Selamat Membaca....
"Assalamu'alaikum?!" ucap dua gadia cantik hampir bebarengan.
"Wa'alaikumsalam! Eh, Zahra dan Anastasia sudah dateng?!" ucap ummi kemudian di sambut oleh abi yang baru saja datang dari dalam kamarnya.
"Tuh kan ummi, Zahra sama Anastasia nggak kenapa-napa!" ucap abi dengan penuh cinta ia kemudian mengelus kepala Zahra.
"Iya abi, ya Allah. Ayo sekarang masuk!" ucap ummi sambil tersenyum.
"Iya ummi!" ucap Zahra dan Anastasia yang hampir bebarengan.
"Coba ceritain, gimana tadi malam? kalian ngapain aja? ummi di sini khawatir banget tau nggak?" ucap ummi sembari mendudukkan kedua gadis remaja itu di ruang tamu.
"Yah ummi. Buatin abi makanan dulu. Sudah laper nii... mana lagi mau berangkat kerja. Lagipula biarkanlah mereka berdua istirahat. Dasar comel!" ucap Abi menggoda ummi.
Ummi hanya bisa tersenyum dan kemudian menatap putrinya yang sangat dirindukan sedari kemarin.
"Yaudah kalo gitu. Zahra sama Anastasia mau makan apa?" tanya ummi sambil menatap anggun ke arah dua gadis itu.
"Nggak ah ummi, Zahra sudah makan tadi di rumah Anastasia!" jelas Zahra kemudian dengan langkah yang gontai ia berjalan menuju ke kamarnya, diikuti oleh Anastasia.
"Hehe... Anastasia mau masuk ke kamar dulu ya ummi. Permisi!" ucap Anastasia sembari mengikuti Zahra dari belakang. Ummi yang melihat tingkah kedua gadis itu hanya bisa tersenyum.
Di dalam kamar Anastasia tampak tidak tenang melihat sikap Zahra yang lebih banyak diam dari tadi.
"Ra! lu kenapa sih?" tanya Anastasia.
"Eh, ken-kenapa?" tanya Zahra dengan gugup.
"Kok kayanya banyak pikiran banget! lu mikir apaan sih?" tanya Anastasia sembari merebahkan badannya di kasur empuk Zahra.
"Gak papa! cuma aku mikir tentang kamu!" ucap Zahra mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa gue?" tanya Anastasia yang kurang mengerti.
"Eh itu, anu... Sebenarnya aku gak tega denger cerita kamu tentang keluarga kamu!" jelas Zahra masih sangat was-was.
"Oh itu. Ngga usah dipikirin lagi. Ruwet kalo dipikirin. Gue aja udah lupa semuanya!" ucap Anastasia dengan senyum.
"Hmm...!" balas Zahra karena tidak bisa lagi membalas. Anastasia benar-benar tidak mengingat kejadian semalam. Anastasia tidak boleh sampai tahu tentang kejadian yang telah menimpa Zahra. Biarlah menjadi rahasia pribadi Zahra.
~~~
Keesokan harinya, seperti biasa Zahra berangkat ke sekolah dengan di antar oleh Abi.
Zahra melewati lorong-lorong sekolah yang terlihat sangat sepi. Ia datang pagi bukan untuk mendapatkan materi dari pak Arya lagi. Tapi hari ini dirinya mendapatkan jadwal piket kelas. Maka dari itu ia harus datang lebih awal dari siswa-siswi yang lain.
Pikirannya masih melayang-layang tentang kejadian semalam. Dengan jelas ia melihat Angga. Namun hatinya masih ragu, apakah benar orang itu adalah Angga. Ia tidak boleh su'udzon. Tapi Zahra dengan jelas kemarin telah melihat Angga, Rizal dan Dito di kamar itu. Tapi....
Ah sudahlah jangan sampai terjadi apa-apa padanya nanti. Zahra cukup polos dengan hal itu. Ia tidak mengetahui tentang hal-hal yang akan menimpanya ketika telah melakukan hubungan intim. Sebaliknya Zahra memilih untuk berprasangka baik terhadap Angga dan mencoba mengingat segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Ficção AdolescenteSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...