20. Berubah

1.2K 111 0
                                    

Zalvin pov...

Siang ini setelah makan siang aku akan menemani Alea menjenguk Delia dan soal kehamilan Delia para sesepuh sudah tahu dan langsung memberikan selamat.

Saat anak mereka berdua lahir nanti hak Kak Zelvin akan jatuh pada Zein secara tidak langsung. Memikirkan hal itu saja membuatku pusing.

Setelah memarkirkan mobil di parkiran RS Pratama aku langsung masuk ke lobi RS karena Alea menungguku di lobi sambil memperlihatkan wajah kesalnya.

'lucu'

"Lama!" Sentaknya saat aku berada didepannya.

"Kan.." belum selesai aku berbicara dia sudah berjalan meninggalkanku.

"Kak Zalvin kemana dulu sih?! Aku udah nunggu lama tau!!" Omelnya saat di depan lift.

"Kerja Alea sayang" jawabku malas.

"Ting" pintu lift terbuka. Kaki segera masuk dan Alea memencet angka lantai yang di tuju.

"Kak Zalvin udah makan? Pasti belum kan, kalau gitu nanti Lea temenin makan" ocehnya didalam lift. Sudah seminggu ini sikapnya padaku berubah, jadi cerewet tidak seperti dulu, lebih tepatnya dia jadi perhatian.

"Dari tadi aku ngomong loh.. Kak Zalvin dengerin gak sih?!" Keralnya sambil menggembungkan pipi.

"Dengerin"

"Ayo!!" Dia menarik tanganku keluar dari lift dan terus menarikku sampai di depan kamar rawat.

"Assalamualaikum" ucapnya sambil membuka pintu di depannya.

"Waalaikummus salam"

"Kok sendirian Kak Zein mana?" Tanyanya saat masuk ke kamar rawat yang hanya ada Delia seorang.

"Kamu manggilnya Zein, nggak pakek kak" tegurku pada Alea.

"Iya.. iya" kesalnya sambil duduk di kursi Deket brangkar pasien.

"Eh.. ngomong-ngomong Zein kemana?"

"Tadi keluar cari makan"

Aku duduk di sofa dan memperhatikan keduanya yang sibuk berbicara.

"Gimana keadaan calon keponakan aku?"

"Alhamdulillah baik, beberapa hari lagi udah boleh pulang"

"Kamu pasti seneng, karena malaikat kecil ini kamu sama Zein nggak jadi pisah kan?"

"Bisa di bilang iya, eh.. kamu sama Kak Zalvin kapan nyusul?"

"Kita mah nyantai kalau di kasih ya Alhamdulillah kalau belum yang belum rejeki"

Hah? Alea jawab kayak gitu? Nggak bisa di percaya. Aku rasa Alea kesambet satu minggu ini.

Delia terlihat bahagia tapi tandal dia sadari hal ini adalah malapetaka buat aku dan kakakku.

"Del! Kamu sadar gak kalau yang kamu lakuin kek Kak Adeffa itu keterlaluan? Sekerang gak jamannya labrak-labrakan kayak gitu" Alea bertanya dengan penuh kehati-hatian.

"Itu pantes kok, kamu kalau jadi aku bakal lakuin hal yang sama"

Kami salah Delia, seorang Alea Azzahra Al-Ahkamil tidak akan melakukan hal seperti itu, dia akan bermain dengan cantik dan elegan seperti cara bermain keluarga kami.

Tiba-tiba Aril sekertaris pribadiku mengirim pesan, aku ada meeting.

"Le aku ada meeting di kantor"

"Ya udah Del, kita pamit ya" aku nggak nyangka kalau dia ikut pamit.

"Disini dulu aja" Delia mencoba menahan Alea.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang