Zahra [ Bab 41 ]

79 8 2
                                    

Selamat Membaca....








"Kok ummi jadi ga tenang ya bi? takut Zahra kenapa-napa!" ucap ummi sambil mengelus dadanya yang memang sedari tadi siang tidak berhenti berdegup kencang dan was-was.

"Ah sudahlah ummi, kan ummi sendiri yang bilang kalau Zahra lagi di rumah Anastasia, lagipula Zahra baru pertama kali keluar rumah, dan itupun ke rumah Anastasia buat nemenin dia, jadi ummi yang tenang ya!" ucap abi kepada ummi, abi tidak tega melihat ummi kepikiran kepada Zahra terlalu keras, abi juga tidak tega melihat ummi harus terlihat sedih, maka dari itu abi berusaha untuk menenangkan ummi.

"Lah justru karena itu bi, ummi takut karena ini pertama kalinya Zahra keluar. Ya Allah, emang abi tidak.khawatir dengan putri kita?" ucap ummi mengeluarkan seluruh perasaan risaunya.

"Ummi percaya sama Allah kan?" ucap Abi di balas dengan anggukan ummi pertanda setuju.

"Ya sudah kalau begitu, serahkan semuanya sama Allah, Allah bakal jaga Zahra kok, lagipula Zahra anak baik-baik dia tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh ummi!" ucap Abi sembari merangkul ummi dengan penuh kasih sayang, dirasakannya kekhawatiran ummi pada putri semata wayangnya itu. Sungguh besar cinta kasih seorang ibu, ia tetap saja memikirkan anaknya walau anaknya tengah jauh darinya.

Ummi mengangguk lalu dengan senang hati dirinya pun menyandarkan kepalanya di pundak Abi, dengan begitu kerisauannya akan hilang, bahu suaminya memberinya kekuatan. Ummi mulai tenang dan tidak memikirkan apapun lagi, dirinya percaya jika Zahra baik-baik saja. Ummi mencoba untuk berbaik sangka dan memperbanyak bacaan istighfar dalam hati agar dirinya bisa tenang.

# Zahra POV

Zahra memasuki ruangan yang gaduh itu dengan langkah gontai. Dirinya masih belum bisa meyakinkan dirinya untuk memasuki tempat itu, namun bayangan kemarahan dan penderitaan Anastasia masih membekas dalam kalbu menyiratkan luka dari sahabatnya itu yang bisa ia rasakan, hal itu yang membuatnya yakin jika dirinya harus masuk.

Tanpa ragu-ragu lagi Zahra pun memasuki ruangan itu, ketika dirinya telah berada di dalam begitu terkejutnya ia. Tempat itu lebih bising daripada ketika dirinya tengah berada di luar tadi. Lampu warna-warni menghiasi setiap titik di ruangan itu, banyak sekali orang di sana sampai-sampai Zahra merasa sesak ketika telah sampai di dalam, semua orang berpakaian sangat minim, semua orang berjoget dengan gaduhnya, seorang perempuan dengan baju singlet nya dan celana jeans yang memperlihatkan paha mulusnya, sibuk memutar musik keras itu sambil berjoget penuh tawa ria.

Tempat apa ini ya tuhan, orang-orang dengan bebasnya bisa mengumbar aurat, semuanya saling berciuman satu sama lain tanpa memperhatikan larangan agama, semuanya berjoget ria dengan lawan jenis, dan suara bising dari lagu itu berhasil membuat telinga sakit. Etika benar-benar tidak tertanam subur di tempat seperti ini.

Zahra memperhatikan sekitar hingga tanpa sadar dirinya menjadi pusat perhatian. Semua orang di sana sangat aneh dengan kehadiran Zahra di tempat itu. Bagaimana bisa seorang gadis yang mengenakan kerudung bisa sampai tersesat di tempat maksiat seperti ini?,

Zahra di tatap oleh setiap orang yang heran dan merasa aneh dengan kehadirannya. Namun apalah mereka, walau awalnya mereka begitu terkejut karena melihat seorang gadis cantik berjilbab kini mereka pun memutuskan untuk tidak peduli, dan melanjutkan aktivitas seperti biasa. Berjoget dan berdansa di tempat itu.

Zahra melihat ke kanan dan ke kiri mencari-cari seseorang yang tengah ia kejar tadi, Dini dengan senang hati dan tanpa perasaan sama sekali langsung meninggalkan gadis polos itu sendirian. Dini kemudian menuju ke arah sekumpulan orang yang tengah duduk disebuah tempat yang menjual minuman keras.

Zahra yang tidak sadar dengan kepergian Dini kebingungan bukan main, dirinya tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Dini, dirinya dengan tega meninggalkan Zahra sendirian di tempat seperti itu?  Zahra bagaikan orang buta yang mencari jalan keluar, Dini hanya bisa memperhatikan Zahra dari jauh.

Zahra kebingungan, Zahra ingin keluar tapi dirinya tidak tau dimana pintu keluar, suasana yang hiruk pikuk membuat Zahra semakin kacau. Dirinya tidak bisa berpikir jernih, matanya masih tetap mencari-cari Dini. Namun sayang Dini tidak di temukannya. Sebaliknya matanya malah melihat sosok perempuan cantik yang sangat ia kenal.

