Karena sakit hati yang bisa menyembuhkan berasal dari diri kita sendiri, mau tidak berdamai dengan keadaan. Kalau sudah bisa berdamai dengan keadaan, coba ikhlaskan semua yang telah terjadi dan juga sembuhkan luka yang ada di hati!
°°°
Keesokan harinya, Kevin sedang berbaring di sofa kamar rumah sakit. Dia sedang menunggu Marissa yang tengah di rawat. Keadaan Marissa masih terlihat miris di mata Kevin. Dia merasa kasihan dengan keadaannya. Apalagi luka-luka yang ada ditubuhnya.
Kevin duduk disebelah Marissa lalu mengusap kepalanya. Setelah beberapa menit kemudian, Kevin pun berdiri hendak menuju kantin. Karena dari semalam dia belum makan apapun.
Sebaliknya di kantin, Kevin melihat Marissa yang tengah duduk atas ranjang. Kevin pun segera menghampiri Marissa dan menanyakan apa dia sedang merasakan sakit atau sebaliknya.
"Bagaimana?" Tanya Kevin dengan singkat.
"Baik kok, tapi wajah gue gimana?" Tanya Marissa.
"Sssstt! Jangan khawatir, yang penting lo rutin minum obat!" Jelasnya Kevin. Marissa pun menganggukkan kepalanya.
°°°
Pukul 9 pagi, Kevin sedang bertugas di rumah sakit. Dan kali ini dia sedang melakukan tugas dengan dokter Husain di kamar Marissa. Mereka sedang melakukan pengecekan kesehatan. Jika kesehatan Marissa sudah membaik, nanti sore sudah diperbolehkan untung pulang. Tapi jika keadaan Marissa belum juga pulih maka dia masih dirawat hingga keadaannya benar-benar pulih.
"Apa yang kamu rasakan Marissa?" Tanya dokter Husain. Sedangkan Kevin sedang mengoleskan salep di seluruh lukanya Marissa.
"Masih pusing, masih merasakan perih di luka-lukanya, masih sakit hati juga dok!" Ucap Marissa.
Sedangkan dokter Husain malah terkekeh ketika mendengar keluhan pasiennya yang satu ini. Sedangkan Kevin dia ingin sekali menjitak kepala Marissa yang jawab dengan seenaknya. Bukan seenaknya sih, lebih tepatnya ke curhat.
"Baiklah, keluhan anda saya terima tapi kecuali yang sakit hati ya haha! Karena sakit hati yang bisa menyembuhkan berasal dari diri kita sendiri, mau tidak berdamai dengan keadaan. Kalau sudah bisa berdamai dengan keadaan, coba ikhlaskan semua yang telah terjadi dan juga sembuhkan luka yang ada di hati!" Jelasnya dokter Husain. Marissa pun menganggukkan kepalanya dengan terkekeh. Bisa-bisanya dia curhat kepada dokter yang tengah memeriksanya. Kalau Kevin sih gak masalah sih, tapi kalau dokter Husain? Duh malu nih Marissa haha.
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Kevin untuk memastikan keadaan Marissa sudah lebih membaik dari sebelumnya.
"Sudah lebih baik dok, nanti sore sudah bisa pulang! Setelah ini, saya akan buatkan surat kepulangan untuk Marissa!" Ucap dokter Husain. Marissa pun tersenyum sumringah ketika dia diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Dia sudah tidak sabar kembali di kamar tercintanya dan bermanja-manja dengan mamanya.
Setelah selesai mengecek kondisi Marissa, dokter dan juga suster pun keluar dari kamarnya Marissa, lalu melanjutkan tugasnya untuk mengecek kondisi pasien lainnya.
2 jam kemudian, Marissa berbaring di ranjangnya. Dia sedang berpikir kalau saat ini wajahnya penuh dengan luka dan nanti ujung-ujungnya bakalan meninggalkan bekas.
Pintu kamar terbuka yang menampakkan Kevin sedang berjalan ke arah ranjang Marissa. Marissa bisa melihat wajah Kevin yang sangat kusut. Mungkin dia belum istirahat ditambah lagi dengan kerjaannya yang menumpuk.
"Udah makan?" Tanya Kevin kepada Marissa. Marissa diam dan memandang wajah Kevin dengan lekat.
"Lo gak pulang?" Tanya Marissa.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...