Selamat Membaca....
Seorang gadis berparas cantik sedang menangis di dalam kamarnya, sedari kemarin malam dirinya tidak keluar kamar, hari ini dirinya juga tidak pergi kesekolah, suara kegaduhan diluar ruangan gelap itu sudah reda, namun kebisingan yang ada dibenaknya tak kunjung berdamai, bagaimana ia akan hidup tanpa hadirnya seorang ayah?
Apakah dirinya sanggup menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya ketika ayahnya meminta cerai kepada ibunya? kegelapan memang berada disekelilingnya, karena lampu kamar itu sengaja tidak dinyalakan, namun kesuraman yang abadi berada dalam hatinya selepas perceraian ini, dirinya benar-benar pasrah dengan apa yang akan terjadi, dirinya mencoba untuk berdamai dengan keadaan, namun pikiran yang tidak mau berpartisipasi akan keadaan yang melanda jiwanya, suramnya dunia mulai perlahan ia rasakan, ketika ayahnya harus bercerai dengan ibunya dan menikah dengan yang baru, apakah ini jalan tuhan yang dipilihkan untuknya? lalu apakah ini adil untuknya? keterpurukannya semakin menjadi tatkala dirinya harus disuguhkan dengan kenangan-kenangan silam, ya kenangan silam saat-saat indah bersama ayahnya dan ibunya, sampai akhirnya hubungan keduanya merenggang dan membuat jalan baru bagi kehidupan putrinya itu.
"Aaaaaaa....."
Teriakan gadis itu berhasil membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan kengerian yang luar biasa, semua orang yang berada diluar ruangan hanya bisa mendengarkan penderitaan gadis itu yang ia luapkan dalam sebuah teriakan, mereka tidak bisa merasakan apa yang sedang ia rasakan, harapan yang ia simpan baik-baik dalam lubuk jiwanya selama ini berhasil menipunya dengan menggembungkan sebuah fakta yang tidak pernah terfikirkan oleh dirinya, sangat berat sekali, namun apakah papa dan mamanya peduli?
TIDAKKK!
"MAMA PAPA JAHAATTTT!"teriak gadis itu lagi, meluapkan semua perasaan yang masih terselubung dihatinya.Seorang perempuan paruh baya yang mendengar teriakan itu hanya bisa menangis dan mulai merasakan kesesakkan dalam dadanya, mengingat dirinya harus mengambil sebuah keputusan yang pasti akan mempertaruhkan kebahagiaan putrinya itu.
Perempuan itu mencoba untuk menenangkan dirinya dan mengambil nafas dalam-dalam mencoba untuk konsentrasi atas keputusan yang akan ia buat, air mata tak henti-hentinya keluar dari sudut mata indah itu, turun kebagian pipi dan jatuh ke atas tanah, menunjukkan betapa sedihnya, baru sekarang dirinya harus disuguhkan dengan pilihan yang benar-benar membuatnya lara, Sungguh ini adalah mimpi buruk yang dirinya sendiri tidak ingin memimpikannya, Namun jalan takdir telah ditulis, setelah dirinya benar-benar yakin dengan keputusan yang ia ambil, dirinya mulai mengusap air matanya dan ingin langsung menyelesaikan urusan ini, dirinya bangkit dari keterpurukannya dan mulai membuka pintu kamarnya.
Wanita itu berjalan dengan langkah yang terlihat sangat tegar, walau kesedihan masih terlihat jelas dari raut wajahnya, dengan wajah yang masih fokus menghadap kearah depan dan langkahnya yang sangat berwibawa, membawanya ke bagian paling depan rumahnya, dilihatnya seorang laki-laki yang tengah duduk diruang tamu, mencoba menutupi kesedihannya ketika mendengar teriakan putrinya tadi, walau bagaimanapun dirinya adalah seorang ayah yang tidak akan sanggup mendengar teriakan penderitaan dari putrinya sendiri.
Namun disisi lain, dirinya sudah membuat keputusan itu dengan akal sehatnya sendiri dan dalam keadaan yang benar-benar sadar, ia sudah memikirkan semunya dengan sangat matang, maka dari itu dirinya berani mempertaruhkan kebahagiaan putrinya demi untuk berpisah dari istrinya.
Wanita itu berjalan mendekati suaminya yang sedang terduduk disofa, diruang tamu itu sambil membawa kertas keputusan yang dibawa oleh suaminya tadi malam, langkahnya tidak terlihat gentar sama sekali dirinya kuat dan memang harus begitu.
"Aku setuju"
Dua kata satu tujuan namun beribu luka yang berhasil menyayat sisi kelembutan dari seorang ibu, air matanya hampir saja tumpah ketika mengatakan itu, Namun perempuan itu berhasil menepisnya mencoba untuk tegar dihadapan laki-laki ini.
Anastasia yang memang sudah keluar dari kamarnya ketika mama mulai berjalan menuju ke arah papanya, menyaksikan kejadian itu dengan beberapa luka sayatan dalam lubuk hatinya, air matanya yang memang tak hentinya menangis sedari kemarin malam, kini harus ia keluarkan kembali ketika mendengar keputusan dari mamanya, dirinya harus benar-benar hidup tanpa ayah, jalan takdir menuntunnya untuk selalu berbuat tegar, namun apakah dirinya berhasil menjalani hidupnya yang kini telah suram? ingin rasanya ia membakar dirinya hidup-hidup dihadapan mama dan papanya agar mereka tau betapa menderitanya putrinya itu atas perpisahan ini.
