19. Bimbang

1.1K 107 0
                                    

Normal pov...

Sekarang Zelvin dan Gus Alif sedang duduk di salah satu bangku taman rumah sakit. Sepertinya Zelvin akan membicarakan hal serius pada kakak iparnya.

"Mas Alif udah siap buat nikah sekarang?" Bukan tanpa alasan Zelvin bertanya seperti itu, pasalnya pernikahan kakak iparnya itu dadakan, apa lagi Adeffa sendiri yang menjemput calon kakak iparnya.

"Harus siap, harus siap dengan tanggung jawab baru" Gus Alif menjawab setelah menghelai nafas.

"Siap juga kan kalau pegang posisi Presdir UC Croop's lagi?" Seketika Gus Alif menatap sang adik ipar tajam.

"Maksud Lo?"

"Mas kan pernah pegang posisi Presdir UC Croop's cabang Belanda sama Inggris, gue mau mas ambil posisi Presdir UC Croop's Indonesia"

"Gak bisa, gue sibuk, lagian Lo rekrut orang gak ada wibawa-wibawanya jadi CEO"

"Gak penting, kalau alasan Lo sibuk gue bisa minta pihak kampus buat keluarin Lo dari kampus" Zelvin terlihat sangat jelas ingin sekali Gus Alif masuk kembali ke perusahaan.

"Kenapa Lo maksa banget? Pasti ada alesan dibalik ini kan?" Dua orang yang memiliki sifat tidak bisa ditebak. Bahkan Adeffa sendiri suka dibuat bingung dengan dua orang laki-laki yang sedang duduk bersama ini.

"Mas bener.. huff... Kakek dan yanh lainya ingin aku mengambil posisi pewaris utama dan Zelvin yang ke dua" Zelvin mulai bercerita dengan wajah frustasinya.

Zelvin menganggap Gus Alif itu lebih dari seorang sahabat, ya.. ia menganggap Gus Alif sebagai kakaknya bahkan jauh sebelum dia menikah dengan Adeffa. Dengan Gus Alif ia bisa cerita beban seoranga nak pertama yang memiliki banyak tuntutan.

"Terus..?"

"Mas kan tahu yang mendapatkan posisi itu adalah yang berhasil memberikan keturunan pertama kali bagi keluarga Pratama. Sudah di pastikan kalau anak Zein da Ning Delia lahir nanti posisi itu akan jatuh ke tangan Zein. Apa lagi Presdir UC Croop's yang sekarang terlilit korupsi uang perusahaan. Aku ingin membuka kelakuannya Minggu depan sekaligus ngajuin Mas Alif sebagai Presdir selanjutnya, kalau gak gitu Zein bakal di pindah tugas ke UC Croop's"

"Gue gak bisa lepasin semuanya gitu aja"

"Gue sangat berharap Mas Alif terima tawaran ini"

"Kalau posisi pewaris utama emang punya Lo pasti bakal balik ke Lo Vin" Gus Alif menepuk bahu adik iparnya.

"Gue juga tahu kalau itu.. itu mah udah konsep semesta" ucap kesal Zelvin.

"Makanya cepet buat keturunan sama adek gue, supaya selesai tuh masalah"

"Lo tahu kan alasan gue kenapa belom lakuin hak dan kewajiban itu"

"Karena belum ada cinta. Cinta Lo buat adek gue Adeffa. Adanya cuman rasa sayang. Lo tau Adeffa udah siap lahir batin buat serahin semua hak Lo atas dia" ucapan Gus Alif barusan membuat Zelvin terkejut.

"Adeffa..."

"Ya.. Adeffa cinta sama Lo" Gus Alif memotong perkataan adik iparnya.

"Sejak kapan?" Lagi-lagi Zelvin menjadi bodoh.

"Kalau Lo tanya sama gue gue tanya sama siapa Zelvin?!" Ketus Gus Alif. Rasanya Gus Alif ingin membenturkan kepala Zelvin yang mendadak bodoh itu ke dinding.

Tiba tiba suasana jadi hening.

"Menurut lo kenapa Adeffa sampai menggila waktu itu?" Zelvin tetap dia mendengarkan ucapan kakak iparnya.

"Adeffa menutup hatinya buat semua pemuda, tapi tanpa dia sadari dan Lo sadari nama Lo udah masuk ke hatinya" perkataan itu membuat seorang Zelvin Pratama lupa cara bernafas.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang