Normal pov...
"Aku mencarimu kemana-mana?" Tidak ada balasan dari wanit yang tengah duduk di kursi roda sambil terus menatap ke arah langit yang mulai berubah menjadi warna jingga.
Laki-laki itu berjongkok didepan si wanita dan menyingkirkan anak rambut yang menghalangi iris hitam gelap si wanita.
"Kenapa menyembunyikan hal ini dariku. Hem? Bukankan kita berjanji untuk saling terbuka?"
"3 bulan kamu sembunyikan hal ini dari aku" sambung si laki-laki sambil menatap si wanita dengan lembut.
"Apa kamu bahagia mendengar kabar ini?" Tanya si wanita dan si laki-laki terdiam.
"Mas, Aku membayangkan bila anak yang terlahir tanpa cinta yang utuh dan harus melihat kedua orang tuanya yang tidak saling mencintai" sambung si wanita sambil terus menatap kosong.
"Itu bukan jawaban dari pertanyaan ku tadi Zelyn, kenapa kamu sembunyikan hal ini?"
"Mas Azar juga belum menjawab pertanyaan ku"
"Aku bahagia. Sampai rasanya aku tidak tahu harus melakukan apa untuk menyalurkan rasa bahagia ku. Sekarang jawab pertanyaanku tadi"
"Tidak ada gunanya pertanyaan itu untuk dijawab karena aku kamu kamu sudah mengetahui jawabannya"
"Tentang masalah di keluarga Pratama, bukan? Ketakutan kamu tentang masa depan yang belum pasti. Benar kan Zelyn?"
"Cinta itu penting mas!"
"Tapi kepercayaan lebih penting Zelyn, kamu tidak percaya kalau aku akan meneriam anak kita!"
"Aku percaya padamu mas, tapi aku juga butuh cinta dan kasih sayang mas, aku tahu bahwa sejak awal kamu bukan milikku. Mas mau bertahan di pernikahan ini dan menerima anak ini aja aku bahagia"
"Anak kita Zelyn!! Ini anak kita!!" Zelyn bukannya takut mendengar teriakan penuh amarah milik sang suami, dia malah tersenyum manis.
"Ya anak kita yang seharusnya ada karena cinta bukan karena nafsu, tapi aku tidak menyesal karena hal itu. Jadi Mas Azar tidak perlu merasa bersala dengan menunjukkan sikap perhatian mas padaku" Zelyn tetap mempertahankan senyumnya yang membuat hati seorang Azarenka teriris-iris.
"Itu hal mas untuk memberikan perhatian padamu Zelyn... Terlepas dari apa yang ada di masa lalu" ucap Azarenka sambil mengelus rambut Zelyn penuh akan kasih sayang.
"Ayo masu, udah mau maghrib" Azarenka berdiri dan langsung mendorong kursi roda yang digunakan sang istri.
"Mas tahu, aku tadi menemui Delia"
"Untuk apa?" Dari nada suaranya dapat disimpulkan Azrenka tidak suka dengan Zelyn yang menemui Ning Delia.
"Melihatnya dan memberitahunya tentang kebenaran dan kenyataan, apa aku salah?" Zelyn mendongak untuk melihat ekspresi sang suami.
"Tentu saja salah, salah karena kamu tidak izin padaku dan membuatku juga kakek nenek kawatir, kamu pergi tanap pamit Ze"
"Maaf" cicit Zelyn yang menunduk.
"Jangan berurusan dengan Delia, dia sedang tidak stabil mentalnya, biarakan itu menjadi tugas Zein untuk menyadarkan dan menunjukkan kenyataan pada istrinya"
"Cara bicara Mas, seakan-akan bahwa Mas sudah tidak mencintainya lagi"
"Karena sudah ada yang lebih berharga dalam hidup Mas, jadi kenapa aku harus mengurusi hal tidak berguna?"
"Memang hal apa yang lebih berharga dari orang yang dicintai?"
"Keluarga, Zelyn aku telah lama melepas cinta itu dan mencoba mengejar cinta ku yang nyata dan sudah ditakdirkan Tuhan hanya untukku" Zelyn tidak lah bodoh untuk tidak memahami apa arti dari perkataan sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Thread
ChickLitGimana jadinya kalau orang yang kita cintai jadi kakak ipar atau adik ipar kita? Itu lah yang terjadi pada 5 bersaudara dari keluarga Pratama.. 5 bersaudara yang secara bersamaan di jodohkan oleh orang tua mereka karena kesepakatan di masa lalu.. Pe...