Ya dirinya melihat Anastasia dengan baju dress berwarna biru muda, Anastasia bersama seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya, Anastasia juga tengah memegang sebuah botol minuman keras di tangan kirinya. Anastasia terlihat sangat mabuk kala itu. Dirinya sampai meletakkan kepalanya di atas meja dari saking peningnya.

Sesaat dirinya merasa senang melihat Anastasia berada di sana. Namun dirinya juga merasa bersalah melihat kondisi Anastasia yang sangat memprihatinkan itu. Anastasia berada di tempat ini dengan minuman keras di tangannya, sefrustasi itu kah dia, dia benar-benar mengalami depresi dan sedikit kehilangan akal. Tapi apa dia harus berada di tempat mengerikan ini dengan minuman itu ditangannya?

Pikiran Zahra kacau kala melihat sahabatnya berbuat hal yang mengerikan seperti itu, dirinya kemudian berinisiatif untuk menuju ke arahnya dan membawanya pulang, tapi siapa laki-laki di sebelah Anastasia itu?

Zahra tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena terhalang oleh orang-orang yang tengah berjoget diiringi alunan musik yang mampu memekakkan telinga.

"Temen lo?" tanya seorang gadis cantik sembari menghisap rokoknya.

"Bukan, cuma gue masih ada urusan sama dia!" ucap Dini santai dan langsung menuangkan minuman ke gelas berukuran mini miliknya.

"Urusan apa?" tanyanya lagi dengan ekspresi wajah yang tebilang monoton tanpa ekspresi masih menghirup rokok sambil sesekali meminum minuman keras dalam botol langsung ke mulutnya.

"Rizal!" ucap Dini sambil mengambil posisi duduk dan masih memperhatikan Zahra.

Tak selang berapa lama seorang lelaki cungkring dengan gaya khasnya menghampiri. Rizal datang bersama Angga dan Dito, mereka bertiga lantas menyapa Dini.

"Udah sampe aja lu?" ucap Rizal sembari mencium pipi kanan Dini yang langsung di sambut dengan Dini.

"Udah dong!" ucap Dini sambil membakar rokoknya dan langsung menghirupnya, Dini kemudian melirik ke arah Angga yang jarang ia lihat. "Siapa dia?" ucap Dini mengode dengan matanya.

"Kenalin dia Angga!" ucap Rizal memperkenalkan Angga, Angga hanya tersenyum dan langsung menjabat tangan Dini dan teman perempuan Dini tadi.

"Oh jadi dia yang suka sama si Zahra?" ucap Dini sambil menyeringai ke arah Angga. "Cakep! tapi kenapa Zahra gamau?" celetuknya membuat Rizal dan temannya tertawa keras.

"Udahlah elu gabakal mau denger kisah dia sama si cewe arab itu, intinya malem ini, Angga yang akan bermain!" ucap Rizal dengan tatapan sinis menatap ke arah Dini kemudian berganti ke arah Angga.

"Tuh dia orangnya!" ucap Dini sambil menunjuk Zahra yang masih diam terpaku di posisi awal sembari memperhatikan Anastasia di meja itu.

"Bagus beb, lu kok pinter banget sih bawa tuh cewek ke sini, gue jadi makin sayang sama elu!" ucap Rizal sembari mencubit pipi Dini dengan gemas.

"Yaudah kalo gitu, kita lansung action aja!" ucap Rizal dan langsung berlalu pergi meninggalkan Angga, Dini, Dito dan juga satu orang temannya tadi.

Rizal memang sejak dulu gemas dengan Zahra, perempuan bukan hanya sangat susah untuk di dapatkan, tapi dirinya sering cari gara-gara dengan Rizal, sekarang dirinya akan memberi pelajaran kepada Zahra dengan sesuka hatinya.

Entah apa yang dipikirkan oleh Angga tapi ini adalah satu satunya cara agar dirinya bisa mendapatkan Zahra, apa yang Rizal bilang tadi harus ia kerjakan. "Maapin gue ra, gue cuma pengen dapetin elu. Gue sayang sama elu!" batin Angga dalam hati.

"Dahlah, urusan gue di sini udah selesai, gue mau seneng-seneng dulu sama pacar gue, oke! bye..." ucap Dini membuat Angga merasa geli terhadapnya.

Dini pergi meninggalkan kedua laki-laki itu, lantas kedua laki-laki itu kemudian langsung pergi meninggalkan tempatnya tadi.

Entah apa yang akan terjadi namun Zahra harus bersiap untuk merubah garis takdirnya.








_______________~°-°~________________

Warningg!
Typo bertebaran dimana mana, jadi tolong maklumi ya...
Jangan lupa vote dan komentar, jika ada saran dan kritikan bisa langsung tulis di kolom komentar atau bisa langsung kirimkan pesan pribadi, oke!
TERIMAKASIH

Grief for Zahra's life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang