42. Penjelasan

39 8 12
                                    

Reuni sadar betul, ada setitik kecewa di balik senyum Geral ketika ia tidak bisa menjawab cepat pertanyaan laki-laki itu mengenai kesempatan untuknya. Terlebih ketika punggung yang kekar itu mulai berjalan keluar, perasaan bersalah menyelimuti Reuni.

Walau sudah tujuh tahun berlalu, Geral tetaplah Geral dengan ketulusannya yang seharusnya tidak mendapat perlakuan seperti itu darinya.

Lagipula, yang terlihat lebih serius adalah laki-laki itu. Bukan Fabian.Geral yang lebih dulu memulai. Geral yang lebih dulu menemui. Dan Geral yang lebih dulu mengajaknya untuk serius.

Sehingga, tanpa berpikir lebih lama, Reuni bangkit dari duduknya. Menyusul Geral yang baru saja ingin membuka mobilnya.

"Geral!" Begitu panggilnya yang membuat Geral langsung berbalik menatapnya.

Saat sudah bisa mengontrol diri, Reuni menyuarakan isi pikirannya. "Aku ngasih kamu kesempatan dan pada akhirnya kamu nanti yang ngerasain sakitnya atau aku sama sekali gak ngasih kesempatan karena pengen kita temenan kayak dulu, mau yang mana?"

"Lo ngasih gue kesempatan dan gue gak bakal ngerasain sakitnya. Karena dengan lo ngasih gue kesempatan, gue gak bakalan ngerasain apa yang namanya penyesalan."

Dan ternyata, jawaban Geral di luar dugaannya. Reuni pikir, dengan ia bertanya seperti itu, Geral akan berpikir setidaknya lebih dari tiga kali. Tetapi, jawaban itu langsung keluar dari mulut Geral yang membuatnya kagum sekaligus takut.

Ia kagum bahwa Geral seserius itu untuknya. Namun takut jika keputusannya memberikan Geral kesempatan hanya akan menyakiti laki-laki itu untuk kedua kalinya. Walau niat awalnya adalah ia tidak ingin menyakiti siapapun.

Hanya saja satu hal yang tidak terduga lainnya terjadi ketika gadis itu berbalik memasuki restoran. Pupil matanya membulat sempurna ketika melihat sosok Fabian sudah ada di sana yang sedang duduk di tempat Geral sebelumnya.

"Hallo, Re!" Begitu kalimat pembuka Fabian dengan senyum menawan khas milik laki-laki itu menyambutnya.

"Ka-kamu .. sejak kapan duduk di sini?" Dengan terbata Reuni bertanya.

Fabian tersenyum, ia menggerakkan tangannya ke arah Reuni sambil berbicara. "Duduk dulu."

Masih dengan keterkejutannya, gadis itu kembali duduk di tempatnya. Duduk berhadapan bersama laki-laki itu dengan penuh pertanyaan di kepalanya.

"Kamu sejak kapan duduk di sini .. Fabian?" ulangnya lagi dengan suara yang mengecil di akhir kalimatnya. Ternyata, menyebut nama itu kepada pemiliknya langsung mampu membuat hatinya berdesir.

"Kalau duduk di kursi ini, baru aja kok."

"Di kursi ini?" Reuni berpikir sejenak. Jawaban Fabian sedikit ganjal.

Fabian mengangguk. "Iya, duduk di sini gue baru aja, kok. Pas lo nyusul Geral," jawabnya sembari menepuk pelan kursi yang ia duduki.

"Ja-jadi .. kamu tau aku sama Geral dari tadi di sini?"

Laki-laki itu mengiyakan. "Gue duduk di sana dari tadi." Fabian menunjuk tempat duduk di belakang Reuni yang selisih dua meja di tempatnya sekarang. Berhasil menambah keterkejutan yang nampak jelas di wajah gadis tersebut.

"Terus kenapa gak nyapa aja?"

"Kalian tadi ngobrolnya serius banget soalnya. Jadi gak mau ganggu. Geral juga ada hak ngomong berdua sama lo, kan?"

Reuni diam saja. Ia malah memalingkan wajahnya ke arah lain. Menatap Fabian terlalu lama, sadar tak sadar membuat jantungnya berdetak cepat. Sehingga memilih untuk memperhatikan sekitar.Di saat ia memalingkan ke arah lain, terdengar pembicaraan sepasang pasangan di belakang dirinya, yang lantas membuat ia menyadari sesuatu.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang