Hati manusia memang sulit ditebak! Kadang baik dan kadang buruk, tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan sebelumnya
°°°
"Ehem," deheman seseorang dari arah pintu ruang rawat inap.
"Ehh," ucap Marissa.
"Gimana kabarnya?" Tanya mama Laurent dengan memasuki ruangan.
"Alhamdulillah baik Ma,"
Mama Laurent hanya tersenyum tipis dan meletakkan makanan yang dibawanya dari rumah. "Udah makan?" Tanya mama Laurent.
Marissa hanya menggelengkan kepalanya. Memang dari kemarin malam Marissa belum makan. Bukan karena apa, tapi memang rasa makanannya terasa pahit di mulutnya. Dan apalagi dia makan buah. Tanpa basa-basi, Marissa langsung memuntahkan makanannya kembali yang telah dimakannya.
Dengan penuh perhatian, mama Laurent menyuapi Marissa sedikit demi sedikit. Tapi sayangnya Marissa malah menolak mentah-mentah makanan tersebut dengan alasan makanannya terasa pahit.
Kevin mendengar keluhan makanan dari Marissa, dia sangat geram. Ingin sekali dia menyuapi paksa hingga benar-benar habis.
"Ayo dong, nanti ayam tetangga kamu mati lo!" Bujuk mama Laurent bagaikan Marissa masih umur tiga tahun.
"Gak mau,"
Kevin mendengar tersebut langsung meraih makanan Marissa dan menyuapinya. "Makan," ucap Kevin secara singkat.
"Gak mau,"
"Kenapa gak mau makan?"
"Pahit,"
Kevin berpikir keras supaya Marissa mau makan makanannya. Terlintas ada ide di benak Kevin. Akhirnya Kevin mencoba cara tersebut.
"Buka mulutmu, pesawat terbang akan datang! Aaaaaaa," ucap Kevin dengan memeragakan sendoknya sebagai pesawat terbangnya.
Marissa hanya mengangkat alis sebelah. Dia benar-benar seperti anak kecil ketika sedang disuruh makan.
Disisi lain, mama Laurent menahan ketawanya. Bisa-bisanya Kevin memeragakan sendok sebagai pesawat terbang supaya Marissa makan makanannya.
"Ayo! Pesawatnya mau landing nih, buka mulutmu! Aaaaa," ucap Kevin yang masih memeragakan sendok sebagai pesawat terbang.
Marissa menahan ketawanya. Dia tidak tega melihat bujukan dari Kevin bagaikan dirinya sedang berumur tiga tahun yang tak mau makan. Dengan senang hati, akhirnya Marissa mau makan meskipun dia terpaksa.
"Kevin, pahit!" Keluhnya Marissa.
"Dimakan dong, nanti gak sembuh-sembuh. Mau gue suntik terus kek kemarin?"
Marissa hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.
"Makanya lo makan yang banyak," ucap Kevin dengan menyuapi Marissa.
Hanya lima sendok Marissa makan. Selebihnya dia merasa mual. Kevin juga menyudahi makanan yang dimakan oleh Marissa. Agar Marissa tidak memuntahkan kembali makan makanannya.
Mama Laurent masih setia sebagai penonton di sofa. Dia terkekeh melihat dua orang yang berada dihadapannya. Yang satu membujuk Marissa bak anak kecil yang berumur tiga tahun. Dan yang satunya lagi gak mau makan sama sekali.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampakkan dokter Husain serta 2 perawat yang menemaninya bertugas.
"Permisi," ucap dokter Husain.
Kevin segera bangkit dan mempersilahkan mereka mengecek kondisi kesehatan Marissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...