"MAKAN ITU SEMUA!" Ucap Kevin dengan nada penekanan. Kevin pun pergi dengan membawa kantong belanjaan milik Marissa.
°°°
Langkah kaki Kevin masih berusaha mengejar langkah kaki Marissa yang nampak jauh ketinggalan. Kevin berusaha untuk berlari dan menerobos kerumunan orang-orang yang berada di mall.
Hingga akhirnya, Marissa berhenti di depan pintu lift yang masih belum terbuka. Dengan cepat, Marissa memencet tombol pintu lift agar cepat terbuka. Namun, nyatanya pintu lift tak kunjung terbuka meskipun Marissa memencetnya berkali-kali.
Ting!
Pintu lift terbuka, Marissa pun masuk ke dalam lift. Namun, tangannya di cekal oleh tangan kekar. Lalu Marissa di bawa masuk ke dalam lift.
Marissa hanya diam dan mengalihkan pandangannya dari Kevin. Seolah-olah dia tak melihat Kevin yang sudah berada di sampingnya.
Kevin melirik ke arah Marissa. Nampak Marissa memalingkan pandangannya dari Kevin. Kevin memegang tangan Marissa, namun di tepis kasar oleh dia. Fiks! Marissa marah kepada Kevin.
Pintu lift terbuka, Marissa pun segera pergi meninggalkan Kevin. Dia berlari melewati kerumunan orang-orang lalu pergi ke jalan raya untuk mencari taksi.
Marissa merasa kepanasan diluar. Dia mengipas-ngipaskan tangannya agar sedikit dingin. Namun, nyatanya terik matahari terlalu menyengat.
Marissa menoleh kanan kiri untuk mencari taksi. Tapi tak ada satupun yang lewat di jalan ini. Ingin sekali Marissa berlari untuk mencari ojek. Namun, cuacanya terlalu menyiksa Marissa.
Marissa pun berjalan kaki, siapa tau di depan ada taksi yang lewat.
Bugh!
"Aduh!" Rintih Marissa ketika dia menabrak dada bidang milik Kevin. Marissa melihat ke arah Kevin lalu memalingkan wajahnya.
"Dengerin gue!" Ucap lirih Kevin. Marissa hendak pergi dari hadapannya, Kevin segera memegang erat tangan Marissa agar dia tidak bisa pergi kemana-mana. Marissa memberontak. Namun, hasilnya pun nihil. Tenaganya tak sekuat tenaga milik Kevin.
"Lepasin," ucap Marissa dengan berusaha melepaskan tangan Kevin.
"Gue gak ada apa-apa sama Jihan," jelas Kevin kepada Marissa.
"Ngapain lo berduaan sama Jihan? Gue kecewa sama lo!" Ucap Marissa dengan jelas.
"Kan gue udah jelasin ke lo, kalau gue itu gak ada apa-apa sama Jihan! Lo salah paham,"
"Bulshit!"
Marissa melihat taksi, dia melambaikan tangannya untuk menghentikan taksi tersebut. Dengan cepat, Marissa masuk ke dalam taksi dan meninggalkan Kevin sendirian.
°°°
Di rumah, Marissa langsung menuju kamar tidur. Dia tak kuasa menahan tangis sejak kejadian tadi. Tapi Marissa menahannya, karena dia tak mungkin menangis di tempat umum seperti mall.
Kevin memakirkan motornya di depan rumah Marissa. Dia berjalan ke dalam rumah untuk menemui Marissa. Dia sempat bertanya kepada mama Vania dimana Marissa berada saat ini. Mama Vania pun memberi tahu dimana Marissa berada. Kevin pun beranjak pergi meninggalkan mama Vania untuk menemui Marissa.
Tok
Tok
TokKetukan pintu kamar Marissa membuat dirinya semakin geram. Dia berpikir kalau orang yang sedang mengetuk pintu kamarnya adalah Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Ficção Adolescente[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...