10. Fitting baju

1.3K 112 6
                                    

Normal pov...

Terlihat pagi hari ini Ning Delia tengah menyiram tanaman di depan ndalem Abah yai.

Tak lama terlihat mobil Audi hitam dan sebuah mobil BMW memasuki lingkungan pesantren. Ning Delia sangat tahun siapa yang datang.. salah satunya adalah sang pujaan hati.

' ini masih sangat pagi, kenapa mereka berdua datang kesini? ' itu lah yang sedang Ning Delia pikirkan.

Zein langsung menghampir sang calon istri sedangkan Zelvin melangkahkan kakinya ke ndalem barat.. tempat tinggal sahabatnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

" Assalamualaikum"

" Waalaikummus salam, em Kak Zein ada perlu apa? Pagi-pagi udah ke pesantren"

" Umi Ara nya ada Ning?"

" Ah.. umi? Ada kok Kak.. mari" Ning Delia pun segera mematikan keran air dan membawa sang calon suami pergi ke ndalem timur. Zein mengikuti sang calon istri ke ndalem timur dengan diam.

Sedangkan itu Zelvin berdiir tepat di depan pintu ndalem barat.

" Salam langsung aja kali Vin, Gus Fariz di ndalem kok" Tegur Ustadz Syifa'.

Zelvin hanya mengangguk untuk merespon perkataan sahabatan itu.

" Duluan ya.. biasa ngecek santri putra" pamit Ustadz Syifa'.

" Assalamualaikum"

" Waalaikummus salam"

Tak lama keluar Umi Dila sang calon mertua Zelvin.

" Zelvin masuk.. nak" terlihat sekali Umi Dila bahagia karena calon menantunya itu datang berkunjung.

" Iya umi, Adeffa nya ada?" Tanya Zelvin setelah masuk ke ndalem.

" Adeffa? Dia lagi masak di dapur, sebentar umi panggilkan"

" Nggak usah umi.. biar Zelvin yang kenasa, boleh kan?"

Normal pov end....



Zelvin pov...

Setelah mendapatkan izin dari umi aku segera menemui Adeffa di dapur.. kulihat ia tengah berkutat dengan alat-alat dapur dan bumbu-bumbu dapur, Adeffa sama sekali nggak sadar aku memperhatikan nya sendari tadi.

" Serius banget" akhirnya aku mengeluarkan suaraku..

Adeffa terliaht terkejut karena melihatku.

" Ngapain? Ini masih pagi buat bertamu!" Ketusnya dan kembali dengan aktivitas nya tadi.

" Jemput kamu" Ku pun duduk di kursi meja makan yang ngahadal ke dia.

" Emang mau kemana? Mau minum apa?" Ia bertanya tanpa melihatku dan fokus pada masakan nya.

" Fitting baju, teh aja lah"

" Oke.. tunggu bentar"

Tak lama setelah itu Adeffa menyuguhkan secangkir teh hangat padaku. Lalu ia duduk di kursi sampingku.

" Jadi ngajakin fitting baju?"

" Hn" aku pun meminum teh buatanya..

" Jangan ngadi-ngadi Lo.. jam segini mana ada buti yang udah buka!!" Ketusnya sambil ngelirik jam yang baru nunjukin jam 7 pagi.

" Butik punya nenek Ratu, dia sendiri yang nyuruh dateng pagi-pagi" jelasku santai.

" Tungguin, siap-siap dulu, bau bumbu dapur gue" ia melepas celmek yang ia gunakan dan segera pergi ke lantai atas tepat di kamarnya.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang