29. Suami

1.2K 101 1
                                    

Normal pov...

Puncak

Terlihat sepasang suami istri yang tengah menggelar acara barbeque di halaman villa mereka. Si laki-laki tengah memanggang daging dan si perempuan menata alat makan.

"Mas, sini aku bantuin" Abyan hanya tersenyum dengan tingkah sang istri.

"Aku tinggal ke belakang dulu.. kebelet"

"Iya sana"

Tak lama Abyan kembali dari toilet dan mendapati sang istri tidak hanya sendirian melainkan bersama dengan 6 remaja laki-laki.

"Ini siapa Na?" Tanya Abyan pada Zein yang sedang membakar daging sama seseorang remaja yang dia lihat dari belakang.

"Wah!! Ali dilupain!" Suara nyaring dari seorang Gus Ali putra bungsu Gus Fariz yang tak lain dan tak bukan adik dari Gus Alif juga Adeffa, sekaligus adik ipar Zelvin Pratama.

"Gak kenala juga sama gue?!" Oh ternyata yang membakar daging dengan Zeina itu Gus Wafi. Putra bungsu Gus Fauzi yang tidak lain dan tak bukan adiknya Ning Delia, sekaligus adik ipar Zein Al-Fatih Pratama.

"Baru engeh Gus kalau ada kalian" ucap Abyan pasrah karena di sudutin dua remaja itu.

"Terus mereka siapa?" Abyan menunjuk empat remaja yang lain.

"Reano"

"Hanan, tapi biasa di panggil Haikal"

"Sama gue juga lupa nih kayaknya! Yanan adiknya Ning Yana"

"Aku Faza salam kenal"

"Tunggu-tunggu!! Kalian semua kan cucunya Abah yai! Kok bisa sampai di sini?!" Terlihat sekali kalau Abyan sangat terkejut dengan keberadaan enam remaja itu.

"Kita mau nemenin Kakek Rico dan Nenek Ratu, kita tuh nungguin hasil SNMPTN" Jawab Gus Wafi.

"Harusnya kalian masih belajar, biar kalau gak lolos SNMPTN bisa ikut SBMPTN" ucap Zeina.

"Ya masak belajar terus... Yang ada kita setres" balas Gus Hanan.

"Bener tuh Teh Zeina.. kita mau liburan disini juga" sahut Gus Ali.

"Terus kenapa kalian di sini?" Abyan sedikit tidak suka dengan keberadaan 6 remaja laki-laki itu yang mengganggu kebersamaannya bersama sang istri.

"Kita diundang ya sama teteh buat makan" sewot Gus Yanan.

"Bilang aja Aa' Abyan nggak suka kita ke sini kan?" Ucap Gus Ali dengan sinis.

"Tau tuh... Pasti mau mesra-mesraan kan?" tebak Reano yang dari tadi diam.

"Itu tahu... Udah sana pergi..." Ketus Abyan.

"Teh... Liat tuh Aa' Abyan ngusir kita" adu Gus Faza pada Zeina dengan manja.

"Maaf, urusan perut lebih penting dari pada nurutin perkataan lo kak!" Ucap Gus Wafi sambil memanggang daging.

"Udahlah Mas biarin mereka makan bareng kita" ucap lembut Zeina.

"Denger tuh... Teteh emang baik, cantik lagi" ucap genit Gus Hanan.

"Kalian nggak dikasih makan apa sama kakek dan nenek?" Abyan menahan rasa kesalnya.

"Ya dikasih.. tapi ini lebih menggiurkan" balas Gus Yanan.

"Kapan lagi barbecue an" sahut Gus Hanan.

"Kayak orang kampung lo gak pernah barbeque an" cela Gus Ali.

"Emang Lo pernah?!!" Tanya Gus Wafi dengan nyolot.

"Sholat idul Adha kan pasti barbequean" dengan pedenya Gus Ali menjawab.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang