Selamat Membaca....
Zahra masih memperhatikan Anastasia, dirinya tidak tahu harus lewat mana jika ingin berjumpa dengan Anastasia. Keadaan yang sangat gaduh membuat pikirannya tidak berjalan dengan baik. Dilihatnya kanan dan kiri, semua orang ini sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa memperdulikan Zahra. Zahra kini sendirian, tidak ada seorangpun yang dirinya kenal. Anastasia jauh di seberang sana tanpa menyadari kehadiran Zahra yang tengah kebingungan di sini.
Zahra kemudian memberanikan diri untuk menemui Anastasia, walau di hatinya masih ada keraguan, Zahra pun memantapkan dirinya untuk berjalan menuju ke tempat Anastasia, belum sempat dirinya melangkah, tiba-tiba....
"Sini lu!" ucap seseorang dengan kasarnya menarik lengan Zahra membuat dirinya terkejut bukan main. Zahra mencoba untuk melepaskan diri tapi apalah daya dirinya hanya seorang perempuan. Laki-laki tadi mencengkeram lengan Zahra sangat kuat sehingga Zahra merasa sangat kesakitan. Dengan brutalnya orang itu membawa Zahra pergi dari tempatnya semula tadi.
"Lepas! kamu siapa? lepas!" teriak Zahra, namun suaranya tidak sebanding dengan suara bising dari dalam ruangan itu. Seisi ruangan tidak ada satupun yang mendengar teriakannya. Kenapa Zahra harus berharap mereka semua akan menolongnya, jika kehadirannya saja tidak membuat mereka berhenti dari aktivitas masing-masing. Rasa kemanusiaan tidak ada disini. Mereka sibuk dengan urusannya sendiri.
Zahra berusaha untuk melepaskan cengkeraman itu, namun semakin ia berusaha untuk melepaskannya semakin dirinya menderita kesakitan di bagian lengannya. Cengkeraman itu sangat kuat seakan-akan manusia yang tengah menariknya ini mempunyai dendam lama dengan Zahra.
Laki-laki kurus itu mengenakan jaket berwarna hitam dan celana jeans. Ia berjalan membelakangi Zahra sehingga Zahra tidak bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu.
Zahra bergidik ngeri ketika dirinya melihat laki-laki itu membawa sebilah pisau di saku belakangnya. Zahra mencoba untuk berpikir positif namun pikirannya sedang kacau sekarang. Takut, khawatir, was-was, gugup, semua perasaan itu bercampur aduk sekarang. Oh ya tuhan bantulah Zahra.
Ingin rasanya Zahra menangis namun air matanya susah untuk dikeluarkan, kenapa dirinya bisa terjebak di dalam sini, kini dirinya di bawa secara paksa oleh laki-laki yang tidak di kenalnya.
Laki-laki itu membawanya menyusuri orang-orang yang sedang berjoget, tanpa memikirkan Zahra yang sesekali tertabrak oleh orang itu. Tangannya semakin sakit ketika laki-laki itu mencengkeramnya dengan penuh rasa dendam dan amarah.
Siapa dia? mengapa dirinya begitu sangat membenci Zahra?
Setelah Zahra di bawa menyusuri lautan manusia itu, kemudian Zahra melihat sebuah lorong sepi. Laki-laki itu semakin brutal memegang tangannya. "LEPAAS....!" teriak Zahra sembari memukul-mukul pundak laki-laki itu.
Lelaki itu kemudian membalikkan badan, dengan kasarnya dia menampar pipi sebelah kiri Zahra dengan tangan kanannya.
"Plaakkk..."
Tamparan keras mendarat di pipi manis Zahra, Zahra mulai kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur di hadapan laki-laki itu. Zahra meringis kesakitan dan langsung memegangi pipinya yang tadi di tampar keras oleh laki-laki tadi. Pipinya sakit benar-benar sakit, namun bukannya di tolong lelaki itu malah tertawa lepas dan membuka jaket serta masker yang di kenakannya tadi.
"HAHAHA... selamat datang Zahra!" ucap laki-laki itu sembari menarik kerudung Zahra dengan kasar dan tak berperasaan. "Awww...!" ringis Zahra merasakan ada yang menarik kerudungnya.
"Bisa-bisanya cewek kaya elu masuk ke tempat kaya gini? nggak takut di marahi sama ummi haha...!" cibirnya sambil tertawa penuh kebahagiaan. Zahra terkejut melihat sosok itu, matanya terbelalak ketika melihat laki-laki yang berlaku kasar terhadapnya tadi. Dan ternyata laki- laki itu adalah Rizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Novela JuvenilSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...