7. Kegiatan Baru

136 13 1
                                    

Reuni segera berganti pakaian ketika sampai di rumah. Buku-buku yang ada di tas sekolahnya langsung dikeluarkan. Beruntung, hujan tadi tidak terlalu keras saat ia memutuskan untuk pulang. Jadinya buku-buku tersebut hanya basah sedikit.

"Re, kalo udah selesai, makan dulu, ya." Suara ibunya terdengar di depan pintu kamarnya.

Reuni menoleh, tersenyum pada ibunya yang sudah membuka pintu kamarnya. "Re mau sholat ashar dulu, Bu," balasnya.

"Ya udah, abis sholat jangan lupa langsung makan, ya. Lain kali juga, jangan ujan-ujanan," peringat ibunya. Reuni mengangkat kedua jempolnya sebagai respon. Melanjutkan kegiatannya setelah ibunya keluar dari kamarnya.

Re berjalan keluar menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Berwudhu lalu bergegas sholat ashar. Setelah selesai gadis itu langsung menemui ibunya di dapur. Menggeser tempat duduk tepat di hadapan ibunya.

"Afna, mana, Bu?" Reuni menanyakan adiknya yang masih berseragam putih merah.

"Adik kamu tuh, lagi main di rumah Gesya."

"Oh, Gesya teman barunya itu ya, Bu?"

Ibunya mengangguk, "Iya."

Dan Reuni yang meng-oh ria. Tangannya bergerak memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Lain kali, toh, Re, jangan pulang ujan-ujanan. Kamu udah kelas dua belas, lho. Kalau sakit, gimana?"

Reuni hanya memperlihatkan deretan giginya. "Ujannya gak deras, kok, Bu."

"Re ke kamar ya, Bu. Mau istrahat," lanjutnya setelah menghabiskan makanannya. Ibunya mengangguk mempersilahkan.

☆☆☆

Reuni menatap langit-langit kamarnya. Seharian ini gadis itu merasa lelah. Peristiwa tadi pagi, bersama Marcel membantu Geral adalah hal yang tak pernah terduga. Apalagi saat Ge menyamparinya di halte tadi, jujur saja, saat itu hanya ada mereka berdua di halte, membuat Re merasa canggung dengan laki-laki yang baru dikenalnya tersebut. Apalagi saat Ge menawarkan untuk pulang, Re merasa tidak nyaman.

Re sendiri tahu, Ge tulus saat menawarkannya tumpangan, sebagai ungkapan terima kasih laki-laki itu. Re juga tahu, mobil sedan berwarna hitam yang terlihat mewah yang berada di seberang jalanan itu adalah milik Ge. Re melihat dengan jelas saat Ge keluar dari mobil tersebut. Untuk itu, Re menolak. Lalu segera pamit duluan disaat hujan mulai turun.

Bukan, bukan maksud Re takut pada Geral. Justru Re tipikal orang yang senang akan orang baru. Hanya saja, Re butuh waktu. Lagipun Ge itu sebenarnya asik, hanya terlalu tertutup menurut Reuni.

Lalu, soal Fabian. Spontan Re menoleh pada pintu kamarnya. Melihat sendal yang dipinjamkan oleh cowok populer sekolahnya tersebut. Sebenarnya mimpi apa Reuni semalam? Sampai-sampai seorang Fabian meminjamkan sendalnya? Ah, sebenarnya ini hanya persoalan kecil. Reina tidak perlu memikirkannya terlalu jauh.

Astaghfirullah.

Tugas Kelompok!

Reuni langsung bangkit dari tempat berbaringnya, menuju laci mejanya yang berada di samping pintu. Mengambil handphone jadulnya untuk segera di charger. Selang lima menit, Re langsung menghidupkan HPnya. Disana, di layar handphone-nya sudah menampilkan nama teman sekelasnya dengan empat panggilan tidak terjawab.

Re langsung menelpon balik.

"Hallo?" Suara di seberang sana langsung terdengar.

"Duh, maaf ya, Shin. Maaf banget, aku kelupaan kalau sore ini kita kerja kelompok." Ada jeda sedikit. Reuni sendiri merasa tidak enak. Pasalnya gadis itu yang mewanti-wanti pada teman-teman sekelompoknya bahwa sore ini mereka harus menyelesaikan tugas kelompok mereka. "Kalian udah pada kerja tugas?"

REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang