Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh para siswa siswi SMA Earli. Karena bulan lalu mereka semuanya sudah melakukan ujian akhir semester. Dimana ajang penentuan naik kelas atau tidak.
Marissa nampak semangat dengan ditemani oleh mamanya. Karena orang tua kali ini diundang juga. Marissa dan mamanya duduk di tengah-tengah. Jadi Marissa bisa melihat pensi yang telah disiapkan oleh anggota OSIS.
Acara demi acara telah dilalui. Saatnya pengumuman siapa saja yang mendapatkan peringkat terbaik di kelas maupun sekolah. Jantung Marissa tidak bisa dikondisikan. Dia sangat khawatir jika peringkat yang diraihnya bisa menurun.
"Tenang, semuanya sudah diatur!" Tenangnya mama Vania yang melihat Marissa gugup. Marissa pun menjawab dengan anggukan kepala.
Pembawa acara mengumumkan peringkat dari kelas 10 dan 11. Karena kelas 12 sudah melaksanakan pelepasan minggu lalu.
"Peringkat pertama dari kelas 11 IPA 1 adalah..." Ucap pembawa acara yang bikin Marissa lebih gugup lagi.
"Mungkin kalian sudah tau siapa peringkat pertama di kelas 11 IPA 1, karena ini turun menurun selalu dia!" Perpanjang nya pembawa acara agar suasana lebih menegangkan.
"Ini dia peringkat pertama dari kelas 11 IPA 1 adalah Marissa Clarasati Nishi," ucap pembawa acara.
Marissa pun syok dengan apa yang diucapkannya. Dia berhasil menjadi peringkat pertama dikelasnya. Ini benar-benar membuat dirinya lebih sedikit tenang.
"Dan ini dia yang paling ditunggu-tunggu," ucap pembawa acara. Pembawa acaranya tak hanya 1 tapi 3. Jadi saling bersautan satu dengan yang lainnya.
"Benar banget, ini sangat-sangat fenomenal, fantastis, bombastis, dan spektakuler! Karena ini adalah pengumuman peringkat paralel satu sekolah,"
"Huuuuu, rasanya deg deg deg an banget nih! Soalnya saya dari tadi sudah mendengar denyutan jantung dari para siswa siswi,"
"Tidak usah menunggu lama ya, langsung aja kali ya? Langsung saja kami umumkan peringkat pertama paralel se–sekolahan, peringkat pertama ini sangat spesial, karena apa? Karena yang peringkat pertama ini dia akan mendapatkan uang yang akan diserahkan langsung oleh bendahara sekolah, jadi nih dia akan bebas biaya selama satu tahun," terang pembawa acara.
"Wow! Ini bukan anak sembarangan ini, otaknya sangat pintar!" Ucap pembawa acara.
Marissa geram. Karena ketiga pembawa acara tersebut terlalu banyak berbicara. Kenapa gak langsung to the point saja? Kan lebih enak.
"Yang mendapatkan peringkat pertama paralel se–sekolahan adalah...."
1
2
3"Marissa Clarasati Nishi!" Ucap pembawa acara dengan kompak.
Semua orang yang ada di gedung serba guna sekolahan bertepuk tangan. Marissa sangat speechles. Dia sangat bahagia kali ini. Apa yang diinginkannya bisa tercapai.
Marissa naik ke atas panggung untuk mendapatkan sertifikat dari sekolahan. Terlihat di atas sana raut wajah mamanya. Bisa diprediksi jika mamanya sangat bangga terhadap dia.
°°°
"Selamat Marissa, mama bangga kepada kamu," ucap mama Vania yang sudah berada di rumahnya.
"Iya ma, padahal Marissa gak berharap bisa dapatin peringkat ini, karena ada mapel yang Marissa tidak bisa! Tapi ternyata BOOM," ucap Marissa dengan semangatnya melentangkan kedua tangannya.
"Pertahankan Marissa," ucap mama Vania dengan memeluk Marissa.
Marissa pun membawa sertifikat ke arah almari yang sudah tersedia khusus dirinya. Karena almari tersebut khusus menyimpan penghargaan-penghargaan yang diraih oleh Marissa. Kini almari tersebut penuh dengan piala, piagam, maupun sertifikat. Kalau ditotal kurang lebih 50 penghargaan atas kepintarannya dalam olimpiade atau penghargaan non akademik.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Fiksi Remaja[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...