Namun niatnya diurungkan dengan anggapan jika semua akan baik-baik saja setelah ini, tidak akan terjadi apa-apa, tuhan baik padanya, mungkin ini jalan yang harus ia tempuh untuk membuat kehidupannya lebih bahagia lagi.
Perempuan itu memberikan selembar kertas itu kepada suaminya,"Apa kamu sudah memikirkan ini baik-baik mas?"tanya wanita tadi mencoba untuk meyakinkan suaminya lagi, "Jika aku sudah membuat sebuah keputusan itu berarti aku sudah memikirkannya matang-matang!" ucap suaminya sembari mengambil bolpoin yang dipegang oleh istrinya itu, dan dengan cepat ia menandatangani surat itu, setelah selesai, dia memberikan selembar kertas tadi kepada istrinya dan wanita itu langsung mengambil pulpen dari tangan suaminya, air mata yang sedari tadi dibendungnya akhirnya keluar juga mengalir deras melalui pipinya itu.
"Sudah, jangan menangis, setelah ini aku akan menjadi masa lalu untukmu namun tidak untuk anak-anakku, Ferdi dan Anastasia masih tanggung jawabku, jadi jika kamu memerlukan aku, kau bisa menghubungi aku!"ucap laki-laki itu dengan wajah datarnya, entah apakah ia memang tidak memiliki perasaan atau perasaan memang sudah hilang tapi sikapnya itu sangat disayangkan oleh Anastasia yang memang harus menyaksikan kejadian itu sendiri.
Kakaknya tidak ada disini untuk menemani Anastasia menyaksikan kejadian ini, kejadian yang benar-benar membuat hatinya lara, sungguh ini tidak pernah terfikirkan oleh seorang Anastasia.Karena tak kuasa melihat kejadian itu, Anastasia memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya untuk menangisi keadaan yang tidak pernah berpihak padanya.
BRAKKKK....
Suara pintu kamar yang di banting keras oleh Anastasia memperlihatkan kesedihan yang tengah ia alami saat ini, membuat papa dan mamanya terkejut dan langsung melihat ke asal suara, melihat putrinya bersedih dan menderita sebenarnya menimbulkan luka dihati kedua orang itu, tapi mereka sama-sama memiliki ego yang tidak bisa dipisahkan oleh kepribadian mereka masing-masing, Air mata hampir saja mengalir dari mata seorang ayah, namun berhasil ditepis olehnya agar terlihat tegar dan istrinya tidak gugup dalam mengambil sebuah keputusan, namun berbeda dengan istrinya, tangisnya malah semakin menjadi ketika melihat putrinya itu, itulah hati seorang ibu.
Acara penandatanganan surat cerai itu telah usai, dengan tegarnya wanita tadi memberikan ucapan selamat kepada suaminya yang kini telah sah menjadi mantan suami bagi dirinya.
"Selamat menempuh hidup baru dengan perempuan pilihan kamu, semoga kehidupanmu lebih bahagia, dan jangan pernah lupa untuk mengunjungi Anastasia dan Ferdi disini, ini masih rumah kamu kok, kamu bisa datang kapan saja yang kamu mau, pintu rumah ini masih terbuka lebar untukmu!"ucap perempuan itu dan langsung pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian diruang tamu.
"Terimakasih, jaga Anastasia dan Ferdi, mereka adalah harta yang aku titipkan padamu!"ucap laki-laki itu, mendengar perkataan mantan suaminya itu dirinya terdiam sejenak lalu melangkah lagi, dadanya sakit sekali mendengar perkataan mantan suaminya tadi, Namun dirinya yakin jika dibalik ini semua pasti ada hikmahnya tersendiri yang telah tuhan siapkan untuknya dan anak-anaknya dikemudian hari.
Kepahitan yang dialami dalam keluarga Anastasia belum tentu semua bisa merasakan kesedihannya, kepulan awan hitam mulai mewakili perasaan Anastasia,mama dan papanya.Awal kehidupan baru mulai terukir sebagai jalan takdir yang harus dijalani dengan ikhlas oleh Anastasia, Anastasia kuat, dirinya adalah gadis yang tegar, jangan menangis sayang, tuhan menyayangimu.
Sungguh miris sekali jika anak harus menjadi korban kemunafikan orang tuanya, kebahagiaan anaknya dipertaruhkan ketika kedua orang tuanya sama-sama mempertahankan ego masing-masing.Semoga tidak ada lagi anak didunia ini yang akan merasakan apa yang Anastasia rasakan.
__________~°-°~___________
Halo...gimana ceritanya?
kasian ya Anastasia, mau tau kelanjutan kisahnya, makanya baca sampai ending ya....
Masih ada banyak kisah-kisah menarik setelah ini....
Jika ada saran dan kritikan bisa langsung kalian tuliskan dikolom komentar ya....
Jangan lupa vote dan komen ya....
TERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Fiksi RemajaSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...