9. Sedikit Kesal

111 12 1
                                    

"Re, bareng, yuk."

Reuni menoleh ke samping, melihat Marcel yang sudah menurunkan kaca jendela mobilnya.

"Eum, duluan aja, Cel. Aku lagi ada urusan dikit."

Marcel tidak langsung menjalankan mobilnya, laki-laki itu malah memicingkan kedua matanya. Seolah mencari kebenaran di mata gadis itu. Reuni tipe orang yang tidak suka merepotkan orang lain. Untuk itu, Marcel merasa bahwa Re sedang berbohong agar dirinya tak perlu susah payah mengantarnya.

"Beneran? Di dalam bukan cuman gue, kok. Ada Shinta sama David." Bertepatan dengan ketua kelasnya itu bersuara, kaca mobil di belakang terbuka, menampilkan wajah ceria dari Shinta yang menyapanya dengan hangat. Dan David yang mendekat ke wajah Marcel untuk menampakkan wajahnya pada gadis itu.

Re tersenyum, membalas sapaan teman-temannya itu. Lalu tertawa lucu saat kepala David mengenai kepala Marcel. Membuat keduanya saling mengadu kesakitan.

"Beneran, ini aku lagi ada urusan, kok. Mau nunggu teman."

"Oh kalau gitu, kita tungguin aja. Cuman nunggu aja, kan?" David mengusulkan, mendapat anggukan setuju dari Marcel dan Shinta.

"Eh, gak usah. Aku bakalan lama. Kalian duluan aja, gih."

"Emang urusan apa, sih, Re?" Shinta bertanya.

"Adalah, urusan dikit kok. Kalian pulang aja, ya."

"Beneran? Kita gak enak hati lho, ini, Re."

Reuni kembali tertawa, menggeleng-geleng kecil karena David berlebihan.

"Gak papa, ih. Aku udah terbiasa banget pulang sendiri," ucap Re, ada jeda sedikit sebelum Marcel kembali menjalankan mobilnya. "BTW makasih, ya."

Marcel mengangguk, setelahnya mobilnya melaju. Meninggalkan Re di pos satpam yang bersih keras untuk tidak di antar. Ah, tidak. Sebenarnya Re juga tidak ingin menolak, tapi saat ini, dia tengah memenuhi ucapannya pada Geral. Menunggu laki-laki itu di pos satpam sekolah untuk membahas jadwal belajar mereka. Tepatnya, membahas jadwal Re untuk membantu laki-laki itu dalam soal belajar.

Beberapa menit berlalu, hampir setengah jam akhirnya yang Re tunggu dengan sabar memunculkan batang hidungnya.

"Maaf, lama," ucap Ge langsung, nadanya merasa tidak enak.

Re hanya mengangguk memaklumi. Tidak bertanya mengenai alasan terlambat laki-laki bertubuh gemuk itu.

"Jadi, gimana Ge? Kamu bisanya kapan belajarnya? Biar aku sesuain sama jadwal aku."

"Kita bahasnya disini, Re?" Tanya Geral, sangat jelas bahwa laki-laki itu tidak nyaman ketika berbicara dengan gadis itu di tempat ini, di pos satpam. Apalagi sesekali siswa-siswi terlihat melihatnya dengan pandangan yang sulit di definisikan oleh Geral sendiri.

"Eum, kenapa?" Reuni memandangnya bingung.

"Boleh kita bahasnya di perpustkaan, aja?"

No!

Reuni spontan menggeleng. Perpustakaan sudah sepi di jam begini. Reuni akan sangat-sangat tidak nyaman. Barangkali Ge belum mengetahui bahwa Re sengaja mengajaknya bertemu di pos satpam. Itu karena Re tidak ingin berbicara dengan lawan jenis di tempat yang sepi. Dan, pos satpam adalah tempat yang tepat dan ramai.

"Maksud gue, jangan disini. Gue... gue gak nyaman. Atau kalau lo mau, di caffe depan aja, bisa? Atau kalau lo gak bisa, kita bicara aja kapan-kapan, ya. Gue duluan."

"Eh, tunggu dulu, Ge!" Teriak Reuni, gadis itu segera menyamakan langkahnya dengan Geral yang sudah berjalan keluar dari dari gerbang. Rugi sekali Reuni menunggu cowok itu hingga setengah jam tanpa hasil apa-apa.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang