Adeffa Pov...
Aku Adeffa Nadine Al-Alawi dan sekarang aku sedang di bandara Soekarno-Hatta menunggu jemputan ku. Aku adalah anak indigo, kalian jangan fikir aku ini dukun atau semacamnya, dulu aku pernah akan di bawa ke RSJ dan untungnya aku di selamatkan oleh sahabatku, kejadian itu saat aku SMP. Selain bisa melihat, berkomunikasi dengan makhluk makhluk tak kasat mata aku juga bisa melihat masa depan dan masa lalu, dan aku sudah bisa mengontrol kelebihan ku ini dengan baik.
Aku datang ke Jakarta karena permintaan abiku untuk menemui Abah yai Kholil Al-Alawi yang tidak lain adalah kakek ku. Ya aku seorang Ning, ayahku seorang Gus dan ibuku hanya orang biasa yang rela di jodohkan dengan Gus cuwek dan cool macam Abi. Setelah bertahun-tahun membuang dan melupakanku sekarang mereka memintaku ke tempatnya dan meninggalkan Mbah kong di Surabaya sendirian.
Jika kalian pikir aku Ning yang pada umumnya, yang anggun, sopan, santun, dan berhijab. aku bukanlah orang seperti itu, aku tak anggun, sopan dan santun ku hanya untuk orang yang pantas untuk itu, dan aku tak berhijab. Selama aku di Surabaya aku bebas dan mandiri, mereka memang mengirimi uang setiap bulan, tapi aku sekolah menggunakan beasiswa dan otak cerdas ku ini.
Aku hanyalah Ning yang di sembunyikan, selama ini aku melakukan apa yang aku mau, umi ku sering memarahiku karena pakaian dan tingkah lakuku, Mbah kong dan Mbak Putri lah yang memberi kebebasan padaku, sedangkan Abi dia orang yang sangat mengerti diriku. Ia bilang aku mirip cinnta pertamanya sewaktu muda.
Aku sering bertemu dengan Abi, kami bertemu bukan di dunia nyata tapi di alam bawah sadar. Disana Abi sering mengajariku banyak hal, termasuk mengontrol kelebihan ku.
Abi selalu mempercayaiku dan tak pernah menuntut ku banyak hal seperti Umi. Aku bertemu Umi setiap setahun sekali, pada saat itu Umi akan memarahiku habis-habisan tapi abi selalu bilang "jadilah dirimu sendiri, percayalah apa yang kamu percayai, lakukan apa yang menurutmu benar"
Abi selalu percaya kalau aku akan berubah seiring dengan berjalannya waktu, bukan seperti Umi yang menuntut ku banyak hal, yang ingin aku seperti Delia saudara sepupuku dan aku selalu bilang " aku ya aku "
Aku seret satu koper besar ku, aku mencari Abi, katanya dia sendiri yang ingin menjemputku, aku terus mengedarkan pandanganku sampai aku melihat Abi berjalan ke arahku dengan senyum merekah nya. Aku pun segera berjalan ke arah Abi dan tak lupa dengan koperku, aku pun segera mencium tangan Abi dengan ta'dzim.
" Ayo pulang, semuanya sudah menunggumu" kata Abi dengan sangat bahagia.
" Iya menungguku untuk mengomeliku karena penampilanku" dengusku, karena sekarang aku berpakaian sopan tapi tetap saja aku tak mengenakan hijab dan rambutku ku biarkan tergerai.
" Jangan di pikirkan" kata Abi lembut dan mengambil alih koperku. Aku mengikuti Abi yang sudah berjalan lebih dulu.
***
Sesampainya di area Pesantren Abi segera mengeluarkan koperku dan membawanya. Aku hanya mengikuti Abi dari belakang, banyak santri yang berlalu lalang dan heran melihat gusnya membawa koperku.
" Biar saya bawakan kopernya Gus" salah satu abdi ndalem menawarkan diri.
" Tidak usah, saya bawa sendiri saja kang" jawab Abi denan berlalu pergi. Lagi lagi aku mengikuti langkah Abi dari belakang.
" Assalamualaikum" Abi memasuki ndalem.
" Waalaikummus salam"
Umi keluar dari sebuah ruangan Umi langsung menghampiriku dan memelukku, aku pun membalas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Thread
ChickLitGimana jadinya kalau orang yang kita cintai jadi kakak ipar atau adik ipar kita? Itu lah yang terjadi pada 5 bersaudara dari keluarga Pratama.. 5 bersaudara yang secara bersamaan di jodohkan oleh orang tua mereka karena kesepakatan di masa lalu.. Pe...