Selamat Membaca....
Arrggghhhhh....
Angga mengusap wajahnya kasar, ketika dirinya telah berada disebuah ruang kelas ips."Ada apa?"ucap seorang laki-laki yang kini tengah menyambutnya hangat."Gapapa!" ucap Angga sembari duduk disebuah bangku dibagian depan masih dengan wajah yang merah karena marah.
"Pasti masalah Zahra lagi!"tebak Rizal sembari duduk menghadap kearah Angga."Emang apa sih yang lu suka dari tu cewek?"tanya Rizal sambil menatap mata lawan bicaranya dalam-dalam.
"Gue suka sama Zahra, dan itu kenyataannya, apakah cinta membutuhkan sebuah alasan untuk tumbuh?"ucap Angga berbalik menatap mata Rizal yang masih menatapnya.
"Gak juga sih, cuma gue heran aja, kok bisa-bisanya elu suka sama orang arab itu!"ucap Rizal kini sambil memalingkan wajahnya dari tatapan sangar Angga.
"Apa dia salah satu tipe cewek yang lu suka?"lanjut Rizal sembari berdiri dari tempat duduknya, pernyataan Rizal membuat Angga terkejut dan langsung menatap temannya itu.
"Maksud lu?"ucap Angga tidak mengerti."Lu mau Zahra jadi milik lu?"ucap Rizal dengan santainya dan dengan suara yang sengaja dikecilkan agar tidak ada seorangpun yang mendengar pembicaraan mereka.
"Gimana caranya?"ucap Angga langsung berbinar-binar,"Ta-tapi gue gamau ya kalo sampe lu gunain pelet!"ucap Angga polos, Mendengar hal itu benar-benar membuat Rizal tertawa terbahak-bahak, Rizal geli mendengar temannya yang terlihat Cool dari luar tapi otaknya benar-benar kosong, sungguh sangat menggelikan bagi seorang Rizal.
"Ngapain lu ketawa? gue beneran ngomong gitu! gue bener-bener gamau kalo sampe lu nyuruh gue pake pelet! gini-gini gue juga takut Allah murka sama gue, karena itu kan termasuk perbuatan musyrik!"ucap Angga dengan perasaan yang masih takut.
"Lu kira ini jaman jubaida? lu bisa sesuka hati pergi ke dukun, ini jaman modern, dukun jaman sekarang ga bakal laku, gila lu! haha lawak lu!" ucap Rizal masih dengan tawanya yang mengisi seluruh ruangan yang perlahan-lahan didatangi oleh siswa, karena memang jam sudah menunjukkan pukul 06:56, dan sebentar lagi bel akan berbunyi.
"Gue gabakal nyuruh elu pake pelet kok, tapi ini lebih dari pelet dan ini akan membantu elu buat dapetin Zahra!"ucap Rizal sambil menyeringai ke arah Angga, yang diikuti oleh wajah polos yang jarang terlihat itu.
"Gimana caranya?"tanya Angga benar-benar tidak tau apa yang sedang direncanakan oleh Rizal yang sangat licik itu.Angga mengenal Rizal, lebih dari siapapun, dia percaya jika rencana Rizal akan berisiko tinggi bagi orang lain, Namun mau tidak mau ia harus menuruti semua permintaan Rizal, jika dirinya mau Zahra menjadi miliknya untuk selamanya.
"Nanti gue kasi tau!"ucap Rizal dengan berbisik kearah Angga,"ayo ngomong sekarang aja,ntar....!"
Kriinggg....kringgg....
Bel telah berbunyi belum sempat Angga menyelesaikan kata-katanya, Namun bel telah terlebih dahulu berbunyi membuat Angga geram, Rizal yang melihat ekspresi temannya itu langsung mengode dengan matanya untuk memberitahu jika dirinya harus pergi dari kelas itu karena bel telah berbunyi, dengan perasaan yang masih penasaran dirinya langsung keluar dari kelas ips itu dan bergegas menuju ke kelasnya sendiri.
Sesampainya di kelas, ia melihat ke arah Zahra yang sedang duduk dibangkunya sambil memegang buku matematika, Dia menatapnya sebentar dan langsung pergi untuk duduk dibangkunya sendiri, dirinya melihat kearah Doni yang masih diam tidak berkutik ketika melihat Angga, Doni diam karena dia tidak ingin emosinya memuncak lagi ketika melihat perlakuan Angga terhadap Zahra tadi.
Angga duduk disebelah Doni, dan mulai membuka bukunya, dia menatap kearah Zahra, Ya tuhan kapan Zahra bisa menjadi miliknya.
