37. Tahun Berlalu ...

128 15 0
                                    

Sorry for typos.
Janganlupa vote.
Makasih ...

Fabian kecewa.

Cowok itu memukul setir mobilnya dengan kasar pun mengusap wajahnya dengan frustrasi. Bertanya-tanya pada diri sendiri. Kenapa dia harus cemburu melihat Reuni dan Marcel di taman itu? Kenapa dirinya harus kecewa melihat kedekatan Reuni dan Marcel? Kenapa?!

"Aaarggh." Fabian mengacak kepalanya lalu kembali memukul stir mobilnya dengan gusar.

Selama beberapa hari terakhir, Fabian berusaha sekuat mungkin untuk tidak lagi mendekati Reuni. Selama beberapa hari terakhir, Fabian berusaha sekuat mungkin untuk selalu menjaga jarak dengan cewek itu. Tapi, kenapa Reuni tidak jujur saja padanya bahwa dia menyukai Marcel? Kenapa harus bicara padanya dan Geral untuk menjauhinya dengan alasan lain?

Bukankah lebih baik jujur, agar Fabian benar-benar akan menjauh tanpa menyisipkan sebuah harapan?

Itu lebih menyakitkan, Reuni!

Ketidakjujuran lo yang bikin gue kecewa.

Hanya saja, satu yang lebih meyakitkan bagi Fabian. Kenapa dia harus se-kecewa ini? Sedang Reuni bukan siapa-siapanya.

Mereka sama sekali tidak terikat hubungan apa-apa. Reuni bahkan tak pernah menyatakan suka padanya. Reuni bahkan tak pernah terang-terangan yang menunujukkan bahwa ia memiliki rasa yang sama dengannya. Mereka hanya berteman.

Tak pernah lebih dari itu, Fabian! Lalu, kenapa lo harus kecewa? Hah?!

Tapi, harusnya Reuni menolak sejak Fabian menyatakan perasaannya saat Fabian mengungkap rasa padanya, bukan? Harusnya Reuni jujur saja, ada orang lain yang ia sukai. Harusnya Reuni jujur saja tanpa perlu alasan lain. Dan, masih banyak lagi seharusnya yang harus Reuni lakukan agar akhirnya tidak akan seperti ini.

"Tapi, apa iya, Reuni tipikal cewek seperti itu?" Fabian bertanya pada diri sendiri. Kali ini dengan bersuara.

"Ah, gue gak yakin Re orangnya kek gitu. Tapi ... aarggh." Fabian kembali mengusap wajahnya dengan kasar.

Melihat Reuni yang terkejut dengan wajah yang separuh ditutupi, wajah sedikit memerah seolah kaget, bukankah itu reaksi kebanyakan cewek yang bahagia ketika cowok yang ia sukai menyatakan perasaanya, bukan? Setidaknya, itu yang Gavin katakan padanya. Gavin, temannya yang sudah banyak berpengalaman itu tentu tak bisa diragukan, bukan?

Fabian melihat jelas reaksi Reuni itu walaupun dari jarak jauh. Sedang, reaksi itu berbeda ketika Fabian mengungkapkan perasaanya pada cewek itu. Reuni yang kala itu hanya terdiam sangat berbeda dengan reaksinya yang ia berikan pada Marcel.

"Astaghfirullah ...." ucap Fabian lirih selang beberapa menit kemudian.

Tak seharusnya ia memikirkan hal ini. Tak seharusnya Fabian dipusingkan dengan cinta monyet seperti ini. Tak seharusnya Fabian dipusingkan dengan urusan perempuan. Tak seharusnya Fabian memikirkan hal yang tak penting ini di umurnya yang masih muda.

Tak seharusnya!

Harusnya, setelah ujian nasional berakhir hari ini, Fabian fokus pada studynya selanjutnya yang harus kuliah di luar negeri. Harusnya dirinya fokus masa depannya. Ya, harusnya Fabian lebih memikirkan hal yang lebih bermutu bukan malah galau seperti ini

Cowok itu kemudian menghela napas. Kembali beristighar untuk tetap tenang. Menyalakan mesin mobil dan mengendarainya dengan kecepatan normal. Sekilas kepalanya menoleh pada kursi belakang dari kaca mobilnya, menatap sebuah kotak kecil yang berisi miniatur menara eifel. Kotak kecil yang tidak akan pernah sampai pada orang yang ingin ia berikan.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang