31. Modus

127 13 0
                                    

Reuni melebarkan matanya ketika menatap jam dinding yang ada di kamarnya.

Sudah hampir jam tujuh. Dan, ini adalah hari senin yang pastinya akan ada upacara bendera, itu artinya sekolah masuk lebih awal. Tapi, yang jadi masalahnya adalah Reuni masih di rumah. Membuatnya histeris dengan serba cepat saat melakukan persiapan untuk ke sekolah.

Reuni, tenang, gumamnya dengan menarik napas pelan saat terburu-buru memakai kaos kaki tapi malah tertukar. Kaos kaki kiri dipakai ke kanan begitu sebaliknya.

"Bu, Reuni pergi dulu. Assalamu'alaikum," teriak Reuni dari teras. Gadis itu langsung berlari dengan terburu-buru, lalu menghentikan angkot yang untungnya baru melintas di komples rumahnya.

Naas, baru beberapa menit menaiki angkot, angkot tersebut malah mogok di tengah jalan. Supir angkot kemudian meminta maaf pada penumpangnya, meminta dengan sopan agar para penumpangnya mencari angkot lain tanpa membayar. Hal itu membuat Reuni sedikit tidak tenang. Namun langsung bergegas turun mencari angkot lain bersama penumpang lain.

Sudah lima menit Reuni berdiri di pinggir jalan, namun angkot yang melintas rata-rata sudah penuh. Reuni tidak punya pilihan, setelah melirik jam yang ada di handponenya, Reuni memilih untuk berlari sekuat tenaga sampai sekolah.

Reuni tidak ingin terlambat, tapi hari ini Reuni sudah pasti terlambat. Ah, ini semua karena Reuni semalam mengalami insomnia, tidurnya menjadi jam satu malam. Biasanya, Reuni paling lama tidur di jam sebelas.

Tiin tiin.

Reuni terkejut, gadis itu menghentikan larinya. Mengusap dada sejenak karena kaget dengan klakson mobil yang berhenti di sampingnya.

"Geral?"

Laki-laki yang sudah menurunkan kaca mobilnya itu tersenyum pada Reuni. "Naik."

"Hah?"

"Naik, aja. Kita barengan. Udah mo telat ini."

Reuni langsung mengangguk. Tak punya pilihan. Gadis itu langsung membuka pintu di samping Geral, walau sebenarnya Reuni ingin duduk di belakang. Tapi, pak Jaki yang biasa menempati di depan sedang tidak ada. Lagipula, Reuni tidak enak sendiri duduk di belakang. Geral itu bukan supirnya.

"Lo kenapa terlambat?" Tanya Geral setelah memastikan Reuni duduk dengan nyaman.

"Insomnia."

Geral mengangguk sekilas.

"Kalau kamu kenapa terlambat?"

"Ketiduran," jawab Geral. Laki-laki yang sudah banyak perubahan itu sedikit mengambil jeda sebelum melanjutkan ucapannya. "Pasang pengaman, gue mau ngebut."

Reuni mengangguk, memasang pengaman. Menyiapakan diri karena setelahnya mobil dikendarai oleh Geral dengan kecepatan yang cukup tinggi. Untungnya, saat ini jalanan sedang tidak padat, memudahkan mereka dengan cepat sampai di halaman sekolah.

"Makasih, Ge," ujar Reuni kemudian setelah mobil diparkirkan Ge dengan selamat di parkiran sekolah. Gadis itu sudah melepas pengaman mobil, bersiap untuk keluar setelah mendapat jawaban sama-sama dari Geral. Sedetiknya Geral ikut keluar, berjalalan beriringan dengan gadis itu dengan setengah berlari. Karena upacara baru saja akan di mulai.

Reuni dan Geral meletakkan tas sekolah mereka sembaranh di pinggir lapangan. Saat Reuni hendak berlari ke barisan kelasnya, sebuah tangan menahan kepalanya yang membuatnya berhenti dan langsung menoleh pada Geral.

"Kenapa-." Ucapannya terputus saat Geral memasangkan topi khas anak SMA di kepalanya. Lalu bergegas berlari ke barisan kelas 12 IPA 7. Membiarkan Reuni yang sedikit menelan salivanya karena sedikit shock dengan perlakuan Geral yang terbilang cukup manis.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang