9. Konsekuensi

1.4K 121 8
                                    

Zeina Pov...

Kakak Zalvin pasti berbohong, dia pasti hanya ingin menjahili ku saja kan? Nggak mungkin.. ini nggak mungkin..

" Kak Zalvin bohong kan?!!" Bentakku cukup keras.

" Untuk apa aku bohong, nggak ada gunanya" ia melewati aku dan Kak Zelyn.

Ini semua mustahil.. nggak... Nggak mungkin Kak Azar... Tanpa aku sadari aku menangis.. air mataku keluar begitu saja.

" Kakak Zalvin bohong kan Kak Zelyn?" aku memegang tangan Kak Zelyn.. ia terus menunduk. Ia tak berani menatapku.. jadi ini semua benar.. nggak..

" Kenapa kakak terima?!!" Teriak ku.. aku marah.. siapa yang tidak marah saat orang yang kita cintai akan menikah dengan kakak sendiri walau pun aku tahu Kak Azar nggak cinta sama aku.

" Nggak ada kesempatan buat nolak Zeina, bahkan kakak mau bicara saja nggak ada kesempatan untuk itu.." aku tahu Kak Zelyn juga terluka atas keputusan ini, tapi aku...

" Tapi kak..."

" Ingat Zeina Pratama! Kita pernah berjanji kalau kita akan menerima siapapun itu yang akan dijodohkan dengan kita. Kamu pikir cuman kamu yang di permainkan oleh takdir, yang harus melupakan orang yang di cintai dan mengiklankannya untuk saudara sendiri??!" Aku diam.. aku teringat janjiku pada Ayah.. janji kami berlima..

" Coba kamu lihat Kak Zelvin dan Zein.. mereka juga terluka.. Lihat juga Kak Zalvin dia harus menikah dengan gadis yang mencintai kakak nya sendiri.." aku tetap diam.. terlihat sekali kalau Kak Zelyn juga terluka dengan semua ini..

" Kamu akan tahu rasanya nanti Zeina.." vsetelah mengatakan itu Kak Zelyn pergi.. aku tahu ia menahan tangisnya sejak tadi.. maaf kak..

" Zeina sayang! Kamu di mana?!" Suara Bunda. Aku segera menghapus jejak air mata ku..

Oke.. ayo terlihat baik baik saja Zeina Pratama... Jangan tujukan kesedihanmu.

" Iya bunda.. bunda di mana?"

" Bunda di dapur sayang"

Aku pun pergi ke dapur..  bunda sedang memasak dengan pelayan.. sepertinya akan ada acara.

" Kenapa bunda?"

" Persiapkan dirimu, karena malam ini pilihan ayahmu akan datang bersama keluarganya.. "

Deg..

Secepat ini.. aku.. Aghhh..

" Ini keputusan ayah mu.. bunda tidak bisa menghentikannya dan maafkan bunda.. bunda yakin kamu bisa menerima siapapun dia.. bahkan bunda yakin hubungan kamu dengan dia akan lebih baik dari kakak kakakmu dan kamu anak bunda yang pertama kali akan menerima semuanya dengan lapabg dada.. bunda yakin kamu bisa"

Aku langsung memeluk bunda dan menangis sesenggukan di pelukaknnya. Setelah kepergian ibu.. bunda adalah sandaranku..

" Iya bunda.. Zeina akan berusaha... Zeina sayang bunda" aku mengeratkan pelukanku.

" Udah jangan nangsi.. nanti matanya bengkak"

Aku melepas pelukanku pada bunda dan menatapnya sendu..

" Bunda jangan nangsi juga dong"

" Kamu siap siap ya.. dandan yang cantik.."

" Siap bunda ratu"

Aku pun pergi ke kamarku..

Aku kunci pintu kamarku dan aku luruh begitu saja sambil bersandar di pintu...

Aku kunci pintu kamarku dan aku luruh begitu saja sambil bersandar di pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang