8. Selamat Datang

112 12 2
                                    

"Re, mau roti coklat atau strawbery?"

Reuni menggeleng, sama sekali tidak menatap lawan bicaranya. Saat ini fokusnya hanya tertuju pada tugas kelompoknya. Tugas yang di berikan oleh guru biologi dengan membuat perbandingan mengenai persilangan monohibrid¹ dan dihibrid². Dengan objek yang menggunakan puluhan kancing baju dengan warna yang berbeda.

"Fix, Reuni coklat. Kalau lo, Aria?

"Eum, stawrbery aja."

Reuni sekilas mendongak, menatap Shinta yang sudah keluar kelas menuju kantin. Tidak terlalu heran atas perlakuan Shinta yang langsung mengambil kesimpulan, karena mereka semua tahu bahwa Re menyukai makanan yang berbau coklat. Sedetik kemudian fokusnya kembali pada beberapa kancing baju yang sudah digabungkan ke dalam dua kotak untuk kemudian dipasangkan secara acak.

"Eum, Re," panggil  Aria.

Reuni menoleh, menatap Aria yang tengah sibuk menyiapkan laptopnya dengan beberapa kertas HVS.

"Boleh minta tolong gak?"

Reuni mengangguk, gadis itu berhenti dari aktivitasnya yang memasangkan 2 kancing dari dua kotak tersebut. "Boleh. Minta tolong apa?"

"Cariin buku biologi di perpustakaan, ya. Sebagai receferensi. Buku yang ini gak lengkap soalnya. Handphone gue juga lagi gak ada kuota." ucap Aria, gadis itu sedikit menunjuk buku yang di maksud. Aria sendiri kebagian tugas untuk menulis laporan hasil praktik biologi mereka. Sedang Reuni yang bertugas untuk melakukan praktik, dengan Shinta yang bertugas untuk mengecek kembali hasil laporan yang Aira buat agar sesuai dengan praktik yang Re lakukan.

"Boleh, tapi kamu lanjutin ini, ya. Biar pas aku balik, tinggal hitung perbandingan fenotip³ sama genotif⁴nya."

"Siap."

Reuni mengangguk kecil, lalu berjalan menuju perpustakaan. Sesekali mulutnya bergerak, bersenandung sholawat dengan suara yang kecil untuk menghilangkan kejenuhan.

"REUNI, AWAASS!"

Reuni spontan menoleh ke arah lapangan. Bola volly yang terlalu keras di smash mengarah cepat ke arahnya. Sigap, gadis itu langsung menutup kepalanya dengan kedua telapak tangan. Tidak apa kedua telapak tangannya yang sakit, asal jangan kepala.

Tak.

Beberapa menit berlalu. Tapi Re tidak merasakan sakit apapun. Tangannya juga tidak merasakan sentuhan bola sedikitpun. Gadis itu membuka matanya pelan, menurunkan kedua tangannya. Di depannya sudah berdiri seorang siswa yang membelakanginya dengan memegang bola volly.

"Fabian?" Ucapnya kaget.

Fabian menoleh, tersenyum manis pada gadis itu. Tangannya kemudian bergerak mengembalikan bola volly dengan gerakan pasing atas.

"Eh, maaf, ya. Gue tadi kelepasan saat smash bola." Seorang dari yang bermain bola volly menghampiri Reuni.

Re mendongak, masih sedikit kaget namun dengan cepat menggeleng pelan. "Gak papa."

Laki-laki yang melakukan smash itu mengucap syukur, lalu beralih pada Fabian, "Thanks, ya."

Fabian mengangguk. Setelahnya laki-laki itu kembali ke lapangan, melanjutkan permaian bola volly mereka.

"Makasih," ucap Reuni pelan. Ketika beberapa saat keduanya hanya saling diam.

"Sama-sama. Ohya, mau ke perpustkaan?"

"Kok tahu?"

Fabiah spontan tertawa pelan. Membuat Reuni mengangkat sebelah alisnya. Fabian menertawakan apa?

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang