Selamat Membaca....
Siang itu Anastasia tengah duduk sendiri di bangkunya, seharusnya ia duduk berdua bersama Zahra dan bercerita banyak hal saat jam pelajaran kosong. Namun, sekarang sudah hanya tinggal cerita saja, Zahra sudah tidak akan pernah bersama dirinya lagi. Dia akan sibuk dengan urusan rumah tangganya dan pak Arya.
Siang ini Anastasia tidak hanya memikirkan tentang Zahra namun pikirannya juga dibebankan dengan pemikiran tentang dirinya sendiri.
"Kok gue belum dapet ya...?" pikirannya mulai meronta untuk setiap pertanyaan itu.
"Sudah berapa bulan terakhir gue berhalangan, tapi... ck Anastasia, lo nggak mungkin hamil, lagipula kalo emang bener lo hamil, lo mau hamil sama siapa?" ucap Anastasia pada dirinya sendiri.
"Waktu gue pake alat test pack pun, gue nggak hamil kok. Tapi, Zahra...." batinnya ragu.
"Ya tuhan, kok gue takut banget ya." ucap Anastasia memikirkan tentang masalah itu.
Anastasia sungguh dibuat bingung dan geram dengan pikiran-pikiran itu. Dirinya masih ragu tentang Zahra yang menikahi pak Arya karena dia hamil. Dirinya bahkan masih ragu jika Zahra benar-benar hamil.
Lantas, jika memang benar Zahra hamil, siapa yang menghamilinya?
Anastasia tidak seutuhnya percaya jika pak Arya lah yang membuat Zahra hamil. Lalu, bagaimana dengan nasibnya yang sampai saat ini belum haid juga. Apakah ia hamil?
"Nggak mungkin o'on, lo nggak hamil. Lo nggak pernah macem-macem sama Septa dan Septa nggak pernah sekalipun nyentuh lo walau dia pacar lo. Lalu siapa yang hamilin gue?" tanyanya bingung.
Sungguh teka-teki yang tidak mungkin bisa terpecahkan oleh Anastasia pribadi.
Septa yang melihat kegelisahan Anastasia akhirnya berusaha untuk mendekati Anastasia.
"Lo kenapa?" tanya Septa mengejutkan Anastasia.
"Ya ampun. Jantung gue mau copot, lo ngagetin aja sih." celetuk Anastasia.
"Gue cuma nanya bego. Lo kenapa kok kayanya gelisah gitu?" tanya Septa sembari mengambil posisi untuk duduk di sebelah kekasihnya itu.
"Nggak papa." ucap Anastasia singkat.
"Lo mikir tentang apa?" tanya Septa lagi.
"Nggak mikir apa-apa." balas Anastasia singkat.
"Sebenernya gue ini siapanya lo sih?" tanya Septa membuat Anastasia terkejut.
"Yah. Gue pacar lo lah, masa pacarnya Doni. Amnesia lo ya?" celetuk Anastasia kesal.
"Kalo emang gue pacar lo. Seharusnya lo jadiin gue tempat curhat lo. selama gue pacaran sama lo, lo itu nggak pernah yang namanya curhat sama gue. Makanya gue masih ragu kalo gue ini pacar lo." jelas Septa mengutarakan isi hatinya.
Anastasia memandang wajah polos Septa dengan seksama, lalu ia mulai berpikir jika laki-laki sepolos Septa tidak mungkin menghamili Zahra. Pasalnya dulu Septa juga sempat mengagumi Zahra.
Lalu dengan sangat ragu, Anastasia mulai bertanya. "Oke sekarang gue mau cerita, tapi sebelum itu, lo harus jawab beberapa pertanyaan dari gue." ucap Anastasia.
"Iya." balas Septa singkat. Septa terlihat sangat cuek kepada Anastasia semenjak ketidakhadiran Zahra di sekolah itu.
"Hmm... lo pernah kagum kan sama Zahra?" tanya Anastasia sedikit ragu untuk menanyakannya. Septa yang tadinya tanpa ekspresi kemudian langsung menatap ke arah Anastasia dengan mimik wajah terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief for Zahra's life (On Going)
Novela JuvenilSeorang gadis SMA alumni pondok pesantren yang dikenal sangat cantik dengan mata indahnya dan suara lembutnya yang selalu terdengar merdu, dibaluti hijab syar'i yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Tanpa sengaja mencintai seorang guru yang telah be...