8 |•MINGGU•|

404 33 4
                                    

Ketika Kevin sudah berada di ruang tamu. Tiba-tiba ada yang menanggilnya. "Kevin tunggu," ucap laki-laki paruh baya yang sedang berada di belakang Kevin.

Kevin mendengar ucapan dari laki-laki yang sedang di belakangnya, dia langsung menoleh ke arah belakang dan ternyata, laki-laki tersebut adalah papa Bov. Papa dari Marissa.

Papa Bov mendekat ke arah Kevin dan menepuk pundak Kevin secara perlahan. "Apa kamu Kevin?" Tanya papa Bov.

"Iya om? Gimana kabarnya?" Tanya Kevin basa-basi kepada papa Bov.

"Kabar baik! Apa kamu yang di jodohkan dengan Marissa?"

"Iya om,"

Ketika papa Bov mendengar jawaban dari Kevin, dia mengangkat tangannya ke atas. Kevin melihat tangan tersebut, dia memejamkan matanya seperti mau di tampar oleh kenyataan. Namun, papa Bov malah menepuk pundak Kevin secara perlahan. Jantung Kevin terasa seperti copot dari tempatnya. Kevin menghela nafasnya secara perlahan. Agar jantungnya mulai normal seperti biasanya.

"Apa kamu yakin dijodohkan dengan anak saya?" Tanya papa Bov serius.

Kevin hanya diam. Tak bisa menjawabnya. Karena Kevin tidak mau di jodohkan seperti ini. Apalagi orang tersebut tidak pernah dicintainya sama sekali.

"Kamu mikirin masalah cinta atau tidak?"

"Cinta akan tumbuh secara perlahan! Apa kamu tau? Dulu om juga dijodohkan dengan mamanya Marissa, saya kekeh untuk menolak! Tapi hari demi hari, cinta mulai tumbuh ketika kami sudah menikah! Saya berharap sama kamu Kevin! Tolong jaga Marissa," ucap papa Bov.

Kevin masih tetap diam. Tidak bisa menjawab sama sekali. Karena dia tidak mau kalau suatu hari nanti, dirinya tidak bisa mencintai Marissa dan dapat mengecewakan keluarga Marissa. Kevin menutup matanya dan bernafas secara perlahan. "I-iya om," jawab Kevin tidak yakin untuk menjawabnya.

"Iya udah, pulang sana! Rumah kamu di mana?" Tanya papa Bov.

"Di apartemen Kinanthi blok B nomer 20," jawab Kevin.

"Berarti dekat sini?"

"Iya om, tapi itu apartemen saya! Kalau rumah saya di Jakarta Utara om,"

"Jauh juga," ucap papa Bov.

Setelah berpamitan, Kevin langsung pulang untuk menuju rumahnya sendiri. Karena dia tidak mau bertemu lagi dengan orang-orang. Apalagi Kevin tidak suka berkumpul terlalu banyak orang.

°°°

Keesokan harinya, Marissa masih tidur pulas di atas ranjang. Dia belum sadar kalau hari sudah semakin siang. Kini jam bekernya sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi. Padahal, dirinya sudah mengatur alarm pukul 06.00 pagi. Mungkin karena kejadian se-malam membuat dirinya lelah.

Tin

Tin

Tin

Klakson mobil terdengar sampai ke kamar Marissa. Namun, Marissa tetap belum bangun juga dari tidurnya.

"Marissa!!!" Teriak Gilang sambil menggedor-gedorkan pintu kamar Marissa.

"Belum bangun dia Vin," tambahnya kepada Kevin.

"Apakah kamarnya di kunci?" Tambahnya.

"Mungkin tidak, nah kan tidak!" Ucap Gilang setelah mencoba membuka kamar Marissa.

Kevin langsung berjalan untuk membangunkan Marissa. Kevin melihat Marissa yang sedang tidur pulas. Marissa tidak terusik oleh gedoran pintu yang mampu membuat cicak-cicak pergi dari kamar Marissa. Kevin berusaha membangunkan Marissa. Namun, hasilnya nihil. Dia sangat tidur pulas.

THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang