19. Whatsapp

96 13 0
                                    

Reuni merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, atensinya menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Gadis itu kemudian mengambil napas dalam-dalam, menghembuskannya secara perlahan. Hari ini, rasanya hari yang melelahkan baginya. Sejenak, Reuni memejamkan mata, mengistrahatkan tubuhnya yang letih.

Sekarang, gadis itu memikirkan perkataan teman-temannya siang tadi. Memintanya untuk tidak lagi mengajari Geral. Padahal, Reuni baru saja mengajari laki-laki itu belajar matematika, fisika dan pelajaran kimia pun belum sempat Reuni jelaskan. Gadis itu juga, baru saja berteman dengan Geral. Kasian sekali bila Reuni harus menjauh. Kasian sekali bila Reuni tidak membantu Geral.

Geral itu bulan-bulanan Rio. Itu artinya Geral sering mendapat perlakuan bullying oleh teman-temannya.

Geral itu tidak punya teman. Itu artinya Reuni yang baru jadi temannya.

Lalu, Reuni akan membiarkan Geral selamanya seperti itu?

Ah, tidak.

Reuni tidak bisa membiarkan bullying ada dalam sekolahnya.

Tapi, mengingat Rio yang tadi siang menghampirinya, Reuni tidak bisa menampik ucapan teman-temannya bahwa dirinya sedang dalam bahaya.

Saat keluar sekolah juga, tidak sedikit Reuni mendengar bisik-bisik dari siswa-siswi sekolahnya bahwa Rio itu ketua geng yang suka tawuran di sekolahnya. Rio bahkan tak segan membawa senjata tajam ketika tawuran dengan sekolah lain.

Reuni berbalik, gadis itu kini memeluk gulingnya. Sesaat, matanya teralih pada tas kecil pemberian bu Ananta, mamanya Geral.

Jujur saja, walau Reuni tahu isi di dalamnya, tapi Reuni belum membuka isi tas itu. Sebelumnya, Reuni belum bisa menerima pemberian tersebut. Walau memang, HPnya rusak karena membantu, tapi Re sama sekali tidak mengharap imbalan. HP adalah barang mahal yang sulit Reuni terima.

Hanya saja, sayang sekali bila HP tersebut hanya menghiasi meja belajarnya. Maka, pilihan Reuni saat ini adalah mengambil tas tersebut. Membuka kotak kecil yang berwarna putih. Memperlihatkan HP yang Reuni sendiri tidak tahu berapa harganya.

Reuni menekan tombol power, beberapa detik HP tersebut menyala. Menampilkan merk handphone tersebut.

Setelah menyala, Reuni dikagetkan atas notifikasi SMS di layar LCD. Membuat alisnya bertautan, tapi sedetiknya gadis itu sadar. HP tersebut sudah diisikan sim card.

Tolong disimpan ya, nomor Tante.
Ananta.

Reuni lantas menyimpan nomor tersebut. Lalu mengambil sim cardnya yang masih sempat di ambil malam itu. Ketika menyadari bahwa di sim cardnya masih ada pulsa, gadis itu segera menukarnya dengan kuota internet.

Reuni teringat satu aplikasi yang banyak digunakan oleh teman-temannya. Whatsapp. Setelah layar HPnya tertulis tanda centang alias berhasil mendownload aplikasi chating tersebut, Reuni segera mendaftarkan nomor HPnya.

Menit berlalu, Reuni dibuat terkejut saat banyak status-status teman-temannya di ruang status WA tersebut. Iseng-iseng, Reuni mulai membaca status-status tersebut. Di mulai dari Marcel yang paling atas, Aria, David, Rini, Shinta dan teman-teman sekelasnya yang lain yang sempat Reuni simpan kontaknya.

Satu persatu, notifikasi chat berbunyi. Rupanya, teman-temannya kaget dengan Reuni yang melihat status mereka. Terbukti, saat mereka dengan bersamaan mengirim chat pada gadis itu.

Shinta Arleta

Re? Ini elo?

Iyah.

Beneran?

Iyah.

HP baru dong?

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang