30. Terkejut

110 12 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya, Geral berhasil merebut perhatian hampir seluruh murid yang dilaluinya menuju kelasnya. Apalagi, laki-laki itu berjalan bersama Fabian yang merangkulnya dengan hangat. Semakin hari, Fabian dan Geral semakin bersahabat. Membuat Reuni yang berjalan di belakang mereka tersenyum bahagia.

Sesekali terlihat Fabian mengacak rambut Geral karena temannya itu masih saja merasa insecure. Pemandangan itu juga berhasil membuat para siswi yang menyukai Fabian merasa iri dengan kedekatannya dengan Geral. Padahal sadar, Geral itu laki-laki. Tapi, ya, bagaimanapun mereka tidak pernah melihat Fabian melakukan itu siapapun.

Penampilan Geral pun juga tak luput dari perhatian mereka. Ada yang kaget, tak percaya bahkan sampai terpukau dengan laki-laki itu. Bagi mereka yang tidak menyadari perubahan Geral selama dua bulan terakhir, tentunya merasa bahwa mereka sedang bermimpi. Bagaimana mungkin laki-laki yang terkenal sebagai korban bully dengan badannya yang gendut, berat badannya bisa turun drastis dan bisa setampan itu?

Kalau saja Geral seperti itu dulunya, tentunya mereka akan dengan senang hati akan mengidolakan laki-laki itu. Sudah kaya, tampan lagi.

Namun sayang, seiringnya hari berlalu, dengan Reuni yang semakin dekat dengan kedua laki-laki itu, Gadis itu kembali menjadi perbincangan hampir seluruh siswi di sekolahnya. Terlihat dari saat ini Reuni yang sedang duduk dengan Shinta di kantin.

Sebelumnya bukan hanya mereka berdua, tapi ada Geral dan Fabian. Tapi kedua laki-laki itu sedang memesan makanan untuk mereka berempat. Walau sebenarnya, Reuni sedang makan sendirian. Tapi Geral dan Fabian yang baru saja datang ke kantin bersamaan duduk semeja dengannya. Untungnya, saat itu juga Shinta sedang ada di kantin, mau tak mau Shinta harus duduk semeja dengan kedua laki-laki yang tengah menjadi pusat perhatian sekolahnya.

"Lo gak ngerasa risih gak, sih?" Shinta menatap tanya pada Reuni yang masih duduk santai di depannya. Padahal, Shinta yang tidak menjadi bahan gosip saja merasa kepananasan.

"Udahlah, cuekin aja." Reuni berusaha untuk tidak peduli. Gadis itu kini fokus pada makanan yang baru saja diletakkan oleh Geral dihadapannya. Sedang Fabian meletakkan semangkok bakso untuknya dan satu piring nasi goreng pada Shinta.

"Ada apa?" Fabian yang seakan peka bertanya pada dua gadis itu yang kini diam sejak mereka kembali dari tempat penjualan.

Reuni dan Shinta hanya menggeleng pelan.

"Geral," panggil Shinta pelan sebelum memutuskan untuk memakan nasi goreng miliknya. Padahal ketiga orang yang semeja dengannya sudah menikmati makanan mereka masing-masing.

Geral mendongak, menatap temannya Reuni itu yang sebelumnya mereka tidak pernah bicara satu sama lain.

"Gue boleh tanya sesuatu?"

Geral mengangguk pelan, mempersilahkan.

"Lo kenapa bisa berubah sedrastis ini?"

Pertanyaan Shinta mengambil alih perhatian Reuni dan Fabian. Walau dua orang itu sudah tahu alasannya. Karena mereka berdua yang mendorong Ge berubah menjadi Ge yang baru. Terlebih Reuni. Gadis itu yang dengan semangatnya ingin membantu Geral agar laki-laki itu bisa menjadi Geral yang percaya diri. Dan sekarang, Reuni berhasil. Bukan hanya membantu menumbuhkan rasa percaya diri, tapi gadis itu juga banyak membantu Geral seperti sekarang ini.

"Karena gue bosan dengan gue yang dulu."

"Yang dulu gimana?"

"Ya yang seperti lo liat, gue lemah, gue minder, gue insecure, bahkan gue gak pernah kepikiran buat ngomong sama lo semua seperti saat ini. Menurut gue, ini seperti mimpi."

Shinta hanya mengangguk pelan, tapi ada sesuatu yang menganggu pikirannya. "Bukan karena cewek, kan?" Shinta sedikit melirik Reuni. Sedikit sekali, sampai Reuni sendiri tidak sadar bahwa mata Shinta sedikit meliriknya.

Terlihat, Geral yang sedikit terdiam. Laki-laki itu menelan ludahnya, bagaimana bisa Shinta tahu hal itu?

"Cewek?" Walau begitu, Geral berusaha untuk mengelak.

Shinta mengangguk. "Bisa aja kan, gara-gara lo suka sama cewek lo kepengen berubah, bukan cuman karena lo bosan sama lo yang dulu tapi karena lo pengen mantasin diri buat dia yang terlalu sempurna buat lo."

Telak.

Ucapan Shinta tak bisa Geral elak di dalam hati.

"Ada-ada aja lo."

"Ya bisa aja kan."

"Udah-udah. Kita makan aja, bentar lagi udah mau masuk." Reuni menengahi, gadis itu sedikit menatap Geral yang juga menatapnya. Reuni tersenyum tipis lalu menunduk untuk kembali memakan baksonya.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang