Marissa mendengus kesal, tidak ada gunanya Kevin nungguin dia di UKS. Bukannya membantu dia, tapi malah ngajak ribut mulu.
°°°
Setelah selesai penyuluhan kesehatan yang dibawakan oleh Regan, akhirnya kedua dokter tampan tersebut kembali ke rumah sakit. Namun, mereka kembali ke rumah sakit tidak sendirian. Mereka bersama dengan Marissa. Memang Marissa diizinkan untuk pulang ke rumah, agar dia bisa istirahat.
Ketika sedang berjalan beriringan dengan Kevin, Marissa mendengar banyak hujatan-hujatan yang bisa didengar oleh telinganya.
'Dia pakai pelet?'
'Kenapa dia sama Kevin?'
'Iri gue sama dia,'
'Jelas!!! Dia pakai pelet itu mah,'
Marissa ingin sekali memaki-maki mereka. Namun, tidak bisa melakukannya. Karena dia sedang sakit dan tidak ingin mencari keributan di sekolahnya.
Ketika berjalan beriringan dengan Kevin, tiba-tiba terlintas ide dibenak Marissa. Marissa tersenyum bangga atas ide yang didapatkannya. Langsung saja dia melaksanakan ide tersebut. Dia merengkuh lengan Kevin dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Kevin kaget dengan perlakuan Marissa terhadapnya. Tiba-tiba saja Marissa sweet dengan Kevin. Padahal biasanya Marissa seperti mak lampir. Kevin hanya diam dan tidak melawan ketika Marissa merengkuh lengan tangannya. Ketika mereka sudah sampai di mobil, mereka pergi meninggalkan sekolahan dan menuju ke rumahnya Marissa.
°°°
Senja telah pergi. Kini malam mulai sepi. Hanya udara dingin yang setia menyelimuti.
Marissa mulai persiapan untuk tidur. Tidur lebih awal daripada hari-hari sebelumnya. Karena malam ini dia gunakan untuk beristirahat, melupakan semua yang telah terjadi terhadapnya.
Menarik selimut sampai menutupi sebagian tubuhnya. Matanya perlahan tertutup untuk menuju bunga tidur yang indah. Setelah beberapa menit dia mencoba untuk tidur, tetapi jiwanya masih belum bisa untuk beristirahat. Dia masih kepikiran tentang Kevin. Entah kenapa akhir-akhir ini, dirinya terus memikirkan Kevin. Tidak tau tentang perasaan apa yang telah mengguncangkan hatinya.
Dibalik selimut, Marissa mendengar ketukan pintu kamarnya dari luar. Dia berusaha bangun untuk membukakan pintunya. Namun, dia masih tetap berbaring di ranjang karena dia merasakan lemas ditubuhnya.
Ceklek
Marissa terkejut ketika yang datang adalah Kevin. Jantung yang tak karuan membuat dirinya merasa sesak di dada.
"Lo belum tidur?" Tanya Kevin dengan duduk di atas ranjang.
"Gu-gue,"
"Nih makanan, gue bawain buat lo!" Potong Kevin sebelum Marissa menjawabnya.
"Apa peduli lo buat gue?" Tanya Marissa.
"Karena gue emang peduli sama lo,"
"Gak mungkin! Lo itu orangnya seperti setan tau, kalau tidak ditanya gak mau bicara! Kalau gak gitu lo suka marah-marahin gue,"
Kevin meletakkan jari telunjuknya ke arah bibir merah muda milik Marissa ketika dia mendengar ucapan dari mulut Marissa. Entah mengapa hati Kevin sangat perih ketika Marissa berbicara seperti itu.
"Gue pergi," ucap Kevin dengan lirih.
Ketika Kevin hendak pergi, tangan Kevin dicegah oleh tangan Marissa untuk tetap disini untuk menemani malamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...