Selamat Membaca..
Anastasia berlari sangat cepat sekali menuju ke kelasnya. Ia mendengar bahwa ada yang bersikap kurang ajar kepada Zahra. Namun didalam kelas ia tidak menemukan Zahra sama sekali.
"Dimana Zahra!" teriak Anastasia pada seluruh penghuni kelas.
"Aku gatau An,tadi pas Angga dateng buat nampar si Rizal, Zahra langsung pergi gitu aja!" ucap salah satu temannya.
"Sialan!" pekik Anastasia marah.
Tanpa basa basi dia langsung pergi kekelas Rizal untuk memberinya pelajaran. Anastasia tau benar orang seperti Zahra tidak suka jika tubuhnya disentuh oleh laki laki manapun.
Zahra masih belum terbiasa dengan semua perubahan ini. Maka dari itu Anastasia ingin melindungi teman barunya itu.
"Plaaakkk"
Sekali lagi sebuah tamparan keras mendarat dipipi sebelah kiri Rizal, ia terkejut dengan tamparan itu.
"Kurang ajar lu!" teriak Anastasia marah.
"Lu apa apaan sih, Nas?" ucap Rizal yang tak terima atas tamparan dari Anastasia.
"Lu yang apa apaan. Ngapain lu pegang pegang Zahra pake tangan lu yang kotor itu?" ucap Anastasia sadis.
"Eh, lagipula gue ga ngapa ngapain dia kok, lebay banget sih!?" ucap Rizal tampak marah
"Apaan lebay? Zahra bukan sembarang cewek tau ga sih lu?" ucap Anastasia setengah berteriak.
"Lah bodo amat gue gak peduli sama tu cewek." ucap Rizal melotot kearah Anastasia.
"Gila lu!" ucap Anastasia sambil berlalu pergi meninggalkan kelas itu.
Anastasia berlalu pergi dan mencari cari dimana murid baru itu. Ia pergi ketaman belakang sekolah dan akhirnya menemukan Zahra sedang duduk dan menangis dibawah pohon beringin yang besar.
"Ra, kamu ada disini?" ucap Anastasia sambil menepuk bahu Zahra pelan.
Zahra yang menyadari kehadiran Anastasia langsung menyeka air matanya.
"Kamu jangan nangis, yang terpenting kan Rizal ga ngapa ngapain kamu!" ucap Anastasia prihatin.
"Tapi selama dipesantren tidak ada yang berani menyentuhku. Nas." jelas Zahra masih menangis.
"Iya gue tau. Ini sebuah penghinaan buat lu, tapi inilah sekolah negeri pegangan tangan itu bukan kesalahan besar Zahra!" jelas Anastasia.
"Nanti lama lama kamu akan terbiasa!" ucap Anastasia sambil memeluk teman barunya itu.
Entah apa yang membuat Anastasia sangat prihatin jika sampai Zahra disentuh oleh laki laki disekolah itu.
Padahal jika hanya sebatas memegang tangan itu bukan suatu pelecehan, tapi ia merasa jika Zahra adalah gadis baik baik yang masih terjaga kesuciannya. Maka dari itu Anastasia ingin menjadi sahabatnya.
"Zahra, kamu jangan nangis lagi ya!" ucap Anastasia.
"Kamu ga pernah jatuh cinta ya?" tanya Anastasia memulai pembicaraan.
"Gak pernah." ucap Zahra sopan.
"Jadi gini, jatuh cinta adalah sebuah perasaan dimana kamu merasa nyaman dengan sikap seseorang!" jelas Anastasia.
"Tapi ustadz ga pernah bilang kalau aku boleh jatuh cinta. Ustadz hanya bilang kita boleh jatuh cinta pada orang yang tepat!" ucap Zahra.
"Iya, jangan kaya aku!" ucap Anastasia sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Teen FictionSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...