Selamat Membaca....
"Ra!" ucap gadis cantik disebelah Zahra itu.
"Apa?" jawab zahra singkat.
"Gue mau lu jujur!" ucap Anastasia.
"Jujur Apa?" tanya Zahra tak mengerti.
"Kira kira gue cocok ga sama Septa?" tanya Anastasia.
"Loh, kok nanya gitu? terus Angga gimana?" Tanya Zahra tak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu.
"Bodo amatlah, gue udah capek banget ama si Angga, gue udah rela berjuang demi dia, tapi dia malah ngeremehin perjuangan gue!" ucap Anastasia seakan akan benar benar tak peduli lagi pada Angga.
"Yah iya sih, aku gatau menahu tentang itu Nas, hehe!" ucap Zahra cengengesan.
"lu tau? dari Septa gue dapet sebuah pelajaran."ucap Anastasia lagi.
"Pelajaran apa?" tanya Zahra.
"Jangan pernah mengejar jika tak dikejar, Logikanya gini, kalo perjuangan lu udah ga dihargain, apalagi cinta lu!" ucap Anastasia.
"Iya bener tuh." ucap Zahra.
"Lu suka sama siapa?" tanya Anastasia pada Zahra.
"Suka?" tanya Zahra lagi.
"Iya,elu suka sama siapa?" ucap Anastasia menekan kata katanya.
"Aku ga tau masalah itu, Nas. Jadi aku gatau suka sama siapa." ucap Zahra santai.
"Yaudah, lu pacaran aja sama si Angga!" ucap Anastasia.
"Gamau aku!" ucap Zahra sedikit terkejut.
"Lah, kenapa?" tanya Anastasia tak mengerti.
"Aku mau suka sama jodohku aja, hehe!" ucap Zahra sedikit malu malu.
"Alah, bohong lu kalo gasuka sama siapa siapa, kan disini banyak cogan gengg haha!" ledek Anastasia sambil tertawa keras.
"Nggak juga, buktinya aku ga tertarik sama sekali!" ucap Zahra.
"Elu mah beda, padahal nii kan yaa, si Angga itu ngincer elu dari dulu, gue tau itu cuman gue diem aja, dan lu malah gamau sama si Angga, buseeettt gaada satupun cewek yang bisa nolak pesona dari si Angga, gue aja meleleh!" ucap Anastasia.
"Tapi aku ga tertarik dengan masalah fisik, Jika aku mencintai seseorang, maka fisik bukanlah hal utama yang aku lihat, tapi aku melihat dari cara dia memperlakukan aku!" tegas Zahra.
"Eh, mon maap nii mbak, tapi lu beneran gaada satupun cowok disekolah ini yang lu suka?" tanya Anastasia penasaran.
"Gaada!" ucap Zahra singkat.
"Buseet, betah banget lu jadi jomblo!" ucap Anastasia, Semenjak dia tak lagi mengharapkan Angga, ia seperti selalu ceria, hatinya mulai tidak terbebani oleh perasaannya sendiri. Kini ia bisa melakukan segalanya yang ia mau, apalagi Septa senantiasa mendampingi Anastasia disetiap hari harinya, membuat Anastasia terlihat lebih ceria.
Sedangkan Angga, sudah lama Anastasia tidak memperdulikan laki laki itu, karena Anastasia sudah menemukan seseorang yang mau menerimanya apa adanya. Namun Angga tidak pernah memperdulikan hal itu, baginya tampak sama saja, walaupun Anastasia tak lagi mencintainya. yang ia pikirkan hanya Zahra.
"Hai!" ucap seseorang dari belakang mereka membuat buku kuduk Zahra merinding dan telinga Anastasia serasa terbakar. Lantas mereka berdua membalikkan badannya ke asal suara, mereka berdua melihat dua orang laki laki sedang tersenyum lebar. siapa lagi kalau bukan Angga dan Septa.
"Zahra, aku boleh ga duduk disini?" tanya Angga mulai melancarkan aksinya untuk mendekati Zahra. Sedangkan Septa tanpa Aba aba langsung duduk disebelah Anastasia yang membuat gadis itu tersipu malu.
"I-iyaa" ucap Zahra gugup. Dirinya masih belum terbiasa untuk berkumpul dengan laki laki terutama Angga, biasanya dia hanya duduk bertiga dengan Anastasia dan Septa, ia mulai mengenal Septa sejak Anastasia dekat dengannya. Maka dari itu ia pun mulai akrab dengan Septa, tapi Angga? bisakah ia akrab dengan laki laki itu?
