37. Abah Yai

1.2K 94 0
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita White Thread. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Adeffa pov...

Hari ini aku sudah dibolehkan pulang setelah satu minggu pemulihan di rumah sakit. Rencananya aku akan pulang ke ndalem dan bukan ke kediaman Pratama.

Aku nggak mau ketemu dengan Delia lebih tepatnya. Aku tidak bisa memaafkannya untuk semua yang dia lakukan. Aku tidak dendam, tapi aku akan terus mengingatnya dalam sudut hatiku.

Dulu aku tidak pernah membayangkan atau mendapat prediksi tentang kehidupan percintaan juga Rumah tanggaku. Aku juga tidak pernah berpikir akan kembali ke Keluarga Al-Alawi. Dulu Aku selalu berpikir aku akan tetap hidup dengan keinginanku, kebebasanku, dan juga ketangan yang sudah aku dapatkan setelah mencoba berdamai dengan masa laluku bersama Jati.

Aku berpikir aku akan menikah dengan seorang pemuda yang biasa saja, tapi sekarang lihatlah aku menikah dengan orang berpengaruh di dunia.

Saat hati berkata "Berhenti lah."
Namun Allah berkata "Jalan lah."

Saat hatiku telah hancur.
Namun Allah berkata "Tegar lah."

Saat aku merasa lelah.
Namun Allah berkata "Teruslah melangkah."

Karena sesungguhnya rencana Allah adalah yang terbaik untuk setiap hambanya.

Yang bisa aku lakukan saat ini hanya lah mengikuti takdir yang sudah digariskan untukku.

Aku bawa Zafran ke gendongankum

"Anak mama ganteng banget"

"Iya lah bibit unggulnya papa" Ucap Mas Zelvin yang baru saja masuk.

"Udah dibilangin jangan ngomong sembarangan" omelku padanya.

"Iya.."

"Udah siap pulang?"

"Siap banget mas" aku menjawab penuh dengan rasa antusias.

Kami pulang dengan aku yang menggendong Zafran. Sedangkan Mas Zelvin yang membawa tas berisi baju-bajuku. Kapan lagi bisa lihat seorang konglomerat menjadi babu istrinya.

"Heh.. aku bukan babu ya!!" Ia menoyor kepalaku.

"Iya deh.. konglomerat" cibirku.
















***


















Sesampainya di ndalem Ali, Abi, Umi, dan Abah yai menyambut kami. Bahkan ada Kakek Rico dan Nenek Ratu juga. Jangan lupakan Yanan dan Wafi.

"Mirip sekali dengan papa nya" ucap Abah yai. Aku dan Mas Zelvin tanya tersenyum.

"Muhammad Azafran Pratama. Anak pertama yang sukses dan beruntung, serta diharapkan memiliki sifat seperti Kanjeng Nabi Muhammad" ucap Abah yai dengan mengelus kepala putraku penuh dengan kasih sayang.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang