Keesokan harinya, Kevin sudah berada di rumahnya Marissa untuk menjemputnya. Marissa yang masih tertidur di kamar, dia dibangunkan oleh mamanya. Tetapi tak ada sahutan darinya. Akhirnya Kevin harus turun tangan untuk membangunkan Marissa.
"Marissa, bangun sayang!" Bangunkan Kevin dengan membisikkan ditelinga Marissa. Marissa yang mendengar suara Kevin hanya mengganti posisi tidurnya.
Kevin sudah tak bisa lagi untuk membangunkan Marissa. Dia mengambil air lalu menyipratkan air tersebut di wajah Marissa.
"Hmm, apaan sih?" Ucap Marissa.
"Bangun, udah siang!" Ucap Kevin.
"5 menit lagi ya,"
"Gak ada, sekarang bangun dan cepat mandi!"
Marissa terpaksa untuk bangun tidur. Dia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, Marissa mengenakan make up natural.
Marissa turun ke bawah. Ternyata dirumahnya sudah ada beberapa kerabat yang sengaja menginap dirumahnya. Iya mungkin daripada pulang pergi yang jauh, sekalian mereka menginap dirumahnya Marissa.
"Oh iya Marissa, nanti sekalian mampir ke toko kue ya. Ada pesanan mama di sana," ucap Mama Vania dengan menyodorkan nota pembelian. Marissa pun menganggukkan kepalanya lalu menerima nota tersebut.
Akhirnya Kevin dan Marissa pun pergi keluar untuk fitting baju dan juga mengambil pesanan kue untuk mama.
°°°
Sesampainya di butik, Kevin dan Marissa menemui tante Yuliana. Karena sebelumnya, mereka sudah membuat janji.
Tak butuh waktu lama, tante Yuliana dan juga asistennya menemui Kevin dan Marissa. Mereka mengobrol untuk membicarakan konsep pernikahannya.
"Baiklah kalau begitu silahkan mencoba gaun pengantin yang sudah saya siapkan kemarin," ucap tante Yuliana kepada Marissa. Marissa menganggukkan kepalanya dan mengikuti asistennya tante Yuliana.
Marissa mencoba gaun tersebut dan ternyata pas ditubuhnya. Marissa pun segera menemui Kevin untuk meminta pendapatnya.
"Sayang," panggil Marissa. Kevin pun menoleh ke arah Marissa, dan dia terkejut melihat kecantikan gaun itu dikenakan oleh Marissa.
"Bagaimana? Bagus gak?" Tanya Marissa.
"Bagus kok," jawabnya singkat.
Setelah merasa puas dengan gaunnya itu, Marissa berganti pakaian ke semula. Dan jujur, Marissa merasakan berat ketika memakai gaun tersebut.
Dan kini giliran Kevin, dia mencoba setelan jas yang akan dikenakan nantinya. Setelah merapikan kemeja dan juga jasnya, Kevin keluar untuk menemui Marissa.
"Bagaimana bagus gak?" Tanya Kevin ketika Marissa sudah melihat penampilannya.
"Oke juga, bagus kok! Terlihat perfect!" Ucap Marissa.
°°°
Setelah cukup fitting baju, akhirnya Kevin dan Marissa menuju ke sebuah toko roti. Entah apa yang dipesan oleh mamanya itu.
Sesampainya di toko roti, Marissa masuk ke toko tersebut lalu dia menuju kasir. Dia memberikan nota kepada kasir tersebut dan menerima barang yang dipesan oleh mamanya.
"Terimakasih ya mbak," ucap Marissa.
"Terimakasih kembali, semoga suka dengan rotinya!" Ucap kasir tersebut. Marissa hanya menjawabnya dengan senyuman lalu pergi meninggalkan toko roti tersebut.
°°°
Sesampainya dirumah, Marissa masuk ke rumahnya dan meletakkan roti pesanannya mama di dapur.
Marissa melihat Kevin yang tengah duduk di sofa tengah. Dia mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya lalu menyerahkan air tersebut ke Kevin.
Marissa duduk di sebelahnya Kevin dan mengambil novel lalu membacanya.
Kevin melihat Marissa yang fokus membaca, ada ide iseng dibenaknya. Kevin menyandarkan kepalanya di bahu Marissa dan meniup-niupi rambutnya Marissa. Marissa merasa risih ketika rambutnya beterbangan di wajahnya.
"Sssttt diam!" Tegur Marissa. Tapi Kevin tetap saja melakukan hal itu dan membuat Marissa tambah kesal.
Marissa yang dibuat kesal olehnya langsung pergi meninggalkannya ke kamar. Sedangkan Kevin, dia terkekeh melihat Marissa yang sedang ngambek kepadanya.
"Ngapain tuh anak?" Tanya mama Vania yang melihat Marissa pergi ke kamarnya.
Di kamar, Marissa melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda gara-gara ulah Kevin. Dia terus fokus membaca sampai lupa waktu kalau hari sudah semakin larut.
Tok
Tok
Tok
Marissa yang mendengar suara ketukan pintu kamarnya langsung membuka pintunya. Dan ternyata itu adalah mamanya.
"Kenapa belum tidur? Apa kamu lupa kalau lusa kamu udah menikah? Cepat tidur!" Ucap mama Vania.
"Iya ma, Marissa tidur sekarang!" Ucap Marissa. Setelah menutup pintu kamarnya, Marissa pun bersiap diri untuk tidur karena malam sudah larut.
°°°
Keesokan harinya, Marissa bersantai di kamarnya dengan menyeduh teh hangat. Tiba-tiba mamanya Marissa masuk ke dalam kamar dan duduk bersama dengan Marissa.
"Marissa, besok kamu sudah menikah! Mama sangat senang sekali bisa mendapatkan menantu sebaik Kevin," ucap Mama Vania.
"Apa mama pikir Kevin itu baik? Iya memang baik, tapi dulu sebelum dia kenal dengan Marissa, Kevin suka marah meskipun itu masalah kecil! Bayangin aja teman-temannya menjuluki dia devil doctor, apa gak serem tuh mah! Untung saja pasiennya tidak pada kabur," ucap panjang lebar Marissa kepada mamanya.
"Memang Kevin dulu seperti itu, tapi semenjak dia kenal kamu, dia berubah!"
"Ha? Berubah apanya ma, dia tetap sama Kevin yang dulu!"
"Marissa, ingat kata mama, semua manusia tidak ada yang sempurna! Manusia diciptakan untuk saling melengkapi! Dia mudah marah, tapi kamu yang menenangkannya sehingga dia tidak mudah marah lagi!"
"Bener kata mama,"
"Iya sudah mama pergi dulu ya, jangan lupa besok bangun pagi!"
"Siap bos,"
Setelah berbincang kepada mamanya, Marissa termenung sejenak. Dia tak menyangka akan menikah secepat ini. Dia dulu yang kekanak-kanakan sekarang sudah mau menikah saja.
°°°
Keesokan harinya, Marissa bangun pukul 4 pagi. Memang dia sengaja untuk bangun lebih awal karena dia tidak mau merepotkan siapapun dihari kebahagiannya ini.
Marissa bersiap diri, karena dia segera di make up oleh MUA. Setelah bersiap diri, Marissa mengunci pintu kamarnya. Karena dia tidak mau diganggu ketika sedang bermake-up.
Sekitar 2 jam Marissa di make up, kini dia sudah selesai. Tinggal ganti gaun pengantinnya saja. Dia memilih make up soft supaya terlihat natural dan cantik. Dan kini dia akan berganti gaun pengantinnya yang bewarna putih. Karena prosesi pertama yaitu ijab qobul, sehingga dia memilih warna putih untuk prosesi acara ini. Sedangkan nanti pada waktu pestanya dia memilih warna gold.
°°°
Next part❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...