"Marissa," sapa seorang pemuda tampan yang sedang berdiri tak jauh dari tempat Kevin berdiri.
"Hay?" Sapa balik Marissa.
Pemuda tampan tersebut mendekat ke arah Marissa. "Gimana kabar lo? Terus ini siapa?" Tanya Gilang.
"Gue baik aja Lang, ini? Entuh yang waktu itu," ucap Marissa.
"Ohh yang lo ceritain waktu itu, oke gue ngerti! Hay bro? Gimana kabar lo? Baik aja kan?" Ucap Gilang kepada Kevin setelah berbicara kepada Marissa.
"Iya baik," ucap Kevin dengan singkat jelas dan padat.
"Ohh iya lupa! Kenalin gue Gilang Aditya sepupu dari Marissa. Pemuda tampan tapi bukan Harry Potter yang bisa terbang tapi bisa makan," ucap Gilang dengan menjulurkan tangannya kepada Kevin.
Kevin menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Gilang. "Gue Kevin," ucap Kevin.
"Cuek ternyata, iya udah gue masuk duluan!" Ucap Gilang dengan meninggalkan Marissa dan Kevin di luar rumah.
"Aneh," gumam Kevin.
Marissa mendengar gumaman dari Kevin langsung menginjak kakinya Kevin dengan keras. Seketika, Kevin langsung meringis kesakitan. Marissa tertawa puas dan langsung meninggalkan Kevin tanpa mengucapan terima kasih.
°°°
Matahari mulai tergantikan oleh bulan dan bintang. Senja pun datang untuk menggantikan matahari. Malam dingin mulai menyelimuti udara.
Marissa mulai merias diri untuk pergi bersama Kevin. Entah dirinya mau di bawa kemana. Yang penting Kevin tidak akan melakukan hal buruk kepadanya.
Tin
Tin
Tin
Suara klakson mobil Kevin terdengar sampai kamar Marissa. Sehingga, Marissa keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menemui Kevin.
Marissa menuruni anak tangga satu per satu. Jalan dengan anggun mengenakan high heels sudah biasa di lakukan oleh Marissa. Mengenakan dress bewarna white di padukan dengan accecoriess rambut yang sangat cocok untuknya. Make up natural menambah kesan cantik.
Kevin melihat Marissa turun dari tangga. Dia memandang Marissa dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Cantik," satu kata yang berhasil keluar dari mulut Kevin yang suka marah-marah karena hal sepele. Akhirnya Kevin berdiri saat Marissa sudah berada di hadapannya.
Gilang yang sedari tadi duduk di sofa bersama Kevin, tidak sengaja mendengar pujian dari mulut Kevin untuk Marissa. "Ternyata lo bisa muji juga, kirain lo hanya bisa maki-maki orang," ledek Gilang.
"Hsst diam lo," ucap Kevin yang mendengar ledekan dari Gilang.
"Iya udah sono pergi!" Ucap Gilang dengan melemparkan majalah ke arah meja.
"Lo ngusir? Ini rumah gue, seharusnya gue yang ngusir lo!"
"Warga +62 harus santuy," ucap Gilang.
Kevin menjulurkan tangannya kepada Marissa. Marissa bingung untuk apa tangan Kevin dijulurkan kepadanya.
"Gak peka amat sih neng, tuh gini maksudnya! Gitu aja gak peka," ucap Gilang dengan mengaitkan tangan Marissa dan Kevin, lalu meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.
"Ayo," ucap Kevin. Marissa menjawabnya dengan anggukan kepala.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...