23. Sakit

1.3K 105 3
                                    

Normal pov...

Hari ini Adeffa sedang membersikan kediaman Pratama bersama Alea. Mereka repot-repot melakukan hal itu dikarenakan mereka berdua memberikan cuti selama 14 hari pada seluruh pekerjaan di kediaman itu.

Di kediaman Pratama saat ini hanya ada Adeffa, Alea, dan Ning Delia sedangkan para suami mereka pastinya bekerja.

Adeffa sekarang ini sedang mengepel ruang keluarga, sedangkan Alea membersihkan dapur, dan Ning Delia berada di kamarnya.

Adeffa mengepel sambil mendengarkan musik dengan earphone.

"Delia, hati-hati.. kakak baru aja ngepel, lantainya masih basah" kata Adeffa saat melihat Ning Delia menuruni anak tangga.

"Kak Adeffa!! Ayo bersihin kolam, kolamnya kotor banget!!" Alea datang dengan penuh semangat sambil menyeret Adeffa.

"Pelan-pelan Lea" Adeffa menegur Alea yang sangat tergesa-gesa.

"Ayo kak"

"Pelan-pelan lantainya licin" dengus kesal Adeffa karena tingkah kekanakan Alea yang muncul.

Ning Delia menuruni tangga dengan pelan seperti yang diperintahkan Adeffa. Tapi..

"Srak" "BRUK"

Ia terjatuh saat melangkah kan kakinya.

"Ah.. sakit.." rintihnya sambil memegangi perutnya yang mulai membuncit.

"Ya Allah.. anak aku.. hiks... Agh.. sa. Sakit.." Ning Delia semakin panik saat ia melihat darah.

"To.. tolong... Hiks... Sa.. sakit... Tolong!" Sayangnya tidak ada yang mendengar teriakan Ning Delia.

"Alea!! Tolong! Hiks... Ya Allah.. sakit..."

"Ya... Allah.. semoga anak aku baik-baik aja.. hiks.."

"Alea!! Hiks... Tol.. tolong!!"

Ning Delia terus meminta tolong, tali tidak ada yang datang sampai akhirnya dia pingsan tidak sadarkan diri dengan bersumpah darah dan wajahnya yang pucat.















***



















Rumah Sakit Pratama

Adeffa dan Alea sedang berada di depan UGD dengan perasaan cemas dan kawatir. Mereka berdua tak henti merapalkan doa. Mereka berdua lah yang membawa Ning Delia ke rumah sakit. Mereka menemukan Ning Delia bersimpah darah dan tidak sadarkan diri.

Mereka bedua tidak hanya bedua saja tapi bersama orang tua Ning Delia juga. Sedangkan Zein belum datang.

Alea yang melihat kedatangan suaminya bersam Zein. Akea langsung menghamburkan pelukannya pada Zalvin. Ia sangat takut dna kawatir.

"Gimana keadaan Delia?" Zein bertanya pada mertuanya dengan cemas.

"Dokter belum keluar, banyak doa semoga mereka tidak papa" ucap Abi Fauzi ayah Ning Delia. Zein hanya mengangguk untuk menanggapi.

Tidak menunggu lama dokter keluar dari UGD.

"Dengan keluarga pasien?"

"Bagaimana keadaan calon anak saya dan istri saya dok?" Terlihat sekali kalau Zein sanagt cemas.

"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan calon anak anda tuan muda, karena keterlambatan di bawa ke rumah sakit. Calon akan anda sudah meninggal dalam kandungan" Umi Ara yang mendengar hal itu langsung menangis karena apa yang dialami putrinya.

Zein terdiam dengan jawaban sang dokter. Anak yang menjadi alasan ia mempertahankan pernikahannya pergi begitu saja. Zein masih tidak percaya dengan apa yang ia dengan dan yang sekarang sedang terjadi.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang