Zahra [ Bab 12 ]

76 10 0
                                    

Selamat Membaca...

Keesokan pagi.

"Ummi... Zahra berangkat dulu ya!" ucap Zahra yang baru keluar dari kamar kepada umminya yang sedang berada dimeja makan bersama abi.

"Loh, Zahra sarapan dulu!" ucap umminya yang melihat Zahra tampak gelisah dan terburu buru.

"Ummi, Zahra diminta untuk datang pagi sekali." ucap Zahra.

"Kenapa?" tanya umminya itu.

"Zahra lupa bilang ya ummi, hehe!" ucap Zahra sambil menepuk jidatnya pelan dan tertawa.

"Jadi, Zahra diminta buat mewakili sekolah, untuk mengikuti lomba matematika ummi!" ucap Zahra menjelaskan.

"Benarkah?" ucap Abi nya yang tampak gembira mendengar penjelasan dari putrinya itu.

"Iya abi, pak Arya mempercayakannya pada Zahra, dan dia meminta Zahra untuk berangkat pagi pagi agar bisa memberi materi terlebih dahulu sebelum bel berbunyi!" ucap Zahra tampak senang.

"Wah, Zahra berarti pandai dalam matematika, iya kan abi?" ucap ummi pada abi. "Iya lah ummi, putri siapa dulu dong!" ucap abinya mulai bergurau.

"Putri abi dan ummi lah, makanya dari itu ayo abi cepet jalan!" rengek Zahra pada abinya diikuti suara tertawa dari abi dan ummi nya.

"Ya sudah semangat ya, jangan mengecewakan guru mu, dan jangan lupa doa!" ucap ummi tersenyum bangga.

"Jangan sampai kau curang ya, menang kalah dalam sebuah kompetisi itu adalah hal biasa, meskipun Zahra kalah tapi jika Zahra jujur, maka Zahra lah pemenang sesungguhnya!" ucap Abi nya memberi nasihat pada putri semata wayangnya itu.

Zahra hanya tersenyum dan mengangguk tanda mengerti dengan ucapan abi nya itu, setelah Zahra meminum susu hangatnya ia langsung bergegas meminta salam kepada ummi, ummi membawakan bekal untuk makan siang tak lupa pula uang jajan. Setelah itu abi dan Zahra langsung berangkat kesekolah.

Tak selang berapa lama Zahra dan Abi nya telah sampai disekolah, Zahra mencium punggung tangan abi dan berlalu pergi menuju gerbang sekolah sambil mengucapkan salam, ketika Zahra sudah benar benar memasuki area sekolah Abi nya pun pulang.

Keadaan sekolah memang masih sepi,tanpa basa basi Zahra langsung menghubungi pak Arya.

Pak Arya
Online


Zahra:
Assalamualaikum, pak saya sudah|
ada disekolah|

Pak Arya:
|Waalaikumsalam,baik Zahra kamu
|langsung menuju ke ruang tengah!

Zahra:
Baik pak|

Seperti yang diminta pak Arya, Zahra pun langsung menuju keruang tengah sekolah itu. Suasana disana sangat sepi, masih belum terlihat ada seorang siawa pun yang datang. Zahra hanya melihat tukang kebun yang sedang membersihkan halaman sekolah.

Sesampainya diruang tengah, ia hanya melihat seorang laki laki yang usianya memang sudah tidak muda lagi. Namun wajahnya begitu berseri membuat jantungnya tak berhenti berdetak dengan keras, semakin keras dan tampak tak beraturan.

Ada apa Zahra, kamu harus terlihat biasa saja, dia gurumu dan kamu muridnya.

Ucap Zahra dalam hati, ia masih bingung mengapa ia mulai mencintai guru itu, masih banyak laki laki disekolah itu ia boleh memilih siapa saja asal jangan guru itu, dia pasti sudah memiliki keluarga, apa Zahra tega menghancurkan rumah tangga gurunya sendiri?

Grief for Zahra's life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang