Selamat Membaca....
Angga duduk termenung di dekat kolam ikan di sekolahnya itu. Ia masih memikirkan tentang Zahra, berapa kali dirinya harus mengalami kegagalan dalam bercinta?
Sungguh nasib yang tidak bisa dihindari lagi. Beberapa hari setelah ia melabrak pak Arya di kelas, dirinya semakin lebih senang sendiri, menatapi nasibnya yang tidak bisa mendapatkan cinta sejati dari seorang Zahra yang sangat ia kagumi.
"Gue nggak bakal nyerah gitu aja, gue nggak yakin kalo Zahra itu hamil. Gue tau Zahra nggak bakal ngelakuin hal-hal di luar batas kewajaran. Gue yakin Zahra menikah bukan karena dia hamil." ucap Angga kepada dirinya sendiri.
"T-tapi... kenapa Zahra mau dinikahkan dengan laki-laki itu?" ucap Angga lagi.
Pikirannya benar-benar kacau kala mengingat pernikahan antara Zahra dan pak Arya. Sakit sekali jika diingat kembali, hati yang benar-benar menginginkan Zahra kembali membuatnya harus berpikir dua kali untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Anastasia yang melihat Angga tengah termenung sendiri di tepi kolam ikan hias, lalu dengan inisiatif tinggi mulai mendekati Angga.
Semenjak Angga tau Zahra menikah dengan pak Arya dan kekecewaannya atas pernikahan itu. Dirinya tidak lagi memperhatikan dengan siapa ia berbicara termasuk kepada Anastasia.
Ia merasa bertambah dekat dengan Anastasia setelah kejadian itu. Anastasia mampu menenangkan Angga yang merasa kehilangan Zahra. Dan bukan rahasia lagi jika Angga dan Anastasia punya pemikiran yang sama atas pernikahan Zahra yang dikabarkan karena Zahra hamil anak dari pak Arya.
Angga dan juga Anastasia sama-sama merasakan adanya kejanggalan dari kejadian itu.
"Angga?!" seru Anastasia mengejutkan Angga.
"Apa?" balas Angga singkat tanpa melihat ke arah Anastasia karena dirinya telah mengenali suara Anastasia.
"Lo ngapain di sini?" tanya Anastasia sambil duduk di sebelah Angga.
"Nggak ngapa-ngapain kok." Balasnya singkat.
"Zahra?" ucap Anastasia serius. Angga hanya menatap Anastasia dengan tatapan anehnya.
"Lo mikirin Zahra kan?" tanya Anastasia lagi mempertegas ucapannya.
"Nggak kok." balas Angga singkat.
"Gue tau, pasti lo ngerasa ada yang janggal dari pernikahan Zahra dan pak Arya. M-maksud gue... gue juga mikirin hal yang sama dengan apa yang lo pikirin." jelas Anastasia.
"Maksud lo apaan sih?" tanya Angga tidak mengerti dengan yang diucapkan oleh Anastasia.
"Sebenernya gue masih ragu atas pernikahan Zahra dan pak Arya. Maksud gue... gue nggak setuju dan gue masih ragu kalau misalnya Zahra nikah sama pak Arya karena hamil. Lo tau kan Zahra orangnya kaya gimana?" ucap Anastasia menjelaskan.
"Iya gue tau. Gue juga masih ragu kalau misalnya Zahra itu beneran hamil anaknya pak Arya. Tapi kalo bukan pak Arya siapa lagi? Dan kenapa Zahra harus milih pak Arya?" ucap Angga mengutarakan argumennya.
"Apa mungkin Zahra suka sama pak Arya?" tanya Anastasia membuat Angga terkejut.
"Lalu?" tanya Angga meminta keterangan dari Anastasia.
"Jadi gini. Bisa jadi Zahra itu suka sama pak Arya. Nah, untuk itu dia mengada-ada tentang kehamilannya itu. Dan bilang kalo pak Arya yang sudah hamilin dia biar Zahra bisa nikah sama pak Arya." jelas Anastasia.
"NGGAK! Nggak mungkin Zahra suka sama tua bangka itu. Bisa jadi kalo ini semua permainan dari pak Arya yang juga suka sama Zahra." debat Angga membela Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Fiksi RemajaSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...