Selama Reuni menjadi siswa di SMA Merah Putih ini, Re tidak pernah sedikitpun melupakan jas laboratorium ketika ada mata pelajaran dengan praktek yang harus masuk ke ruang lab. Karena sebelum tidur, gadis itu selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan untuk mata pelajaran esok hari.
Tapi hari ini, Reuni mengutuk dirinya dengan sebutan ceroboh. Pasalnya, untuk pertama kalianya gadis itu melupakan jas lab, yang menjadi syarat utama bagi bu Hasna untuk masuk ke laboratorium saat praktek kimia. Bahkan bu Hasna sendiri dan teman-temannya sempat bingung dengan Reuni. Reuni yang mereka tahu adalah gadis yang perfectionist bila sudah bicara hal pendidikan.
Dan sekarang, gadis itu hanya bisa berdiri di dinding dekat pintu lab yang terkunci. Sama sekali tidak diizinkan oleh bu Hasna untuk masuk kecuali memakai jas laboratorium. Gadis itu hanya bisa berdiam diri sembari menepuk jidatnya dengan pelan.
Karena tidak mendapatkan hasil apa-apa, Reuni berjalan ke pembatas antara koridor dan lapangan. Gadis itu memegang dinding yang tingginya hanya sepinggang, memilih menatap anak kelas sepuluh yang kebagian jadwal PJOK dengan bermain futsal.
Saat bola sepak ditendak ke arah gedung IPA yang berada di selatan, termasuk kelasnya, Reuni mengikuti gerak bola tersebut. Saat ingin mendongak, menatap kelasnya, Reuni mendapati Fabian yang berdiri di depan kelas yang selisih dua kelas dari kelasnya, sedang tersenyum ke arahnya. Membuatnya sedikit kaget ketika Fabian menggerakan tangannya seolah menyapa. Dan, tentu saja Re tidak langsung membalas sapaan tersebut, malah gadis itu menoleh ke belakang, siapa tahu Fabian sedang menyapa orang yang ada di belakangnya.
Ketika tidak mendapati orang yang berada di belakang atau di sekitarnya, karena sedang berlangsung KBM, Reuni kembali menatap kelas yang 12 IPA 4. Di sana, Fabian hanya terkekeh, tapi tak lama. Karena laki-laki itu sudah berbalik untuk masuk ke kelasnya.
Dan, sekarang, Reuni tidak tahu harus berbuat apa selain mencap dirinya berulang kali dengan kata ceroboh. Ingin balik ke kelas, rasanya akan sangat bosan bila hanya ada dirinya sendiri. Ingin ke perpustakaan, Re tidak yakin akan selamat dari omelan bu Itan-yang terkenal dengan kecerewatannya bila tahu bahwa Re ke perpustakaan karena lupa bawa jas lab. Ingin ke kantin, ah, Re bukan tipe siswi yang pergi ke kantin bila belum jam istrahat tiba.
Tak punya pilihan, gadis itu kembali bersandar di dinding dekat pintu lab sembari bersedekap. Memilih untuk menunggu teman-temannya keluar dari pada yang lain.
"Reuni."
Reuni menoleh ketika namanya dipanggil dengan suara yang tak asing baginya. Gadis itu tersenyum kecil ketika mendapati Ge mendekat ke arahnya.
"Ini," ucap Ge, menyodorkan satu jas laboratorium yang terlipat rapi.
Re sedikit terkejut dengan apa yang diberi oleh Ge. Tapi tangannya tetap menerimanya dengan alisnya yang bertaut. "Kamu tau dari mana kalau aku butuh ini?" Tanyanya heran.
"Dari..." Geral menggantungkan ucapannya, rasanya berat sekali kalau jas tersebut adalah pemberian Fabian yang dititipkan padanya ketika sedang melewati kelas 12 IPA 4untuk ke kantin.
Awalnya Ge ingin menolak ketika Fabian meminta tolong padanya. Tapi ketika Fabian menyebut nama Reuni, Ge langsung mengiyakan permintaan Fabian tersebut.
"Kenapa gak lo aja?" Begitu tanya Ge pada Fabian sebelun memutuskan untuk mengantar jas tersebut pada Reuni.
"Lo liat ke belakang." Ge langsung mengikuti instruksi Fabian. Di lihatnya Bu Wiya tengah berjalan ke arah mereka.
