34. Berjuang

95 13 0
                                    

Makasih yang udah vote.
Sorry for typos

Ujian Nasional tinggal menghitung hari. Tepatnya tinggal seminggu lagi. Bukannya fokus untuk belajar, Fabian malah mengacak rambutnya dengan frustrasi. Membuat Gavin yang berada di sebelahnya menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis. Tidak menyangka, bahwa temannya itu bisa dibuat pusing oleh Reuni yang berusaha menghindar dari mereka. Dari Fabian dan Geral.

"Lo ini beneran cinta ya sama si Reuni itu?" Begitu tanya Gavin untuk memastikan. Membuat perhatian Fabian teralih dari buku yang ada dihadapannya -namun, tidak dibaca- menoleh pada Gavin yang menopang dagunya dengan kedua telapak tangan. Sekilas cowok yang sebelas dua belas ketampanannya dengan Fabian itu terlihat cute dengan gayanya tersebut.

"Menurut lo?" Fabian bertanya dengan nada tak santai. Menghasilkan tawa renyah dari Gavin yang melihat Fabian bicara dengan nada tak biasa.

Gavin kemudian menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengan Fabian. Cowok itu kembali bersuara. "Mau gue bantuin biar kalian bisa deket lagi?"

Fabian kembali menoleh pada temannya itu. Menatap wajah serius milik Gavin yang kemudian dibalas dengan, "Gak perlu."

"Dih, gak perlu tapi lo uring-uringan kek gini. Tadi aja lo nyadar gak, sih, lo dapat teguran dari Bu Lastri?" Gavin mengungkit perihal Fabian yang kedapatan oleh bu Lastri melamun di dalam kelas beberapa jam yang lalu. Cowok itu tidak terlalu memperhatkan penjelasan dari guru seni budaya tersebut. Membuatnya gelagapan sendiri ketika bu Lastri melempari satu pertanyaan padanya.

"Ohya, Reuni itu first lovenya lo bukan sih? Baru kali ini gue liat lo kek frustrasi gini." Setelah bertanya, Gavin tertawa. Seolah lucu melihat Fabian yang tidak berhasil atas first lovenya.

"Gak usah bahas tentang cinta deh, Gav. Cinta itu masalah serius. Sedang kita masih terlalu muda untuk bicara hal itu. Jadi, lo fokus aja deh, belajarnya. Ujian dikit lagi."

"Lo nyindir diri sendiri, ya, Bi?"

Fabian berdecak. Cowok itu menggeser paksa tempat duduk Gavin yang dekat dengannya. "Jauh-jauh lo!" Yang kembali menghadirkan tawa khas Gavin. Benar-benar gembira melihat salah satu most wanted sekolahnya itu dibuat pusing oleh gadis terpandai di sekolah mereka.

"Bi, kantin, yuk." Suara Chindy terdengar beberapa saat. Cewek itu terlihat berjalan santai mendekati meja Fabian.

Fabian diam, cowok itu tak langsung menjawab. Malah memperhatikan wajah Chindy dengan serius.

"Apa? Curiga lo sama sepupu sendiri?" Chindy menatap Fabian dengan sedikit kesal

"Su'udzon lu." Fabian berdecak. Lalu melanjutkan ucapannya, "cuman tumben banget lo ngajakkin gue ke kantin. Pasti ada apa-apa, kan?"

"Itu namanya lo su'udzon Fabian." Chindy, yang masih terlibat hubungan sepupu dengan Fabian yang tidak diketahui oleh banyak orang itu merasa gemas sendiri. "intinya lo gak usah sok nethink gitu sama gue. Gue beneran mau ngajak lo ke kantin. Abisnya setelah diputusin sama Reuni hidup lo suram abis."

Ucapan Chindy keterlaluan. Kembali menghasilkan tawa yang membahana milik Gavin dan raut kaget dari sebagian kaum hawa yang ada di kelasnya.

Reuni mutusin Fabian? Berarti tuh cewek pacaran dong sama Bian selama ini?

Dih, Sok kecantikkan banget tuh, cewek.

Dan seperti itulah isi pikiran dari mereka yang dari awal tidak menyukai kedekatan Reuni dan Fabian.

Walau masih setengah kesal dengam Chindy, Fabian mengikuti sepupunya itu untuk ke kantin. Sepanjang perjalanan, dua remaja itu menjadi pusat perhatian. Mereka yang tidak mengetahui Chindy sepupu Fabian pasti merasa bahwa kedua  remaja itu akan sangat terlihat serasi bila berpacaran. Chindy yang banyak diakui dengan wajahnya yang cantik serta Fabian yang memang  tampan sedari dulu, bukan tidak mungkin mereka akan terlihat sangat cocok, bukan?

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang