38. Grup Alumni

128 20 4
                                    

Maaf untuk typos.

Selamat membaca ...

Jangan lupa vote biar cepet update😁

Sudah bertahun lamanya. Perjalanan dalam mencari sebuah kebenaran yang akan dijadikan pegangan itu belum Geral temui. Sudah beberapa  kali ia berteman dengan berbagai teman yang latar belakang keagamaan mereka yang berbeda, guna menambah apa yang tidak diketahuinya. Hanya saja, setelah melewati enam tahun lebih atau hampir tujuh tahun, apa yang dicari belum Geral temukan.

Laki-laki dengan banyak perubahan, seperti kulitnya yang masih tetap putih walau sedikit menghitam daripada sewaktu SMA. Tubuh yang menjulang tinggi dan badannya yang tegap seperti tentara itu sudah menyelasaikan studynya menjadi seorang dokter. Itu sebabnya, jas putih kebanggan yang menghiasi tubuh tegapnya itu sedang berada di rumah sakit. Dengan gelar Sp.PD di akhir namanya membuat laki-laki-yang sadar tak sadar menjadi idaman para dokter muda ataupun perawat-perawat yang masih single- tersebut jadi susah dihubungi karena kesibukannya menjadi seorang dokter.

Beruntungnya, untuk tiga hari ke depan, jadwal padat yang dimiliki oleh dokter Geral Gamaliel Frenanda itu sedikit berkurang. Membuatnya memiliki setidaknya sedikit waktu untuk memenuhi ajakkan bertemu dengan teman lamanya. Itulah alasannya, mengapa Geral sudah berada di caffe favorit temannya saat ini. Dengan menyeruput jus yang sudah dipesannya sembari menunggu orang yang mengajaknya ke tempat ini.

Rasanya, tak sampai sepuluh menit teman lamanya yang bernama Rendi itu sudah duduk di hadapannya. Berbasa basi ria dengan bertos ala kebanyakan pria sebelum mereka berbicara serius.

"Jadi, sampai saat ini lo belum nemu titik terang juga?"

Pertanyaan itu sejenak membuat Geral tersenyum sebelum menyeruput kembali minumannya. Menggelengkan kepala dan menjawab pertanyaan itu sebagai mana adanya. Berbicara selayaknya teman dekat dengan Geral yang sedikit dibuat terkejut atas undangan pernikahan temannya itu.

Hingga perhatian mereka teralihkan pada sedikit keributan yang tercipta. Geral menolehkan kepala dan menemukan satu wajah yang begitu familiar yang sontak membuat dadanya bergemuruh.

Lama Geral menatap wajah yang sama kaget dengannya tersebut. Membiarkan jantungnya yang kembali berirama lebih cepat seperti dulu ketika bertemu dengan gadis itu. Rasa rindu namun sedikit memiliki kecewa serta rasa bersalah berubah menjadi rasa yang tak terdefinisikan kembali bersua dalam dadanya.

Benar.

Saat itu, Geral, Fabian, Reuni dan Marcel berada di taman yang sama.

Geral yang sengaja mengikuti Reuni yang berjalan ke taman belakang itu mendengarkan semua pembicaraan gadis itu bersama Marcel. Sedikit menghadirkan kecewa karena dirinya menaruh setitik harapan bahwa gadis itu juga mencintainya. Pun merasa bersalah karena tak seharusnya, Geral merasa kecewa.

"Geral, dia Reuni, bukan?"

Suara itu, berhasil menyadarkan Geral dari lamunannya yang tak bisa ia kendalikan. Semua hal tentang gadis itu seketika berputar di rekaman otaknya tanpa ia minta. Geral kemudian mengalihkan pandangannya setelah gadis itu didatangi oleh temannya yang juga mengalihkan atensinya ke arah lain. Lalu dirinya menatap Rendi yang tengah menatapnya bergantian dengan gadis itu.

"Entah," jawabnya kemudian. Terdengar acuh bahkan tidak peduli. Berbalik dengan keadaan hatinya yang masih memintanya untuk segera melamar gadis itu. Karena sampai saat ini, hanya gadis itu yang ia pinta dalam doa pada Tuhan yang Esa.

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang