Selamat Membaca....
"Wa'alaikumus salam, siapa?"
"Saya Aldi bu, saya mendapatkan nomor Ibu dari handphone Zahra." Balas Aldi tertekan ketika mendengar suara lembut Ummi. Hatinya benar-benar sakit saat itu, ia sendirian. Tak ada satupun orang yang dapat diandalkan.
"Oh, Aldi siapa ya?"
"Sa-saya, saya Aldi putra dari Pak Arya, bu." Balasnya terbata.
"Mashaa Allah, Pak Arya punya anak juga ya? Alhamdulillah, oh iya apa kabar di sana? Apa semua baik baik saja? Dimana Zahra, Ummi kangen banget sama dia."
"Zahra." Aldi tidak mampu melanjutkan kata katanya, ia khawatir itu akan membuat wanita itu terkejut dan merasa sedih atas peristiwa yang baru saja dialami Zahra.
"Iya, Zahra. Di mana dia, nak?" Tanya Ummi begitu cepat tak sabar ingin mendengar suara putrinya.
"Zahra... Za-Zahra, Zahra ada di rumah sakit." Balas Aldi gagap. Ia mengusap wajahnya kasar. Hatinya begitu tidak karuan setelah mengatakan pernyataan itu.
"Ma-maksud kamu apa nak? Zahra kenapa? Dia sedang apa di rumah sakit? Zahra baik-baik saja kan?" Tanya Ummi gagap. Tampak sekali dalam nada bicaranya Ummi sedang tidak baik-baik saja. Ia bahkan langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa berkata apa apa lagi.
Aldi tak kuasa mendengar ucapan kekhawatiran dari Ibunda Zahra itu. Ia langsung memutus sambungan telepon dan mengirim sebuah pesan berupa lokasi tempat dirinya berada. Tidak ada balasan dari Ummi, namun tanda centang biru telah muncul yang berarti pesan itu telah terbaca oleh Ummi.
Aldi bimbang, tidak pernah dirinya di hadapkan oleh kondisi dan situasi yang seperti ini. Ia menyandarkan tubuhnya di tembok rumah sakit, matanya tertutup, sesekali ia menarik nafas panjang. Pertama Ibunya, lalu Zahra, dan sekarang Anastasia. Apa yang coba Tuhan tunjukkan padanya, sehingga ia harus berada di situasi yang cukup berat sekali.
"Maaf?" Ucap seorang Dokter yang baru saja keluar dari kamar Anastasia, membuat Aldi perlahan membuka matanya bingung.
"I-iya?" Balas Aldi terbangun dari posisi duduknya menghadap ke arah laki-laki muda berpakaian serba putih itu.
"Jika boleh tau, saudara punya hubungan apa dengan pasien bernama Anastasia?" Tanya Dokter tersebut memancarkan ekspresi resah.
"Sa-saya teman pasien, ada apa, Dok? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Aldi gugup. Baru saja hatinya sedikit tenang, kini detak jantungnya kembali berdegup kencang ketika melihat ekspresi sang Dokter.
"Apakah tidak ada pihak keluarga yang bisa saya ajak berkomunikasi?" Tanya Dokter mulai serius. Aldi bingung harus berkata apa, ia tidak mengenal Anastasia. Hanya Zahra yang tau, Anastasia adalah sahabat Zahra, dia yang tau nomor orang tua Anastasia. Pada saat yang sama, Aldi memandangi handphone Zahra, dibukanya ponsel itu, lalu ia pun mencari kontak keluarga Anastasia di dalam handphone Zahra.
Aldi berpikir jika Zahra tidak mungkin tidak menyimpan nomor ponsel keluarga Anastasia. Pasalnya Aldi tau jika hubungan antara Zahra dan Anastasia cukup dekat.
"A-ada apa, Dok? Saya akan menelepon nomor keluarga Anastasia jika diperlukan. Tapi, boleh saya tau? Apakah terjadi sesuatu yang serius pada Anastasia?" Tanya Aldi tidak sabar ingin mendengar ucapan sang Dokter.
"Iya." Ucap Dokter membuat jantung Aldi tidak henti hentinya berdegup kencang.
"Ada apa, Dok?" Tanya Aldi gagap, ia tidak sangguo harus mendengar sesuatu yang buruk terjadi pada Anastasia.
"Kondisi kandungan Pasien dalam bahaya, benturan keras yang diterimanya tadi membuat air ketubannya pecah yang akan mengakibatkan sesuatu yang buruk akan terjadi pada kandungannya jika bayi itu tidak segera dilahirkan. Namun, di sisi lain, Pasien masih sangat muda untuk melahirkan secara normal, tubuhnya begitu lemah, hal ini juga bisa berakibat fatal bagi pasien, akibat terburuknya yaitu kematian. Maka dari itu, tolong cepat hubungi keluarga pasien, kami selaku pihak rumah sakit ingin meminta surat persetujuan untuk melakukan sebuah operasi cecar untuk kandungan pasien." Tegas Dokter membuat Aldi benar-benar tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Roman pour AdolescentsSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...