"Guru gue udah mo masuk, gak ada kesempatan buat anterin jas ini."
Ge mengangguk paham, lagipun dia hanya sedang membantu Reuni. Bukan membantu PDKT Fabian. Ya, Geral tahu, bahwa Fabian menyukai Reuni.
"Ge?" Suara Reuni menyadarkan Geral.
"Baca aja namanya di jas itu. Tadi dititipin pas gak sengaja lewat di kelasnya," jawab Ge, percuma juga harus menyembunyikan bahwa Fabian yang memberikan jas tersebut, karena setiap jas selalu bertuliskan nama masing-masing.
Reuni langsung membuka lipatan jas tersebut, mencari nama yang dimaksud oleh Geral.
Fabian Elkandra.
Nama laki-laki itu yang tertulis di jas tersebut.
"Jadi, ini dari Fabian, ya?"
Ge hanya memgangguk tipis. Sedikit merasa tidak ikhlas.
"Gue permisi, ya."
Reuni kembali mengangguk, "Jangan lupa sebentar kita belajar, ya, Ge."
Ge tersenyum tipis, lalu berjalan menuju kantin. Karena jam pertama kelas 12 IPA 7 sedang jam kosong. Guru yang harusnya mengajar di kelas mereka sedang sakit.
☆☆☆
"Itu beneran Fabian yang pinjemin?" Bisik Rini yang berada di samping Reuni.
Reuni yang sudah berada di dalam laboratorium, menoleh sekilas pada Rini yang menatapnya tanya.
"Iya."
"Beneran?"
"Jangan keras-keras." Reuni mendelik pada teman sekeleasnya tersebut yang kebagian tempat duduk dengannya. Sedang Rini hanya menyengir.
"Gimana ceritanya?"
"Pokoknya dipenjemin." Reuni menjawab, namun matanya fokus pada penjelasan bu Hasna mengenai praktik kimia hari ini.
"Gue penasaran." Rini masih setengah berbisik. Wajahnya benar-benar terlihat penasaran. "Yang gue tau, Fabian itu gak pernah deket sama cewek manapun. Terus lo tiba-tiba dipinjemin jas lab, kok uwuw banget, gak, sih?"
Reuni kembali menoleh pada Rini. "Fabian gak pernah deket sama cewek?"
Rini mengangguk. "Heran kan, lo?"
"Enggak. Fabian itu orang baik, makanya aku dipinjemin jasnya."
Rini mencebik. "Terus Fabian tau dari mana lo butuh jas? Lo gak mungkin ke kelas dia cuman buat minjem jas dia, kan?"
Reuni terdiam, memikirkan ucapan temannya itu.
"Nah-nah, gak bisa jawab." Rini bersedekap, kali ini suaranya sedikit meninggi. Kehilangan kontrol suara yang membuat bu Hasna sempat menegurnya.
Rini yang mendapatkan teguran, hanya bisa tertawa kecil sembari mengucap maaf.
"Gue yakin, Fabian pasti ada rasa sama lo," ucap Rini sepelan mungkin.
"Shut, diam, Rin. Udah ditegur masih aja ngomong."
"Pertama, Fabian senyum-senyum ke lo pas nolongin orang yang dipukul sama Rio. Kedua, lo dipinjemin sendal. Ket-,"
"Kamu tau?"
"Yeeh, semua orang udah pada tau kali kalo Fabian minjemin sendal ke lo."
"Kok bisa?" Reuni bingung.
"Fabian itu cowok populer, tolong."
"Dan, sebentar lagi kayaknya lo jadi cerita anak-anak, nih. Dengan judul, Reuni sang pemegang juara umum bertahan, berhasil mencuri hati seorang Fabian."
"Lebay!"
Rini tertawa lucu.
Kembali mendapat teguran dari bu Hasna.
"Hehe, maaf, Bu. Maaf."
"Rasain." Reuni terkekeh pelan melihat ekspersi wajah Rini yang kedapatan tertawa. Membuat seluruh perhatian kelas tertuju pada mereka berdua.
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI
Teen FictionUpdate Tiap Hari #1 in Geral (5 Juli 2020) #1 In Pandai (5 Juli 2020) #3 In Reuni (5 Juli 2020) KISAH FIKSI Reuni adalah gadis yang pandai. Namanya selalu menjadi rangking pertama disetiap pengumuman kejuaraan. Karena sifatnya yang penurut dan suka...