Suasana hening, antara Zahra dan Angga, sedangkan Septa dan Anastasia asik sekali bercanda ria tanpa menghiraukan mereka berdua.
"Kamu, kenapa?" tanya Angga memulai pembicaraan. "kenapa?" tanya Zahra tak mengerti. "ya kenapa kok diem terus?" ucap Angga menjelaskan maksudnya. "gapapa kok,aku belum terbiasa!" ucap Zahra singkat.
"Oh, belum terbiasa ya!" ucap Angga.
"iya!" jawab Zahra singkat.
Keheningan lagi yang ada diantara mereka.
"Nanti malem keluar yuk!" ucap Angga membuat Zahra tersentak kaget. Yang jelas itu tidak mungkin karena abi dan umminya tak akan mengijinkan ia untuk pergi malam hari apalagi dengan seorang laki laki, apa yang akan dipikirkan oleh tetangga nanti.
"Eh engga, aku ga mau, nanti ummi marah!" ucap Zahra gugup.
"Oh, ummi marah ya!" ucap Angga kehabisan kata kata lagi. Ia percaya akan sangat sulit sekali baginya untuk mendapatkan Zahra, karea dia beda dengan cewek-cewek lain, maka dari itu ia sangat menginginkan Zahra, rasa penasaran kepada Zahra membuatnya harus tetap berjuang untuk mendapatkan cintanya. Namun sepertinya mustahil ia bisa berpacaran dengan gadis ini.
Zahra hanya melihat ke atas kebawah bingung, entah kapan bel akan berbunyi agar ia tak lagi bersama laki laki ini, jika ia tiba tiba pergi nanti apa yang akan dipikirkan oleh Angga, pasti nanti dia tersinggung, tapi Zahra tak bisa berlama lama berada didekat Angga, pasalnya ia tau jika Angga menyukainya, ia tak boleh hingga Angga berlama lama menatap wajahnya dan mulai membayangkan nya, itu adalah salah satu perbuatan zina. Ya Allah....
Masih diposisi yang sama, Tiba-tiba Zahra melihat Pak Arya keluar dari ruangannya dan terlihat bahagia, ia keluar dengan senyumnya yang jarang terlihat, tanpa sepengetahuannya Mata Zahra mulai memandangi wajahnya yang berseri, entah apa yang ia pikirkan saat itu. Tapi hatinya begitu tentram memandang guru itu.
"Astaughfirullah, ya Allah, apa yang kamu lakukan Zahra, mengapa kau memandangi guru itu!" Batin Zahra.
"Ra, aku mau masuk kelas dulu ya!" ucap Angga yang tiba tiba mengejutkan Zahra dari lamunannya.
"I-iya!" ucap Zahra yang berusaha memposisikan pandangan matanya.
"Eh, Sep. Gue mau kekelas dulu, lu gamau ikut?" tanya Angga pada septa tanpa melihat kearah Anastasia.
"Yauda gue mau ke kelas dulu ya ... wkwk" ucap Septa sambil terkekeh kepada Anastasia, Anastasia yang melihat Septa hanya bisa tersenyum geli melihat kekasihnya itu bertingkah.
Angga memutar bola matanya malas, melihat kejadian itu pasalnya ia dan Zahra tak bisa sedekat Septa dan Anastasia.
Setelah Septa dan Angga pergi, Anastasia mengajak Zahra untuk pergi ke kantin terlebih dahulu sebelum kekelas, karena sejak tadi perutnya mengamuk meminta diisi namun gengsi karena masih bersama Septa.
"Ra, kita ke kantin dulu yuk, gue laper nih!" ucap Anastasia kepada Zahra. Zahra memandangi sahabatnya itu dan langsung menganggukkan kepala pertanda setuju.
Mereka berdua langsung berjalan menuju kantin. Pikiran Zahra masih kepada pak Arya, setelah kejadian itu Zahra lebih sering memikirkan gurunya itu, entah rasa penasaran apa yang membuatnya sampai seperti itu.
Ummi-nya selalu bilang kepadanya bahwa ketika kita menghayalkan seseorang yang bukan mahram kita itu sama saja dengan kita berzina, tapi apa boleh buat Zahra juga manusia yang tak bisa mengendalikan alam bawah sadarnya sendiri.
_________~°-°~__________
Ada apa dengan Zahra?
Mengapa dia selalu memikirkan guru itu?
Jangan berhenti sampai disini ya membacanya
Jangan lupa beri vote dan komennya juga agar aku bisa tau kesalahanku dimana dan memperbaikinya
TERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Novela JuvenilSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...