Seorang guru masuk kedalam kelasnya dan langsung menyapa semua siswa yang ada diruangan itu dengan penuh semangat.
"Halo, apakah kalian semua sehat?"ucap guru itu."Sehat bu!"ucap seluruh siswa didalam kelas itu hampir bebarengan."Siapa yang absen?"ucap guru itu sambil memegamg buku absen."Anastasia bu!"ucap sekretaris kelas itu."kenapa?"ucap guru itu."Tidak ada keterangan bu!"ucap Rani selaku sekretaris kelas."Yasudah!"ucap guru itu sembari menutup buku absennya dan mulai memberikan materi.
Zahra terkejut, ketika dirinya sadar jika Anastasia tidak hadir hari ini, Kemanakah dirinya.Pembelajaran berlangsung cukup lama, sampai akhirnya bel sekolah berbunyi tiga kali yang menandakan pembelajaran hari ini telah berakhir, Zahra sangat kesepian disekolah tanpa hadirnya Anastasia, dia merasa benar-benar sendiri, untung saja dikelas itu masih ada Septa dan Doni yang senantiasa memberikan gurauan lucu kepada dirinya agar dia tidak merasa kesepian.
"Ra, Gue pulang dulu ya!"ucap Septa sembari memakai helmnya dan menghidupkan mesin kendaraannya, Septa bergegas pergi meninggalkan Zahra yang sedang menunggu bus dihalte bus, dirinya ditemani oleh Doni, entah mengapa Doni sabar sekali menunggu bus yang akan dinaiki oleh Zahra, mungkin dirinya khawatir jika Angga sampai menganggu Zahra lagi, dia benar-benar tidak bisa menerima jika Zahra dan Anastasia disakiti oleh Angga, sekarang Angga menjadi musuh Septa dan juga Doni, Anastasia dan Zahra juga menjauhi Angga secara perlahan karena memang Zahra sangat risih dengan sikap Angga dia juga pernah memergoki dirinya bercinta dengan Cherryl, kejadian-kejadian itu muncul lagi didalam benak Zahra ketika melihat Angga, membuatnya semakin menjaga jarak untuk Angga.
"Ra!"ucap Doni tiba-tiba sambil memasukkan ponselnya kedalam saku celananya."Hmm!"balas Zahra sambil melihat ke arah Doni, meskipun mereka sedang duduk berdua, Namun Zahra dan Doni tetap bisa menjaga jarak,"Lu kudu waspada sama Angga, dia bukan Angga yang gue kenal lagi, dia sudah jadi temen Rizal, lu tau kan Rizal kaya apa? bahkan Cherryl saja dirusak sama Rizal, dia itu seorang laki-laki dengan nafsu diatas rata-rata, dan elu kudu ati-ati sama Angga dan juga Rizal, oke!"ucap Doni dengan sangat simpati.
"I-iya, Aku juga sedikit ilfeel sama Angga, dia terlalu liar jika sudah suka sama seseorang, aku tidak mau jika Angga sampai menyentuhku!"ucap Zahra sembari mengusap wajahnya karena tak kuasa mengingat tingkah Angga kepada Cherryl.
"Makanya, lu kudu waspada, kalo misalnya Angga buat macem-macem sama lu, lu bisa hubungi gue kok, gue gamau elu rusak, gue mau kok ngejaga elu, karena elu temen gue!" ucap Doni, dirinya benar-benar ingin menjaga Zahra, entah apa yang menjadikan Doni seperti ini, tapi dirinya benar-benar takut jika sampai Zahra dijadikan sasaran empuk Rizal dengan memanfaatkan Angga, Sungguh Miris sekali!.
"Iya Don, makasih ya!"ucap Zahra sambil menampakkan senyum indahnya ke arah Doni, membuat Doni menarik kedua sudut bibirnya dan tersenyum kembali kearah Zahra. Tak selang berapa lama mereka menunggu, akhirnya bus yang ditunggu pun datang, dan Zahra bergegas menaiki bus tersebut, sembari bangun dari duduknya Doni ingin memastikan jika Zahra benar-benar sudah masuk kedalam bus itu untuk pulang, setelah bus itu bergerak maju dan meluncur dengan cepat barulah Doni mengambil sepeda motornya dan langsung menyalakan mesin motornya dan langsung meluncur untuk pulang ke tempat kos-nya.
___________~°-°~____________
Jadi gimana ceritanya?
Jika ada saran dan kritik bisa langsung ditulis dikolom komentar ya...
Ayo baca sampai tamat, oke....
Jangan lupa vote dan komen ya....
TERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Ficção AdolescenteSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...