"Gak gini juga kali," ucap Marissa dengan keluar dari kolam renang.
°°°
Keesokan harinya, Marissa merasakan tidak enak badan. Dia merasakan flu menyerang badannya. Mungkin karena kemarin Kevin menceburkan dirinya ke dalam kolam. Bukan sok manja atau apa ya? Tapi emang dirinya kaget ketika air kolamnya dingin.
Mau tidak mau, hari ini Marissa harus masuk sekolah. Karena kemarin malam ada pengumuman kalau hari Senin ada penyuluhan kesehatan dari Rumah Sakit setempat.
Marissa hari ini tidak diantar oleh Kevin. Tapi profesi antar-jemput Marissa sementara dipegang oleh Gilang. Dengan alasan, Gilang ingin menjaga Marissa. Menjaga Marissa itu mustahil bagi Gilang. Bagaimana tidak? Setiap menyetir mobil, dia selalu menabrakkan mobil Marissa ke barang yang keras. Hal itu lah yang membuat Marissa sangat malas kalau diantar oleh Gilang.
"Udah siap gue antar?" Tanya Gilang kepada Marissa yang sudah berada di ruang makan.
"Malas gue! Lo selalu nabrakin mobil gue, lo sengaja ya?" Ucap Marissa sambil makan roti yang telah diolesi oleh selai cokelat.
"Emang iya, biar dapat mobil baru!"
"Emang mobil baru harganya kayak mobil mainan, ayo!!!"
"Kemana?"
"Berangkat sekolah lah, mau kemana lagi coba? Eh awas lo, jangan nabrakin mobil gue lagi,"
Gilang mengangkat jempolnya ketika dia mendengar ucapan dari Marissa.
°°°
Disisi lain, Kevin tampak sibuk di ruangannya. Dia memanggil perawat sana sini untuk membantu pekerjaannya. Pekerjaan yang sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi. Bagaimana tidak? Hari ini terdapat 2 jadwal operasi. Sore dan malam. Untung saja jadwal operasi bukan pagi hari. Karena pagi hari ini ada penyuluhan kesehatan di SMA Earli. Yang sekolahannya itu tidak jauh dari RS Guavisien.
Kevin tampak bingung ketika dokter yang akan menemaninya berhalangan hadir. Dia mencoba mencari penggantinya, namun hasilnya nihil. Dia terus berfikir untuk memecahkan masalahnya sendiri. Terlintas dipikirannya nama dokter yang pas untuk menggantikan dokter yang berhalangan tersebut. Cepat-cepat dia menghubungi pihak terkait. Untung saja dokter tersebut dapat menghadiri acara penyuluhan kesehatan tersebut.
Setelah menemui dokter yang hendak dia ajak ke penyuluhan kesehatan, Kevin tanpa basa-basi untuk mengajaknya ke ruangannya. Dokter tersebut bernama Regan Prima Hasan. Siapa yang tidak kenal dengan dokter Regan? Dokter tampan yang memiliki pekerjaan mapan. Dia sebagai dokter umum yang cukup terkenal. Dan tidak lupa juga, dirinya juga dikelilingi banyak cewek cantik diluar sana. Tapi Regan memilih sendiri, karena dirinya ingin menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi.
"Ini ruangan lo?" Tanya Regan ketika sudah sampai di ruangan milik Kevin.
"Iya," jawab Kevin singkat.
"Lo gak pernah berubah! Selalu ketus dan yang paling penting, lo suka marah karena masalah sepele," goda Regan. Regan hanya terkekeh geli melihat ekspresi Kevin yang tidak bisa ditafsirkan. Antara marah, sebal, dan cuek.
Sebenarnya mereka sudah berteman sejak SMA. Namun, pertemanan mereka mulai memudar ketika Regan salah paham dengan Kevin. Karena Regan menyangka bahwa Kevin telah merebut kekasihnya. Padahal kekasihnya Regan lah yang selalu menggoda Kevin. Tapi Kevin malah kena getahnya sendiri. Pada saat itu, Kevin hanya bersikap dingin terhadap kejadian tersebut. Masih untung Kevin bersikap dingin, kalau tidak? Mungkin muka perempuan itu sudah dicabik-cabik oleh tangan Kevin sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...