"Reuni!"
Reuni menghentikan langkahnya yang sedang bersama Shinta dan Aria ketika berjalan menuju kantin. Gadis itu menoleh ke arah lapangan, di mana Fabian memanggilnya. Lalu tersenyum kecil saat Fabian mengangkat tangannya seolah menyapa. Membuat Reuni mau tak mau ikut mengangkat tangannya, membalas sapaan Fabian yang kini berlari ke arahnya dengan pakaian basket yang membuat Reuni melotot.
Bukan, bukan tidak ingin Fabian menghampirinya. Fabian itu teman Reuni, tentu dengan senang hati ketika temannya menghampirinya.
Tapi, keadaan berbeda. Saat ini, sekolah mereka sedang ada perayaan ulang tahun. Ketua OSIS sekolahnya sendiri mengadakan beberapa pertandingan antar kelas selama dua hari. Salah satunya pertandingan basket yang sebentar lagi akan dimuoai di hari pertama perayaan ulang tahun sekolahnya ini. Itu berarti sekarang ini lapangan sedang ramai-ramainya. Banyak siswa-siswi yang berkumpul di lapangan hanya untuk menonotn pertandingan basket.
Apalagi, pertandingan basket dimulai dari tim kelas 12 IPA 2 dan 12 IPA 4. Dua kelas itulah yang sangat terkenal dengan keahlian mereka dalam bermain basket. Di dua kelas itu juga ada beberapa eberapa siswa yang sering diikutkan pertandingan basket antar sekolah. Tak heran, hampir semua murid sekolahnya rasanya sudah memenuhi lapangan saat ini.
"Yang kemarin, ada kan?" Tanya Fabian kemudian, yang kini sudah berdiri di depan Reuni dengan jarak yang tidak terlalu jauh, setelah beberapa saat menyapa Reuni dan dua gadis lain yang berdiri di samping Reuni. Shinta dan Aria.
Reuni mengangguk pelan, matanya awas menatap beberapa siswi yang juga menatapnya. Apalagi, tak sengaja matanya melirik Chindy yang menatapnya dengan tajam.
"Sebentar cake-nya gue ambil ke kelas lo, ya."
"Gak usah, biar aku aja yang anterin."
"Eh, tapi kan berat."
Reuni menggeleng. "Nanti aku minta tolong sama yang lain."
Fabian sendiri memang memesan cake padanya, ketika tahu kemarin Reuni sempat membawa puluhan cake yang dijual di dalam kelas. Tapi, dengan baiknya, David malah menjajakannya kepada setiap orang yang melewati kelasnya. Termasuk pada Fabian yang saat itu baru balik dari kantin. Dan baiknya lagi, Fabian malah ikut menjajakan kuenya ke kelasnya, dengan membawa satu box kecil yang dipegang David. Tak lebih dari lima menit, Fabian kembali dengan box yang tak lagi ada isi.
Di hari pertama itu, cake yang dibawa Reuni habis sedang teman-temannya yang lain tidak kebagian.
Dan sekarang ini, Fabian memesan cake untuk teman-teman setimnya yang sebentar akan bermain.
"Oh sip-sip. Eh, kalian gak mau nonton?" Fabian menatap Reuni, Shinta dan Aria secara bergantian.
"Nonton, kok. Cuman ini lagi mau ke kantin." Shinta yang menjawab.
Fabian mengangguk-ngangguk, tersenyum ramah yang membuatnya semakin terlihat tampan. "Gue ke sana dulu, ya." Fabian sudah berbalik, hendak berlari ke arah lapangan tempat teman-temannya yang lain sedikit melakukak pemanasan. Namun, urung ketika merasa masih ada yang harus Fabian katakan.
"Jangan lupa dukung gue, ya. Nanti kalau kelas kalian main, gue dukung. Oke?"
"Dukung elo?" Aria yang menyahut. Harusnya, dukung kelas timnya kan?
Mendengarnya Fabian terkekeh pelan, menggaruk kepala bagian belakng yang sama sekali tidak gatal. "Maksud gue, dukung 12 IPA 4."
"Bilang aja minta dukungan sama Reuni." Shinta menggoda.
"True." Fabian kembali tertawa setelah berucap. "becanda kok, Re," lanjutnya ketika melirik Reuni dengan raut wajahnya yang terkejut.
"Intinya, jangan lupa dukung tim gue. Biar menang, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI
Teen FictionUpdate Tiap Hari #1 in Geral (5 Juli 2020) #1 In Pandai (5 Juli 2020) #3 In Reuni (5 Juli 2020) KISAH FIKSI Reuni adalah gadis yang pandai. Namanya selalu menjadi rangking pertama disetiap pengumuman kejuaraan. Karena sifatnya yang penurut dan suka...