12. Self-injury

1.3K 109 5
                                    

Normal pov...

" Zelvin jika kamu memang tidak mencintai putriku maka ceraikan putriku sebelum semuainya lebih jauh"

Perkataan dari Umi Dila sang ibunda dari Adeffa itu membuat semua orang di sana tercengang.. mines Adeffa sendiri.

" Belum dua puluh empat jam kamu menikah dengan Adeffa tapi putriku itu sudah menangisimu seperti ini, melakukan hal nekat seperti ini"

Zelvin hanya bisa diam..

" Apa sekarang umi peduli sama hidup Adeffa yang udah hancur?!" Sakit melihat putri sendiri mengatakan itu secara langsung padanya.. Umi Dila sangat mencintai anak-anak nya.. tapi buat Adeffa dia gak merasakan kasih sayang itu.

" Atau umi takut.. kalau yang Umi rasain dulu juga bakal terjadi sama Adeffa? Iya kan?? Adeffa udah rasain yang lebih sakit dari yang dulu umi rasain"

" Adeffa capek sama semua hal memuakan itu.. kasih sayang palsu.. persahabatan palsu.. dan hal palsu lainya" Adeffa memgataka itu sambil menatap Zelvin sekilas.

" Persahabatan kita itu nggak palsu Adeffa.. persahabatan Raska itu nggak palsu" Zelvin tidak terima dengan perkataan Adeffa.

Adeffa tersenyum miring menatap Zelvin.

" Kalau gitu pernikahan kita ini palsu" ucap Adeffa menatap datar Zelvin.

" Kak Adeffa.. "

" DIAM!! DELIA!!" teriak Adeffa keras pada Ning Delia.

" Adeffa turunkan suaramu" ucap Zelvin geram.

" Kenapa heh?! Kau tak terima??" Zelvin diam tidak mampu menjawab perkataan Adeffa.

" Adeffa kita pulang ya sayang" bujuk Abi Fariz a.k.a Gus Fariz ayahanda Adeffa.

" Iya sayang.. kita obatin tangan kamu" sambung Umi Dila.

" Ini hidupku.. mau aku hidup ataupun mati tidak akan ada yang perduli akan hal itu" setelah mengatakan itu Adeffa pergi dari sana dengan di kejar Umi Dila.

" Benar-benar tidak tahu malu" guman Ning Lia adik ipar Gus Fariz.

" Lia dari pada mengurusi kehidupan putriku urusi kehidupan putrimu sendiri" perkataan tajam dari Gus Fariz.

" Saya minta maaf atas sikap Adeffa dan semua yang terjadi" ucap Gus Fariz tanpa ragu..

" Dek kamu harus tegas sama Adeffa" perkataan itu berasal dari Ning Nisa kakak Gus Fariz.

" Adeffa bukan lagi tanggung jawab ku mbak.. terserah kalian ingin menagtakan apa aku sudah tak perduli"

Gus Fariz pergi dari sana di ikuti sang putra yaitu Gus Alif.

" Para santri bisa kembali ke kamar masing-masing dan untuk tamu saya minta maaf yang sebesar besarnya" ucap Abah Yai.

" Kami bisa memaklumi ini.." balas Rico tenang.

" Lagi pula kami tidak mempermasalahkan" ratu.











***










"BRAK"

Adeffa menutup pintu kamarnya dengan keras dan lengsung mengunci pintunya.

Dengan kasar Adeffa melpas hijab yang ia kenakan dan melemparnya entah kemana.

" Aku muak dengan kalian semua hiks.. hiks.." racau Adeffa sambil menjambak rambutnya frustasi.

" Krek" Adeffa merobek gamis cantik yang ia kenakan.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang