Malam harinya, Marissa sedang makan malam bersama mamanya. Tak ada percakapan diantara mereka, karena mereka sedang menikmati makan malamnya.
Setelah makan malam, Marissa menuju ke kamarnya. Seperti biasa, dia menonton film kesukaannya.
Malam semakin larut, Marissa melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam. Sudah tak terasa dia memandangi laptop selama 3 jam karena film.
Marissa mengambil handphonenya yang tidak ada notifikasi apapun. Akhirnya Marissa menutup handphonenya dan merebahkan dirinya di ranjang. Tak lama kemudian, Marissa merasakan ngantuk dan akhirnya tertidur pulas hingga esok paginya.
°°°
Marissa mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia tak menyangka jika hari sudah siang. Dia melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Setelah mengumpulkan nyawanya, Marissa pun membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Dan tidak lupa untuk berdandan agar terlihat cantik.
Marissa merasa bosan di kamar berjam-jam, akhirnya dia turun ke bawah untuk menonton TV yang ujung-ujungnya hanya di pindah-pindah hingga menemukan acara TV yang menyenangkan bagi Marissa.
Marissa celingak-celinguk mencari seseorang. Tapi tidak ada orang satu pun di dalam rumahnya. Akhirnya Marissa bertanya kepada satpam penjaga rumahnya dan katanya mamanya Marissa sedang keluar untuk membeli sesuatu. Marissa pun hanya ber-oh ria.
°°°
Sesampainya di rumah, mama Vania membawa beberapa kantong belanjaan ke dapur. Dan Marissa pun membuntutinya.
"Darimana ma?" Tanya Marissa.
"Belanja makanan," jawabnya dengan memasukkan sayuran ke dalam kulkas.
"Kok tumben banyak amat? Untuk siapa?" Tanya Marissa. Mama Vania hanya diam tak mau menjawab pertanyaan dari Marissa. Marissa pun menghembus napasnya berat, dia hanya menyipitkan matanya dan diam saja.
Malam harinya, Marissa mendengarkan lagu di dalam kamar. Dia bernyanyi bersenda gurau sendirian. Dia hanya menghibur diri agar tidak memikirkan apa pun.
Tapi pada saat lagunya selesai, dia tak sengaja mendengar suara mobil masuk ke dalam rumahnya. Dia berpikir kalau itu Kevin. Tapi Kevin memberi tau Marissa bahwa dirinya sedang sibuk di rumah sakit.
Merasa kepo, Marissa pun melihat dari jendela kamarnya. Tapi, orangnya sudah masuk ke dalam rumah. Sehingga dia tidak bisa melihat siapa pemilik mobil tersebut. Dan Marissa tidak bisa menyimpulkan bahwa mobil tersebut adalah mobil milik Kevin. Karena dia tau mobil Kevin yang biasanya, tapi ini dia tidak mengenalinya.
Merasa haus, Marissa pun harus turun ke bawah untuk mengambil air putih. Marissa menuruni anak tangga satu per satu. Dia terkejut ketika ada Kevin di dapur. Marissa pun mempercepat langkah kakinya untuk menghampiri Kevin.
"Kenapa tiba-tiba kesini? Katanya sibuk?" Tanya Marissa dengan menuangkan air putih ke dalam gelas.
"Pengen aja? Gak boleh?" Ucap Kevin dengan sifat judesnya serta pergi meninggalkan Marissa.
Marissa memegang lengan si Kevin yang mengartikan jangan pergi terlebih dahulu, "judesnya mulai lagi deh!" Protes Marissa yang tidak suka dengan sifat aslinya Kevin. Tapi disisi lain Marissa suka dengan sifatnya itu ketika bersama dengan perempuan lain, jadi dia tak khawatir dengan Kevin karena lama-lama perempuan enggan dekat dengannya.
"Maaf sayang," ucap Kevin.
"Kenapa tiba-tiba kesini? Kan aku gak siap apa-apa, gak make up, gak ada apa-apa sayang!" Ucap Marissa dengan manja kepada Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Ficção Adolescente[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...