25. Kita

1.1K 114 2
                                    

Normal pov...

"Aku.. aku mau kita pisah!" Adeffa berteriak di depan Zelvin dan apa tanggapan seorang Zelvin Pratama? Dia hanya diam seperti orang bodoh.

Pandangan mata keduanya masih beradu dengan rasa yang berbeda. Yang satu mencoba berbohong dan yang satunya mencari sebuah kebohongan.

"Apa kamu pikir aku bodoh Deffa?" Zelvin berucap pelan dan masih bisa didengar Adeffa di tengah-tengah derasnya hujan.

"Kamu pikir baik-baik! Dalam pernikahan kita tidak ada yang namanya cinta! Tidak ada yang namanya kepercayaan! Apa pernikahan seperti itu bisa bertahan TUAN ZELVIN PRATAMA?!!" Adeffa mencoba membuat Zelvin mengerti, tapi caranya salah. Zelvin terdiam sambil memikirkan hal apa yang harus dia lakukan agar Adeffa juga mengerti akan maksudnya, agar Adeffa tetap berada di sisinya.

"Pernikahan kita tidak sama seperti pernikahan orang tua mu yang penuh akan cinta dan kepercayaan. Bukan juga seperti pernikahan orang tuan Alea dan Kak Azarenka yang saling mencintai baru saling percaya. Dan pernikahan kita tidak ada cinta! Tidak ada kepercayaan! Maaf Zelvin tapi aku tidak bisa hidup denganmu tanpa dua hal itu dan tidak bisa kurang salah satunya" sambung Adeffa dengan berlinang air mata yang disamarkan oleh hujan.

"Kita bisa belajar untuk dua hal itu"

"Belajar? Heh.. belajar?" Adeffa tersenyum sinis pada Zelvin.

"7 bulan lebih pernikahan kita dan kamu bilang belajar, terus 7 bulan ini apa yang kamu lakukan?" Zelvin diam tidak mampu menjawab.

"Jawab Tuan muda Zelvin Pratama yang terhormat!!"

"Masih ada jalan lain selain perceraian Adeffa" ucap Zelvin saat Adeffa akan melangkah pergi.

"Apa menurut kamu masih ada cara lain?" Ucapan Adeffa sangat kasar.

"Banyak!" Balas Zelvin sambil memblas tatapan tajam Adeffa apdanya.

Derasnya hujan tidak membuat pasangan suami istri ini terganggu sama sekali.

"Kasih satu alasan kenapa aku harus bertahan sama pernikahan kita yang hambar" Adeffa menatap muak sang suami.

"Anak kita" Adeffa langsung terdiam mendengar jawaban Zelvin.

"Aku nggak bodoh untuk tidak menyadari aura mu yang berubah" Zelvin sudah tersenyum devil, itu artinya Zelvin sudah hilang kesabaran untuk menghadapi Adeffa, dia akan melakukan segala cara agar Adeffa kembali, walaupun itu akan menyakiti mereka berdua.

"Heh" dengus kesal Adeffa.

"Kamu butuh anak ini untuk mendapatkan UC Croop's kan?" Perdebatan mereka berdua semakin sengit.

"Iya aku butuh anak itu, tapi alasan utamanya buka untuk mendapatkan UC Croop's dan kamu tahu alasan kenapa anak ini sangat berarti buat aku, karena kamu nggak bodoh untuk menyadari alasan utama itu Adeffa Nadine Al-Alawi!" Zelvin mendongakkan dagu Adeffa dengan jari telunjuknya dan nada suara Zelvin berubah. Nada suara, ekspresi wajah, dan tatapan matanya adalah hal yang biasa ia lakukan saat menghadapi musuhnya. Adeffa melengos dan mengentak tangan Zelvin kasar.

Zelvin itu selain dingin dan cuwek, dia sedikit arogan, angkuh, dan keras kepala. Itu lah sisi buruknya. Sedangkan Adeffa adalah seseorang yang cuwek dan pendiam, tidak gampang ditindas, pemberani, dan keras kepala. Dua orang keras kepala kalau di satukan ya kayak gini, bentrok terus.

Adeffa sangat tahu apa tujuan Zelvin, tujuan itu adalah menyelamatkan rumah tangga mereka, tapi bagi Adeffa rumah tangga mereka sudah tidak memiliki harapan.

"Pulang!" Suara berat milik Zelvin.

Zelvin mencekal tangan Adeffa dan menariknya ke arah mobil miliknya.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang