederhana namun orang tuanya sangatlah sempurna bagi Anastasia.

Grief for Zahra's life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang