Esoknya, setelah mendapatkan wejangan dari ibu tersayang, Reuni kembali harus menebalkan telinganya saat suara histeris datang dari teman-teman sekelasnya ketika melihat bagaimana wajahnya sekarang. Bahkan, belum sampai di tempat duduknya, mereka sudah mengelilingi Reuni saat berada digarisan pintu.
"Re? Lo kenapa?"
"Itu make up bukan sih?"
"Wait, Re lo kenapa? Siapa yang gebukin lo sampe babak belur kek gini?"
Mendengar pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya, membuat Reuni hanya tersenyum tipis. Gadis itu berjalan ke tempat duduknya. Menghiraukan pandangan tanya sekaligus penasaran dari teman-temannya.
Tanpa diminta, seluruh teman-temannya sudah berada di tempat duduinya. Pandangan mata yang menginterupsinya, seolah memintanya untuk menceritakan perihal wajahnya tersebut.
Reuni menghela napas pelan, "Jadi, semalam tuh aku aku bantuin orang yang dibegal sama preman." Reuni memulai bercerita. Menceritakan dari awal sampai akhir. Tanpa pikir panjang, gadis itu juga bercerita bahwa orang yang dibantu adalah mamanya Geral. Tentu saja kembali mengundang histeris dari teman-temannya.
"Makanya lo jangan nekat dong, Re." Ini suara Shinta.
"Kamu itu cewek, Re. Gak baik bertengkar kek gitu. Apalagi sama preman. Kalau dia bawa pisau atau pistol gitu, gimana?"
Reuni tersenyum mendengarnya, Aria kalau bicara memang sangat kalem.
"Dan terpenting, gue mau nanya satu hal. Lo lagi deket sama Geral-Geral itu gak, sih?" Ini suara Rini yang sedari tadi memilih diam. Gadis itu bersedekap menatap Reuni sembari bersandar pada meja di dekatnya.
Reuni menoleh, menatap temannya itu dengan bingung. "Siapa yang bilang?"
"Gue nanya lho, Re," tukas Rini. Spontan membuat Reuni menatap Shinta, dibalas Shinta dengan tautan alis, bingung sendiri. Ah, Reuni memang belum meminta Shinta untuk tidak memberi tahu siapapun bahwa Reuni membantu Geral dalam belajar.
"Re?"
Reuni kembali menghela napas, gadis itu tidak ingin menjawab. Sudah dikatakan, Reuni ingin menjaga perasaan Geral. Bukan tidak mungkin Geral akan sangat malu bila banyak yang tahu bahwa Reuni harus membantunya belajar. Rasa insecure pada diri laki-laki itu pasti akan bertambah karena merasa dirinya bodoh. Tapi melihat teman-temannya yang menaruh atensi mereka padanya, mau tak mau Reuni harus menjawabnya. "Bukan deket, Rin. Aku cuman bantu Bu Wiya, kok."
"Bantuin Geral-Geral itu belajar di ruangan Bu Wiya, kan?"
Reuni kembali menoleh pada Rini. "Kok tau?"
Rini melengos, gadis itu tidak lagi bersedekap. "Akhir-akhir ini banyak tau yang lagi gosipin lo sama dia."
"Yang gosip malah bikin fitnah, katanya lo sama dia pacaran di ruangan Bu Wiya. Bukan belajar."
Reuni terkejut mendengarnya. Gadis itu geleng-geleng kepala sembari beristighfar.
"Dan mulai sekarang, gue minta sama lo, jangan deket-deket sama dia, deh, Re. Lo bakalan kena masalah nantinya. Ini aja lo sampe babak belur karena Mamanya, gak tau ke depannya bakalan seperti apa." Rini kembali bersuara.
"Dan, hari ini Rio udah back to school. Ada yang bilang, dia bakal bikin perhitungan sama lo."
Reuni menggeleng. "Kalo Rio balik, kasian Ge. Kalian tau gak? Kalau Geral itu sering di bully sama Rio?"
Tak ada yang menjawab, mereka hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.
"Iya, gue tahu." Tapi untungnya Marcel menjawab, setidaknya tidak membiarkan pertanyaan Reuni sia-sia di udara.

KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI
Novela JuvenilUpdate Tiap Hari #1 in Geral (5 Juli 2020) #1 In Pandai (5 Juli 2020) #3 In Reuni (5 Juli 2020) KISAH FIKSI Reuni adalah gadis yang pandai. Namanya selalu menjadi rangking pertama disetiap pengumuman kejuaraan. Karena sifatnya yang penurut dan suka...