8. M. Zalvin Malik Zahir Pratama

1.6K 129 5
                                    

Zalvin pov...

Aku dan Zelyn sampai di parkiran tempat yang sudah di janjikan untuk menemui calon kami masing masing. Berjalan beriringan memasuki restoran.

" Perasaanku tidak enak" ucap Zelyn sambil berbisik.

" Aku juga"

Siapapun yang akan di jodohkan dengan adikku ini ia akan sangat beruntung karena adikku ini belum pernah merasakan jatuh cinta, tapi aku merasa kawatir, takut kalau calonnya memiliki gadis lain yang dia cintai.. memikirkannya saja aku sudah ingin menghajar orang..

Kami sampai di meja yang sudah di pesan oleh bunda dan ayah, di sana tak hanya ada ayah dan bunda tapi juga keluarga Al-Ahkamil.

Aku dan Zelyn mencium punggung tangan mereka sang sesepuh a.k.a orang tua.

" Duduk lah.. kita akan segera membicarakan perjodohan kalian" Aku dan Zelyn menuruti perintah ayah.

Aku dan Zelyn duduk bersebelahan dan bersebrangan dengan dua kakak beradik keluarga Al-Ahkamil.. siapa lagi kalau bukan Azarenka Al-Ahkamil dan Alea Al-Ahkamil..

Aku sama sekali tidak merasa senang saat tahu yang dijodohkan dengan ku adalah Alea, walau pun dia adalah orang yang aku cintai.. lagi pula 2 kakak beradik ini tidak akan menerima perjodohan ini dengan mudah.

" Pah! Jadi yang mau dijodohin sama Lea itu Kak Zalvin?" Ia terlihat tidak terima dengan keputusan ini, ekspresi wajah yang sudah kuduga sejak awal.

" Iya" Om Fajj menjawab dengan singkat, padat, dan jelas.

" Kenapa nggak Kak Zelvin aja yang dijodohin sama Lea?" Rengek nya.

" Zelvin nya udah aunty jodohin sama orang lain, maaf ya Alea sayang" ucap Bunda sambil tersenyum.

" Azar!"

" Iya mah"

" Kamu setuju kan sama pilihan mamah?" Tanya Tante Bening dengan menepuk bahu Azar.

Dua kakak beradik ini sudah memiliki orang yang mereka cintai, apa yang aku takutkan pada Zelyn ternyata benar-benar terjadi. Azar mencintai Ning Delia, sedangkan Alea sudah pasti mencintai Kak Zelvin.

Aku dan Zelyn hanya diam sendari tadi, entah lah aku tak tahu apa yang akan di lakukan oleh adikku ini.

Cukup lama Azar terdiam.. sampai akhirnya dia...

" Iya mah, Azar setuju" ternyata dia juga tidak bisa menolak.

" Mamah seneng kamu mau nurut sama mamah"

" Bunda... Zelyn.."

" Zelyn.. kamu udah janji sama bunda dan kamu tidak ada kesempatan untuk menolak" Bunda memotong perkataan Zelyn.

Aku menepuk tangan Zelyn pelan..

Kamu benar kak kita nggak bisa nolak, aku harap Zeina tidak bernasip sama dengan kita berempat.

" Zalvin kamu gimana cocok sama Alea?" Tante harusnya nanya sama anak gadis Tante itu, buka ke Zalvin... Apa boleh buat kalau ini jalannya.

Aku menarik nafas panjang..

" Zalvin akan setuju kalau Alea setuju" aku melihat Alea yang menatapku, aku balik menatapnya datar.

" Alea gimana sayang?" Bunda bertannya dengan lembut padanya.

" semuanya saya permisi" setelah mengatakan itu aku pergi dari sana.. mungkin ini terlihat tidak sopa.. biarkan saja aku tidak perduli.

Lagi pula aku tahu jawaban anak itu.

White ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang